...
Pagi ini Jisung tak ada semangat untuk bekerja, ia juga malas bertemu dengan bossnya. Ia pikir perasaannya akan terbalas tapi ternyata tidak.
Tok tok tok
Jisung menatap pintunya yang terketuk. Siapa?
"Masuk." ucap Jisung.
Pintu itu terbuka dan menampilkan Chenle yang menyembulkan kepalanya.
"Park, siap-siap akan ada meeting dengan gege ku." ucap Chenle.
"Baik tuan." balas Jisung patuh.
Sepeninggalan Chenle Jisung langsung membereskan barang-barangnya tak lupa membawa beberapa berkas yang diperlukan lalu ia pergi menemui sang boss.
Mereka pergi menemui Mark dan sekertarisnya di ruang meeting. Membuat Jisung tambah malas melihat keberadaan Sungchan.
Jisung duduk dihadapan Sungchan sedangkan Chenle dihadapan Mark, ada beberapa karyawan lainnya yang mengikuti meeting ini.
"Jadi...
Meeting dimulai dan dipimpin oleh Mark, Jisung kurang fokus karna sedari tadi perhatiannya teralihkan pada Sungchan dan Chenle yang saling melempar senyum.
"Sebenernya apa hubungan mereka?" -pjs
Mark kembali pada tempatnya dan membiarkan salah satu karyawan Chenle menyampaikan pendapatnya.
Mark melirik Jisung yang sedang menatap sekertarisnya dengan sinis, ia tersenyum licik.
Ekhm!
Semua atensi orang yang berada didalam ruangan itu langsung mengarah ke Jisung, ia sengaja melakukan itu agar Chenle dan Sungchan berhenti bercanda.
Jisung sebal, Mark hanya menggeleng melihat kelakuan orang disamping adiknya itu.
Setelah 1 jam meeting berlangsung akhirnya mereka selesai, Mark berdiri di samping Chenle sedangkan kedua sekertarisnya dibelakang. Mereka sedang berada didalam lift.
"Jadi kapan dimulainya pertukaran sekertaris ini?" tanya Mark pada Chenle.
"Minggu depan?" Chenle meminta pendapat dari gegenya. "Biar Jisung bisa berberes-beres barangnya terlebih dahulu."
"Gege si ikut saja." setuju Mark.
"Baiklah ge, hati-hati di jalan. Bye." Chenle dan Jisung keluar dari lift menyisakan Mark dan Sungchan.
Jisung menatap punggung Chenle, ia ingin sekali menyatakan perasaannya tapi bukankah itu hal yang lancang?
Jisung bingung:')
"Park aku duluan." pamit Chenle.
"Tuan." panggil Jisung saat Chenle ingin memasuki ruangannya.
"Ada apa?" tanya Chenle.
"Apa tuan serius dengan ini?" Chenle terlihat memikir.
"Memangnya kenapa?"
"Tidak ada, aku hanya merasa kau kurang puas dengan hasil kerja ku makanya kau berniat untuk menukarku."
"Bukan seperti itu, Park. Ada hal yang harus aku lakukan dengan Sungchan."
"A-ah iya aku paham." jeda Jisung. "Yasudah aku duluan tuan, selamat siang."
Chenle memperhatikan Jisung sampai menghilang dari balik pintu.
...
"Kau berhasil, Jung!" seru Mark semangat membuat Sungchan terheran-heran.
"Ada apa tuan?" tanya Sungchan bingung.
"Kau berhasil membuat seorang Park Jisung cemburu." jawab Mark.
"M-maksud tuan...?"
"Ya! Jisung cemburu melihat interaksi mu dengan adik ku." jelas Mark sambil memukul lengan Sungchan.
Sungchan sedikit tekejud dengan perlakuan Mark.
"Apa dia menyukai adik mu hyung?" tanya Sungchan memastikan.
"Iya." jawab Mark masih dengan senyum yang mengembang.
"Mengapa mereka tidak berpacaran saja, kan adikmu juga menyukai sekertarisnya itu."
"Mereka memang bodoh, tidak ada yang sadar akan hal ini." Mark miris melihat adiknya yang terlalu bodoh dalam percintaan. "Teruslah seperti ini sampai mereka menyadarinya."
Sungchan mengangguk patuh.
"Tapi tuan... waktu itu saat aku sedang berjalan dengan adik mu kita bertemu dengan Jisung yang sedang bersama wanita lain dan wanita itu bilang kalau dia calon pacarnya. Aku jadi bingung." ucap Sungchan sedikit berpikir.
"Eo! Jjinja?"
Sungchan mengangguk.
"Sepertinya aku harus menanyakan ini pada Jaemin."
"Ya sepertinya tuan harus memastikan lagi supaya Chenle tidak dipermainkan, aku tidak rela melihatnya."
"Kau jangan coba-coba menyukai adik ku, Jung. Ingat tunangan mu." peringat Mark.
Sungchan tertawa. "Tentu tidak tuan, Chenle sudah aku anggap sebagai adik ku sendiri."
"Baguslah." Mark bernafas lega.
Akhirnya mereka memasuki mobilnya dan berjalan pulang karna sedari tadi mereka mengobrol di basement perusahaan Chenle sampai tak sadar ada seseorang yang mendengar obrolan keduanya.
"Liat saja akan aku pisahkan mereka berdua." sarkas orang tersebut.
...
Karna sudah memasuki makan siang akhirnya Jisung memberanikan diri untuk mengajak Chenle lunch bersama.
Saat mereka keluar dari perusahaan Chenle, mereka dihadang oleh seorang perempuan yang Chenle eneg banget buat lihat wajahnya.
Chenle sudah diberitahu Jisung tentang masalah yang dibuat perempuan itu saat Chenle berada di China. Dan sekarang apa yang akan dilakukan perempuan itu? Apa dia akan mengobrak-abrik semua isi kantor Chenle? Ntahlah Chenle juga bingung.
"Jisungie, ayo kita makan siang bersama." ajak perempuan yang Chenle ketahui bernama Wony.
Chenle risih melihat sikap Wony yang terus menggelayuti tangan kekar Jisung. Seperti hewan saja.cih.
"Maafkan Wony ya Jisungie." ucap Wony dengan nada manjanya. "Ayo kita makan bersama."
Chenle membulatkan matanya saat Wony melemparkan senyum sinis kearahnya.
"Jisungie, ayo kita pergi dari sini." ajak Wony sekali lagi.
Namun tak ada pergerakan dari sang ampu.
"Sudah lah Park lebih baik kau ikut bersama nya, aku bisa makan di kantin." Chenle buka suara.
"Mwo?!" Jisung terkejud mendengarkan penuturan Chenle. Apa-apaan dia kan ingin makan bersama bossnya bukan bersama wanita tidak tau diri ini.
"Pergilah Park, nikmati waktu istirahat mu dan kembali lah tepat waktu." ucap Chenle lalu pergi meninggalkan keduanya.
Jisung menatap punggung Chenle yang semakin menjauh dan langsung melirik wanita disampingnya dengan tatapan sinis.
"Pergilah, aku tidak akan pernah memaafkan mu." Jisung melepas genggaman tangan wanita itu secara kasar.
Ia pergi memasuki kantornya, mood makan siangnya sudah hilang.
...

KAMU SEDANG MEMBACA
My Secretary |ChenJi|
Fiksi RemajaTentang Chenle yang menyukai Jisung dan Jisung yang hanya menganggap Chenle sebagai atasannya. Sampai akhirnya Chenle memutuskan untuk melakukan rotasi sekertaris untuk menghindari Park Jisung. Bxb🔞 Mpreg🔞