11

1.9K 163 0
                                    

...

Days 2 without Chenle.

Rasanya waktu berjalan sangat lama, apakah ia tidak tau bahwa ada seseorang yang sedang merindukan pujaan hatinya?

Tiap siang Jisung selalu menatap langit-langit dari balkon ruangannya, ia menghirup angin disiang hari walau sudah sedikit tercemar dengan asap kendaraan tapi masih tetap segar.

Jisung mengecek ponselnya berharap ada notif dari Chenle meski hanya sekedar menanya keadaan perusahaannya.

Haish! Mengapa seorang Park Jisung menjadi seperti ini karna Zhong Chenle.

Telfon kantor Jisung berbunyi dan langaung diangkat dengannya.

"Iya ada apa?" tanya Jisung.

"..."

"Apa?!"

"Oke oke saya akan segera kesana."

Jisung mendengus ketika mendengar pengaduan dari resepsionisnya itu. Disana ada Wony yang sedang mengamuk ingin bertemu dirinya.

Jisung segera turun kebawah untuk menemui orang tersebut.

"Yak! Jang Woonyoung!" teriak Jisung saat melihat Wony yang masih sibuk berdebat.

"Uri Jisungie, lihat mereka menjahatiku." Wony memeluk tangan Jisung dan mengadu padanya.

Jisung yang ditempelin seperti itu merasa risih. "Lepas!"

Wony sempat tersentak melihat perlakuan Jisung padanya.

"Pergi lah, jangan membuat kerusuhan disini." Jisung mengusir wanita itu.

"Kau jahat sekali! Dulu kau mengejar-ngejar ku dan sekarang kau malah meninggalkan ku!" teriak Wony.

"Apa?! Kau dulu menolak ku dan mengatakkan jika aku miskin, kau tidak menerima pria miskin bukan?!" balas Jisung.

"Tapi itu dulu sekarang sudah berubah!"

"Berubah karna sekarang aku sudah mampu, iya?! Tidak seperti dulu, yang miskin." Wony bungkam. "Satpam bawalah wanita ini menjauh."

Satpam itu langsung menuruti perintah Jisung, ia langsung menarik Wony secara paksa.

"Park Jisung! Sialan kau Park!"

Jisung menatap sekelilingnya yang sudah dipenuhi karyawan yang lainnya.

"Maaf telah membuat keributan disini." ucap Jisung malu.

"Tidak apa-apa pak." jawab salah satu karyawan disana.

"Yasudah sekarang kalian lanjutkan bekerja."

Semua kembali ketempatnya masing-masing setelah diperintah Jisung.

Jisung kembali ke ruangannya, dia lelah dengan kelakuan Wony yang semakin hari semakin jadi. Tempo hari ia bertengkar dengan Jaemin dirumah Jaemin dan sekarang dikantornya.huft.

...

"Mama, ayo kita ke sana."

Sungchan tertawa melihat betapa semangatnya Chenle menarik-narik sang mama.

"Sabar sayang, pelan-pelan." ucap Ny.Zhong berusaha mengikuti langkah Chenle.

Sekarang mereka tengah duduk disalah satu stand es krim dengan mendengar banyak cerita dari Chenle.

"Nak Sungchan, bagaimana kerja mu bersama Mark apakah dia baik-baik?" tanya Ny.Zhong menggunaka bahasa Korea.

Walaupun tinggal di China dan menikah dengan orang China tetap saja Ny.Zhong pernah tinggal di Korea sebelum bertemu keluarga Chenle.

"Tuan Mark sangat baik Nyonya, dia seperti seorang kakak." jawab Sungchan sopan.

"Syukurlah." Ny.Zhong tersenyum.

"Ma, Sungchan sebentar lagi akan menikah seperti Mark hyung padahal dia kan masih kecil." cibir Chenle.

"Kau juga sama, baby." balas Ny.Zhong membuat anaknya merengut kesal.

"Tapi kan aku tidak menikah ma." ucap Chenle sedikit kesal.

"Cepatlah cari pasangan agar mama bisa menggendong anak mu nanti."

"Ish mama, gendong saja Mark ge." Chenle mempoutkan bibirnya.

"Sudah hampir sore lebih baik kita pulang saja." ujar Ny.Zhong. "ayo"

Chenle dan Sungchan hanya mengangguk, lagi-lagi Sungchan hanya mengekor dari belakang.

...

Days 5 without Chenle.

Sudah hampir seminggu Chenle dan Sungchan di China. Karna sudah terlalu capek dari kemarin mengelilingi negri bambu ini akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat dan tidak kemana-mana sampai nanti waktunya balik ke Korea.

Sekarang mereka tengah bersantai di ruang tamu keluarga Chenle dengan Chenle yang berbaring di sofa dan Sungchan yang terduduk dikarpet lantai.

"Kapan kita akan pulang?" tanya Sungchan memecah keheningan.

"Kau sudah tidak betah disini?" Chenle berbalik nanya pada Sungchan.

"Bukan seperti itu, aku tidak enak dengan tuan Mark jika terlalu lama pergi." jelas Sungchan.

"Oh, ayolah Jung. Bahkan dia yang menyuruh mu ikut dengan ku." ucap Chenle.

"Tapi tetap saja aku tidak enak meninggalkan tugas lama-lama." balas Sungchan.

"Baiklah, besok siang kita pulang. Urus semua tiket sekarang takut kehabisan." Sungchan mengangguk lalu mulai mengeluarkan handphonenya dan memesankan tiket untuk 2 orang.

Setelah mendapatkan tiket mereka berdua langsung masuk kekamar dan mempacking barangnya masing-masing. Ny.Zhong yang melihat mereka sedang berberes langsung bingung.

"Kalian mengapa beres-beres? Bukankah masih ada 2 hari disini?" tanya Ny.Zhong.

"Kita akan pulang besok ma. Sungchan tidak enak dengan Mark ge karna meninggalkan tugas-tugasnya." jawab Chenle.

"Ah, begitu. Apa kalian sudah memesan tiket?"

"Sudah, Sungchan sudah memesankan tiket."

"Dapat yang jam berapa?"

"Sore, ma. Soalnya yang siang sudah habis jadi kedapatan yang sore."

"Tidak apa, setidaknya kalian bisa istirahat sebelum perjalanan."

Anaknya mengangguk mendengarkan ucapan mamanya. Sungchan sudah selesai mempacking begitu pun dengan Chenle, ia langsung mengabari gegenya bahwa ia akan pulang besok.

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang