27

2K 133 0
                                    

...

Pagi-pagi sekali Jisung sudah di telfon oleh orang tuannya, orang tuannya meminta Jisung agar pulang dulu ke rumah mereka dikampung halaman.

Kemarin Lami mengadu pada ke dua orang tua Jisung karna dirinya ditendang, orang tua Jisung tentunya marah maka dari itu mereka meminta Jisung untuk pulang dan meluruskan hal ini.

Beruntung Chenle masih berada di dalam kamar mandi jadi ia tak mendengar alasan Jisung disuruh pulang.

Haechan, Jaemin dan Renjun sedang sibuk dengan masakan sedangkan Jeno, Jisung dan Mark menonton berita di tv.

Chenle berjalan dari arah kamarnya menuju hyung-hyungnya yang sedang masak ia ingin membantu tapi masakannya sudah siap semua.dahla.

Mereka sarapan dengan khidmat sesekali ada beberapa hal kebucinan dari bapak Lee Jeno beserta partnernya Na Jaemin.

Chenle dan Jisung cuma bisa ngelus dada mendengar ke'cringean para hyungnya.

"Nanti kalian akan kekantor?" tanya Chenle pada hyung-hyungnya kecuali Haechan.

Karna semenjak berpacaran dengan Mark Haechan dilarang bekerja dengannya, takut kelelahan.

"Aku tidak, jadi Jisung kau handle pekerjaan ku.oke." Jisung mengangguk mendengar ucapan Mark.

"Aku juga tidak." kata Jeno.

"Aku dan Renjun juga tidak." balas Jaemin.

"Yasudah kalian jaga lah apartemen ku."

Ke lima hyungnya hanya menatap Chenle malas.

"Payback karna kalian sudah melakukan 'hubungan ehem' dikamarku."

Semua hanya mengangguk, pasrah

"Oh iya tuan. Aku ingin meminta waktu 3 hari untuk kembali ke rumah ku, apa tuan mengzinkan?" Jisung meminta izin.

Chenle menengok kearah Jisung. "Kenapa tiba-tiba?"

"Ada suatu masalah yang harus cepat-cepat diluruskan."

"Yasudah kau boleh pergi, Park. Tapi selesaikan pekerjaan mu dulu." Mark memberi izin.

Setelah mendapat izin Jisung langsung beralih ke Chenle. "Kau tinggal lah dengan gege mu supaya tidak sendirian disini."

Chenle mengangguk, tapi sepertinya hal itu tidak akan di lakukan oleh pemuda Zhong ini.

...

Keesokannya Chenle tetap bekerja seperti biasa tapi suasana hatinya tidak sebagus biasanya, baru beberapa jam ditinggal Park Jisung saja sudah membuatnya rindu bagaimana jika ditinggal selamanya?

Hufftt.

Sungchan juga sedari tadi tidak kelihatan batang hidungnya, tumben sekali biasanya dia sudah bolak-balik ke ruangan Chenle untuk meminta tanda tangani berkas.

Sampai akhirnya jam pulang Chenle memutuskan untuk pulang ke rumah gegenya. Disana Haechan sudah menyambutnya dengan beberapa makanan dan suguhan lainnya.

Karna Haechan tau Chenle akan menginap jadi dia memutuskan untuk membuat cookies kesukaan Chenle resep Felix, tetangganya.

"Baby Leo, sejak kapan kau dan Jisung memiliki hubungan?" tanya Mark membuka obrolan.

"Saat aku berhasil menyelesaikan proyek besar itu." jawab Chenle seadanya.

"Apa sudah kalian melakukan hal yang 'iya iya' ?" kini Haechan bertanya.

Chenle memutar bola matanya, malas mendengar pertanyaan-pertanyaan dari hyung dan gegenya itu.

"Mana mungkin, dia tidak seperti Mark ge dan Jeno hyung."

Mark menggeleng dan tertawa mendengar penuturan Chenle. Ia jadi teringat malam dimana ia melakukan hubungan intim di kamar Chenle, padahal sudah sering melakukannya tapi mengapa Haechan belum mengandung juga?

Chenle membereskan piring bekas makannya dan ia mengambil setoples cookies yang di bikin Haechan lalu pergi ke kamar. Ia mulai mengerjakan tugas-tugasnya.

Disisi lain Jisung sedang menghadapi orang tuanya yang terus saja berceloteh tentang dirinya yang berbuat kasar kepada sepupu perempuannya itu.

Jisung sudah menjelaskan tapi mengapa orang tua itu tidak percaya.hm.

"Bagaimana ketika kau memiliki pasangan, apa kau akan kasar juga?" tanya appa Jisung pada anaknya.

"Oh ayolah appa, aku tidak mungkin seperti itu kalau dia tidak memulai duluan." bela Jisung.

"Tidak samchon Jisung memang sengaja melakukan itu, karna dia tak terima orang yang disukainya menyentuh ku." Lami datang dari arah ruang tamu diikuti dengan orangtuannya.

Sekarang mereka semua sedang berkumpul di meja makan milik keluarga Jisung.

"Diam lah bocah, kau yang ingin memerkosa orang tapi kau juga yang merasa tersakiti.cih." Jisung mendesis ketika melihat Lami yang terduduk disampingnya.

"Mana mungkin anakku memperkosa seseorang." bela appa dari Lami.

Jisung sudah lelah menghadapi ini, lebih baik ia pergi kekamarnya dan menghubungin Chenle.

"Yak! Jisung-ah berjanjilah agar kau tidak berbuat kasar lagi pada Lami." teriak eomma Jisung dari lantai bawah.

"Tidak, aku tidak akan berjanji untuk itu."

Brak!

Jisung membanting pintu kamarnya membuat orang-orang disana tersentak.

Jisung membuka handphonenya dan mencari nomer Chenle disana dengan segera ia melakukan panggilan ke nomer kekasihnya itu.

"Ya Park?"

"Chenle-yaa, kau sedang berada dimana?"

"Aku dirumah Mark ge."

Jisung bernafas lega, setidaknya Chenle tidak sendirian dia apartemen.

"Bagaimana masalh mu Jisung-ah? Apa sudah selesai?"

"Molla, aku melas membahasanya."

"O-oke? Kau sudah makan?"

"Belum, nafsu makan ku menghilang Chenle-yaa."

"Yak! Mana bisa begitu, pabbo"

Jisung terkekeh mendengr ocehan yang terus keluar dari mulut Chenle, ia senang ketika ada orang yang memperdulikannya terlebih lagi orang itu Chenle.

"Chenle-yaa."

"Hm?"

"Neomu bogoshipo."

Jisung mendengar suara kekehan dari sebrang sana.

"ㅋㅋㅋ bukan kan ini baru setengah hari Jisung-ah?"

"Tetap saja aku merindukan mu."

"Nado, Jisung-ah. Cepatlah pulang."

"Pasti, mana bisa aku meninggalkan mu lama-lama."

Jisung terkikik, geli.

"Chenle-yaa jaga dirimu baik-baik sampai aku pulang."

"Ya tuhan seperti ingin pergi lama saja."

Chenle tertawa.

"Ya tidak seperti itu."

Akhirnya malam itu mereka habiskan bersama dengan bertelfonan.

...



My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang