5

2.5K 187 3
                                    

...

Setelah makan siang tadi Chenle langsung pulang bersama dengan Mark mereka sempat mampir ke perusahaan Chenle untuk mengambil barang-barang milik Chenle dan juga mobil Jeno.

Dan sekarang Chenle sedang berbaring dikamarnya, karna Mark sedang diluar bersama Haechan jadilah sekarang ia sendirian dirumah sedangkan para pekerja disana sudah pulang dan menyisakan satpam.

"Mengapa sangat membosankan." desis Chenle. "Coba saja aku bisa datting dengan Park Jisung pasti aku tidak kesepian seperti ini."

"Ah tidak tidak, aku tidak ingin sakit hati lagi." sanggah Chenle.

Terlalu banyak berkhayal yang tidak-tidak akhirnya Chenle memutuskan untuk mencari makanan ke luar.

Ia menaiki mobilnya lalu berjalan menuju tempat-tempat yang banyak menjual makanan.

Disana ia memesan seporsi makanan setelah mendapatkannya ia segera pergi dan berbelanja ke salah satu super market untuk membeli makanan-makanan ringan.

Chenle mendorong trolinya kearah rak makanan, disana ia ingin mengambil beberapa snack salah satunya snack yang berada dirak paling atas.

Hap.

Chenle mengerutkan keningnya, apa-apaan orang ini seenaknya mengambil barang tersebut sedangkan Chenle harus susah payah menyinjit-nyinjit.

"Halo pak boss." sapa orang tersebut sambil menyodorkan barang yang tadi diambilnya.

"Yak, Jung Sungchan apa kau sedang meledek ku?" Chenle menatap orang yang dipanggil Sungchan itu dengan malas.

"Aku hanya menolongmu tuan." balas Sungchan.

"Stop memanggilku tuan." protes Chenle.

"Lalu aku harus memanggilmu apa? baby Leo?" goda Sungchan.

"Kau bukan Mark ge." ucap Chenle mempoutkan bibirnya.

"Berhentilah merajuk Zhong, kau mau diculik om-om?" Chenle melirik Sungchan sinis sedangkan yang dilirik hanya mesem-mesem.

"Pergilah Jung, kau membuat mood belanjaku berantakan." ucap Chenle merajuk.

"Padahal aku ingin menemani mu belanja baby." goda Sungchan sekali lagi.

"Yak, Jung Sungchan!" teriak Chenle. "Bagaimana bisa pacar mu menerima bertunangan dengan orang gila seperti mu."

"Kau tau?" Sungchan membulatkan bola matanya.

"Eum, wae?!"

"Kau seperti paparazi ku saja, Zhong." Sungchan terkekeh melihat wajah Chenle yang masih merajuk.

"Cih, pd sekali orang gila ini." sinis Chenle.

"Sudah lah Zhong, aku ingin pulang takut baby lumba ini mengamuk disini karna ketampanan ku."

"Pergilah, kau membuat darah ku naik."

Sungchan tertawa lalu pergi meninggalkan Chenle disana, Chenle melanjutkan belanjanya setelah selesai ia pergi pulang.

...

Siang ini Chenle berniat untuk pergi bersama Mark dan Haechan ia ingin pergi menonton dengan Chenle yang menjadi nyamuk.rip zhong Chenle.

Dan sekarang Chenle sudah siap dengan t-shirt bewarna hijau dan denim yang sedikit dilipat bawahnya tak lupa dengan sepatu sport bewarna putih.

Dan sekarang Chenle sudah siap dengan t-shirt bewarna hijau dan denim yang sedikit dilipat bawahnya tak lupa dengan sepatu sport bewarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chenle berjalan menuruni tangga dan menemui kakaknya yang sudah menunggunya diruang tamu.

"Woah! Neomu kyeopta uri aegi.ㅋㅋㅋ" ucap Mark antusias melihat Chenle.

"Kau berlebihan sekali ge." balas Chenle menanggapi gegenya.

"Tidak baby, ini nyata. Aku yakin nanti kau akan mendapatkan pasangan disana."

Chenle memutar bola matanya, malas. "Sudahlah ge, jangan mengada-ngada lebih baik kita cepat-cepat pergi kasian Echan hyung menunggu."

Mark mengangguk lalu berjalan menggandeng tangan sang adik. Chenle duduk di jok belakang karna jok samping pengemudi akan ditempati oleh calon kakak iparnya.

Mereka berjalan meninggalkan halaman rumah menuju rumah Haechan lalu langsung menuju tempat yang ingin mereka kunjungi.

"Aku sudah menelfon Sungchan untuk menemani Chenle." ucap Mark masih fokus menyetir.

"Mengapa kau tidak mengajak sekertaris mu saja?" tanya Haechan pada Chenle. "Sekalian modus."

"Bagaimana mungkin aku mengajaknya, aku tidak ingin terlalu sering berada disekitarnya." jawab Chenle.

"Ayolah Chenle kau tidak perlu seperti itu. Ku yakin dia bisa menyukai mu kembali." ucap Mark menyemangati adiknya.

"Tidak ge, lebih baik kau mengajak Sungchan dari pada aku harus bersamanya." final Chenle.

Mark dan Haechan hanya mengangguk, mengiyakan keputusan adiknya.

Setelah mereka sampai di salah satu pusat perbelanjaan mereka langsung pergi ke lantai atas dan masuk ke dalam bioskop.

Haechan membeli 4 tiket untuk dirinya dan 2 orang yang sedang menunggu dibelakang dan Sungchan yang masih dijalan, ia memesan film horor disana.

Sebenarnya Mark malas menonton film horor bersama mereka tapi mau bagaimana lagi, ia hanya bisa menurut. Lee Bucin Mark.

"Siang tuan." sapa Sungchan saat baru datang.

"Siang." sapa Mark ke Sungchan. "Karna ini diluar jam kerja panggil aku hyung saja."

Sungchan mengangguk canggung lalu beralih ke Chenle.

"Kau menjadi nyamuk disini?" tanya Sungchan meledek Chenle.

"Diamlah tiang, aku tak ingin berdebat." balas Chenle, malas.

"Mengapa kau hanya memakai kaos seperti ini, dimana jaket mu?" tanya Sungchan ketika sadar pakaian yang dikenakan Chenle.

"Aku malas memakai jaket tebal, membuat pergerakan ku sedikit terganggu." jawab Chenle.

"Bodoh, ini sudah memasuki musim dingin bawalah jaket jika kau ingin bepergian." ucap Sungchan mengingati orang didepannya.

"Ya ya, aku tau jadi diamlah."

"Haish! Jjinja." decak Sungchan lalu membuka satu jaketnya dan memesangkannya ditubuh Chenle.

Sungchan memakai 2 jaket karna dia tipe orang yang tidak tahan dingin berbeda dengan Chenle yang memiliki kulit tebal.

Chenle yang diperlakukan seperti itu awalnya terkejud tapi ia tetap menerimanya.

Mark senang melihat adik dan sekertarisnya yang terlihat akrab berbeda dengan orang-orang diluar sana.

"Jjang. Aku sudah mendapatkannya." ucap Haechan memperlihatkan beberapa tiket.

"Kau mengambil yang jam berapa sayang?" tanya Mark.

"Aku mengambil yang jam 3, jadi masih ada waktu 2 jam untuk kita berkeliling mencari makan." jawab Haechan.

"Baiklah, ayo kita cari makan." ajak Mark.

Mereka berjalan mengitari mall tersebut untuk mencari makan. Dan sekarang disinilah mereka disalah satu restoran China atas permintaan Chenle.

"Kau pilihlah Sungchan, apapun yang kau mau biar aku yang meneraktirmu." ucap Mark pada sekertarisnya.

"Ah, sepertinya aku merepotkan mu tuan." balas Sungchan kikuk.

"Tidak, Jung. Kau tidak merepotkan ku, justru akulah yang selalu merepotkan mu. Dan ingat jangan memanggilku tuan." peringat Mark.

Lagi-lagi Sungchan hanya mengangguk, kaku.

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang