18

2K 196 12
                                        

...

Keadaan sudah kembali normal lagi, semua kembali pada tugasnya masing-masing. Dan ini mengharuskan Chenle bertemu dengan Hrvy karna kerja sama mereka.

Jujur, Chenle sangat risih dengan bule itu. Tiap malam ia selalu mengirimkan pesan yang tidak terlalu penting untuknya. Dan saat ini Chenle sedang diruangannya bersama Sungchan, ia terus mengatakan tidak ingin pergi meeting tapi Sungchan tetap memaksanya karna ini proyek yang sangat besar.

"Aku bisa membantu mu, Zhong. Ayolah kita tidak bisa kehilangan proyek ini." paksa Sungchan.

"Membantu ku seperti apa?" tanya Chenle yang sudah kesal dengan sekertarisnya itu.

"Seperti... menjadi kekasih palsu mu?" saran Sungchan.

"C'mon Jung. Kemarin aku sudah membuat kesalah pahaman dan sekarang kau ingin mengulangnya lagi? Aku tidak mau." tolak Chenle.

"Aku juga tidak ingin, tapi apa salahnya kita coba." bujuk Sungchan. "Aku akan izin kepada kekasihku terlebih dahulu."

"Apa segampang itu meyakinkannya?"

"Dia seseorang yang baik, apa salahnya membantu mu."

"Baiklah, cepat hubungi dia."

Mendapat lampu hijau akhirnya Sungchan langsung menghubungi tunangannya itu. Memang sedikit susah tapi akibat perkataan-perkataan Sungchan yang menurut Chenle cringe akhirnya Shotaro luluh dan mengizinkannya.

"Ingat kau harus selalu dekat dengan ku agar laki-laki itu tak ada celah mendekati mu." peringat Sungchan yang hanya Chenle turuti.

Setelah rencana ini tersusun Chenle dan Sungchan langsung pergi ke ruang meeting kantornya karna sebentar lagi Hrvy dan para rekan kerjanya akan tiba.

Selama meeting itu berlangsung Hrvy terus-teruskan melemparkan senyum pada Chenle membuat Chenle merasa kurang nyaman. Sungchan yang paham situasi hanya bisa menggenggam tangan Chenle yang berada dibawah meja.

Akhirnya meeting itu selesai, Chenle dan Sungchan langsung pergi dari ruangan itu tanpa mereka sadar orang yang mereka hindari itu ternyata mengikuti langkah keduanya.

"Chenle-ssi?" panggil orang tersebut.

Chenle dan Sungchan menengok ke arah sumber suara. Ternyata itu Harvy.huftt.

"Kau ingin makan siang bersama ku?" tawar Hrvy.

Chenle bingung harus menjawab apa jika ia menolak ia tidak enak karna ini rekan kerjanya tapi jika ia menerima ia akan terus-terusan merasa risih.:)

Sungchan merangkul pundak Chenle dan menatap bule didepannya itu.

"Apa kau hanya mengajak kekasih ku saja?" tanya Sungchan dengan sombongnya.

Chenle tentu tidak kaget melihat perlakuan Sungchan karna ini sudah perjanjian mereka.

"K-kekasih? Maksudnya apa, Chenle-ssi?" Hrvy meminta penjelasan. "Bukan kah kau bilang terakhir berkencan saat 5 tahun lalu?"

Chenle bingung harus jawab apa, tapi beruntungnya kali ini partner dramanya memiliki otak yang encer.

"Kita memang tidak berkencan tapi kita langsung bertunangan." jelas Sungchan membuat Chenle membulatkan kedua matanya.

Tunggu-tunggu ini tidak ada dalam skripsi tuan Jung.

"O-oh baiklah. Maaf." ucap Hrvy sebelum pergi.

Sungchan tersenyum puas sedangkan Chenle langsung berjalan mendahuluinya.

...

Menurut Jisung tidak ada yang spesial di hari ini, ia hanya bekerja seperti hari-hari biasanya. Tapi sepertinya dewa keberuntungan tengah memihak kepadanya tadi Mark menyuruhnya mengirimkan berkas ke perusahaan Chenle yang artinya ia akan bertemu dengan mantan bossnya itu.

Dengan semangat Jisung menyelesaikan pekerjaannya lalu ia pergi ke perusahaan Chenle tentu menggunakan mobil pemberiannya.

Ntahlah Jisung sangat senang bisa bertemu Chenle walau melalui celah seperti ini.

Setelah sampai perusahaan Chenle, Jisung langsung berjalan kearah ruangan Chenle dia melihat pintu ruangan itu terbuka dan menampakan Chenle dan Sungchan yang sedang sibuk merebutkan makanan.

"Sungchanie aku mau itu."

"Tidak tidak, kau tidak boleh memakan ini. Ini sangat pedas, Zhong."

"Tapi aku mau."

"Tidak boleh."

"Yak! Jung Sungchan! Berikan aku itu."

Terdengar suara kekehan yang keluar dari mulut Sungchan.

"Baiklah baiklah tapi sedikit saja, oke?"

Chenle mengangguk lucu membuat panas seseorang yang melihatnya dari arah depan pintu. Chenle langsung sadar ketika matanya tak sengaja melirik ke arah tempat Jisung berdiri.

"Eo? Park, ada apa?" tanya Chenle membuat Sungchan ikut tersadar akan kehadiran Jisung.

"Maaf, aku diperintahkan mengirim berkas ini." ucap Jisung dengan nada dinginnya.

Setelah berkas itu di raih oleh Chenle Jisung pamit undur diri sedangkan Sungchan yang tau semuanya langsung meminta Chenle mengejar Jisung.

"Untuk apa?" tanya Chenle.

"Kejarlah agar semua ini tak semakin runyam." perintah Sungchan lagi.

"Maksud mu?"

"Kerjarlah Zhong, atau kau akan kehilangannya."

Chenle yang masih bingung hanya melakukan apa yang diperintahkan sekertarisnya itu.

Tunggu, sebenarnya siapa boss yang sesungguhnya? Biarlah yang terpenting Chenle tidak akan kehilangan Jisung setelah ia mengejarnya, begitu pikiran Chenle.

"Park, tunggu!" teriak Chenle di lorong area kantornya. Beruntung sedang jam istirahat jadi kantor terlihat sepi.

Chenle masih sibuk mengejar Jisung sampai tak sadar jika orang yang dikejarnya sudah berhenti dan mengakibatkan Chenle menubruk bahu kokoh Jisung.

"Aw!" pekik Chenle.

Jisung membalikan tubuhnya dan melihat Chenle yang masih mengusap-ngusapkan keningnya.

"Kenapa tuan mengejarku?" tanya Jisung masih dengan nada dinginnya.

"Aku tidak tau, tapi Sungchan menyuruhku mengejarmu." jawab Chenle polos.

"Jadi, jika kekasih mu itu tidak menyuruh kau tidak akan mengejarku?"

Chenle mengangguk masih dengan muka bingungnya. Tapi tunggu...

Kekasih? Siapa?

"Apa maksud mu kekasih?"

"Jung Sungchan, dia kekasih mu bukan?"

Chenle tertawa mendengar penuturan orang didepannya itu. Bagaimana bisa dia berpikiran seperti itu.

"Mengapa kau tertawa?" Jisung heran.

"Tidak ada, hanya ingin saja." balas Chenle mengantikan tawanya lalu ia menatap Jisung, curiga. "Eo? Apa kau sedang cemburu, tuan Park?"

Wajah Jisung memerah, ia gugup saat mendengar pertanyaan Chenle tadi. Apa ia sudah ketangkap basah?

"T-tidak." elak Jisung.

"Oh ayolah Park wajah mu memerah."

Jisung menghela nafasnya pelan, mungkin ini saatnya ia mengatakan semua isi perasannya.

"Ya, aku cemburu dan aku menyukai mu."

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang