26 (warning)

2.6K 143 1
                                    

...

Chenle tersenyum mengingat sekarang hubungannya dengan Jisung bukan hanya sekedar teman se-unit tapi sepasang kekasih. Kemarin Chenle sudah memantapkan hatinya untuk menerima Jisung dan Jisung bilang ketika ia sudah mempunyai keberanian ia akan melamar Chenle didepan kedua orang tuanya.

Setelah pulang kantor Chenle dan Jisung memutuskan untuk berbelanja dengan Jisung yang menjemput Chenle menggunakan mobilnya.

Di super market Chenle sibuk mencari-cari bahan untuk kebutuhan bulanan mereka sedangkan Jisung hanya mendorong trolli dan mengikuti langkah Chenle dari belakang.

Jisung berdiri disamping Chenle yang sedang sibuk memilah-milah makanan ringan untuk persediaan ketika mereka ingin menonton film di apartnya.

"Chenle-yaa, untuk apa kau membeli banyak ramyeon?" tanya Jisung heran melihat banyak sekali ramyeon di keranjangnya.

"Karna aku menyukainya Park." jawab Chenle masih fokus dengan beberapa makanan didepannya.

Jisung hanya menggeleng mendengar jawaban Chenle.

Setelah selesai belanja mereka segera pulang dan Chenle langsung membuat makan malam untuknya dan juga Jisung.

Selepas mandi Jisung langsung menghampiri Chenle yang sedang berkutat di dapur. Jisung memeluk pinggang Chenle dari belakang dan menghujani tengkuk Chenle dengan kecupan.

"Rasanya aku ingin segera menikahi mu." ucap Jisung manaruh dagunya di pundak Chenle.

"Datang dan temuilah orang tua ku dulu Park." balas Chenle.

"Aku belum memiliki keberanian apa lagi dengan latar belakang keluarga ku yang sangat jauh berbeda dengan keluarga mu."

Chenle melepas pelukan Jisung lalu berbalik menatap pria jangkung itu.

"Park, aku tidak peduli dengan harta mu selagi kau setia aku akan menerima mu apa adanya. Baba ku juga tidak akan peduli dengan latar belakang keluarga mu selagi kau baik pada ku dan tidak bermain kasar kau pasti akan diterima oleh keluarga ku." jelas Chenle.

Jisung tersenyum saat Chenle menempelkan bibirnya kearah bibir Jisung, walau hanya menempel tapi itu terasa sangat tulus bagi Jisung.

Ceklek.

Beberapa orang masuk ke unit mereka lalu melihat pemandangan yang tak senonoh didepan sana.

Chenle dan Jisung masih belum sadar akan kehadiran hyung-hyungnya itu. Mereka masih menikmati ciuman itu begitupun dengan beberapa hyung-hyungnya.

"Oow, sepertinya kita datang di waktu yang salah." ucap Haechan mengalihkan atensi dua pasangan didepan sana.

Mengapa mereka bisa masuk? Jawabannya karna mereka memiliki Mark yang mengetahui password apartemen Chenle.

Chenle dan Jisung menatap hyung-hyungnya malu, pipinya memerah.

"Sepertinya baby lumba ku sudah dewasa." goda Mark.

Mereka para hyung berjalan ke sofa ruang tamu dan menaruh banyak makanan yang dibawanya.

Chenle melanjutkan masaknya sedangkan Jisung mulai bergabung dengan para hyung-hyungnya itu.

"Apa kau sudah melakukannya Park?" tanya Jeno pelan.

"M-melakukan apa?" Jisung was was dengan pertanyaan hyungnya itu

Mark melirik Jisung. "Aigoo Jisungie, kau benar-benar melakukan 'hal itu' pada adikku?"

Jisung membulatkan matanya. "Aa-h? T-tidak tuan, mana mungkin aku berani melakukannya."

Mark dan Jeno terkekeh. "Jika kau ingin melakukannya gunakan pengaman."

Jisung tersedak ludahnya sendiri, mengapa hyung-hyung ini sangat bodoh. pikirnya.

Chenle mendudukan dirinya disamping sang kekasih, ramyeon yang dia masak di taruh diatas meja sofa lalu ia mengambil minuman yang di beli para hyung.

"Jisung-ah setel lah beberapa film." pinta Renjun.

"Netflix and chill?" Renjun langsung menghadiahi salah satu kekasihnya (Jeno) itu dengan tinjuan.

Jisung berjalan mendekati televisinya dan mulai menyetel satu film yang bergenre horor lalu kembali terduduk disamping Chenle.

Chenle yang tau Jisung ada disampingnya langsung manaruh kepalanya dibahu sang kekasih dengan tangan yang memegang salah satu snack, sesekali ia juga menyuapi Jisung.

Disaat ada adegan berciuman Chenle lengsung menyembunyikan wajahnya di ketiak Jisung berbeda dengan para hyung yang langsung memperagakan.

"Hmmpphh."

"slurrpp."

"Nghhh."

Chenle menengok kebelakangnya dan melihat para hyungnya yang sedang asik bercumbu, ia beralih menatap Jisung yang terlihat santai dengan suara suara tidak berakhlak itu.

"Yak! Hyung lakukan lah dikamar." teriak Chenle tak tahan.

Jisung terkekeh melihat wajah emosi Chenle. Ia langsung menarik Chenle agar semakin dekat dengannya, para hyung sedang bersiap-siap untuk pergi kekamar Chenle dan sepertinya malam ini Chenle dan Jisung akan tidur di ruang tamu.

MarkHyuck berjalan kearah kamar Chenle sedangkan NoRenMin berjalan kearah kamar Jisung mereka serempak mengunci kamar terebut dan memulai aksinya.

Chenle menatap Jisung, ia takut lelaki itu juga akan menyerangnya.

"Jisung-ah? Kau baik-baik saja?" tanya Chenle.

"Kau tidurlah aku masih bisa menahannya." jawab Jisung.

Jisung langsung menarik Chenle agar tiduran di sofa ia keluar mengambil selimut yang berada dijemuran lalu menyelimuti Chenle.

"Tidurlah." ucap Jisung halus.

"Kau akan tidur dimana?" Chenle bingung, mereka hanya memiliki satu sofa lalu dimana Jisung akan tertidur.

"Aku akan tidur di karpet."

"Tapi itu akan membuatmu sakit." Chenle khawatir. "Kita bisa tidur berdua disini."

Jisung menggeleng pelan lalu mengusap surai hitam milik Chenle. "Tidak, itu akan membuat badan mu sakit-sakit. Lebih baik kau tidur sekarang atau nasib mu akan sama dengan Haechan dan Renjun hyung."

Chenle mengidik ngeri mendengar ancaman Jisung. Akhirnya ia mulai menutup matanya dan pergi kealam tidur.

Jisung mengcup kening Chenle lalu ia mematikan televisi yang masih memutarkan film horor itu.

"Sshh markhhh fastthh"

"Nghh.."

"Sialan." Jisung mendengus saat mendengar suara desahan yang lolos dari ke dua kamar itu, ia tak tahan dan langsung pergi kekamar mandi milik Chenle yang letaknya didepan kamar Chenle.

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang