28

1.5K 127 7
                                    

...

Hari ke 2 Jisung di Daegu.

Setelah membersihkan tubuhnya Jisung langsung segera turun ke lantai bawah dan sarapan tapi sayangnya disana masih ada keluarga Lami. Mungkin mereka menginap.

Karna malas dengan Lami akhirnya Jisung pergi dan memilih sarapan di luar.

Jisung pergi ke arah taman dimana dulu ia sering bermain sendiri disana ia juga ingat saat dirinya di pojokkan oleh sekumpulan anak-anak nakal dan berakhir dia terbully.

Ia tersenyum kecut saat mengingat semuanya. Akhirnya dia melanjutkan jalannya menuju salah satu restoran kecil yang berada dipinggir jalan.

Setelah selesai sarapan Jisung memilih untuk berjalan-jalan sebentar, jisung menatap sungai yang tenang dari atas jembatan ia berfikir sepertinya akan bagus jika ia membawa Chenle kesini.

Lama bergumul dengan fikirannya akhirnya Jisung memutuskan untuk pulang, ntahlah perasaannya menjadi tidak enak.

Dirumah Jisung tidak melihat keberadaan Lami, dimana anak itu?

"Dimana Lami?" tanya Jisung pada orang tuannya.

"Dia sudah kembali ke Seoul karna ada hal yang harus dikerjakan." jawab eomma Jisung.

Jisung berfikir hal apa yang sedang di kerjakan wanita itu, kuliah saja tidak apalagi bekerja. Uang saja minta pada Jisung.beban keluarga.

Dengan rasa curiga Jisung langsung merapikan beberapa barang yang ia bawa dari Seoul, ia akan pulang karna rasanya sangat tidak tenang saat mendengar Lami kembali ke Seoul.

Jisung meminta izin pada orang tuanya walau ada perdebatan kecil ia tetap memaksa sampai akhirnya ia diperbolehkan untuk kembali ke Seoul.

Daegu-Seoul bukan lah perjalanan yang sebentar, Jisung bisa memakan waktu 3 jam apalagi ketika mengingat ia membawa mobil.

Ia memberhentikan mobilnya saat lampu merah tujuannya sekarang adalah menghubungi bossnya.

"Ya? Ada apa Jisungie?"

"Maaf tuan sebelumnya, apakah adik mu sudah berangkat ke kantor?"

"Eum, sudah. Mengapa kau tak hubungi saja langsung?"

"Ah, gini tuan aku memiliki firasat buruk tentang Chenle. Jadi aku memastikannya lewat tuan."

"Lebih baik kau telfon Sungchan, nanti akan aku kirimkan kontaknya."

"Baik tuan, terima kasih."

"Aku yang harusnya berterima kasih karna kau sudah mengkhawatirkan adikku."

"Sudah kewajiban ku tuan."

"Jangan panggil aku tuan, panggil saja hyung seperti yang lainnya."

"Baiklah hyung aku matikan dulu."

Jisung mematikan sambungannya lalu membawa mobilnya kearah pinggir jalanan, disana ia mulai mengabari Sungchan.

"Sungchan-ssi, ini aku Park Jisung."

"Oh, Jisung-ssi ada apa?"

"Apa kau sedang bersama Chenle?"

"Tidak, dia menghilang setelah menandatangin beberapa berkas."

Jisung tambah khawatir mendengar ucapan Sungchan.

"Sungchan-ssi? bisa kah aku meminta tolong?"

"Apa itu?"

"Tolong pergilah ke apartemen ku."

"Eo? Baiklah."

"Passwordnya akan aku kirimkan lewat pesan."

"Oke aku akan siap-siap dulu."

"Terima kasih, Sungchan-ssi."

"Tidak masalah, Jisung-ssi."

Setelah sambungan terputus Jisung kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang bisa dikatakan maximal dan beruntungnya jalanan sepi.

...

Sungchan berjalan kearah apartemen Jisung, sebnarnya ia tak mengerti tapi apasalahnya membantu apalagi itu kekasih bossnya.

Sungchan mulai mengetikan beberapa digit nomer untuk membuka apartemen tersebut, dia melihat tidak ada yang aneh lalu untuk apa Jisung menyuruhnya kemari?

"Lepaskan aku."

Samar-samar Sungchan mendengar seseorang berteriak, ia menajamkan pendengarannya lalu kakinya melangkah ke salah satu kamar disana.

"Tolong lepaskan aku."

Mata Sungchan membulat sempurna saat mengenali suara tersebut, itu Chenle. Karna panik akhirnya Sungchan mendobrak pintu itu sampai akhirnya dia melihat bossnya dan seorang perempuan.

Keadaan Chenle sangatlah buruk, banyak luka lebam dimana-mana. Dengan cepat Sungchan mendekati keduanya.

Beruntung Sungchan memiliki tubuh yang besar jadi bukan hal yang sulit untuk menangkap wanita itu.

Sungchan mengikat wanita itu di luar kamar ia langsung menyelamatkan Chenle, ia juga menelfon sang mantan boss.

...

Disaat semuanya sudah berkumpul diapartemen Jisung tinggal Jisunglah yang belum sampai.

Mark menatap adiknya nanar, ia marah dengan wanita di hadapannya ini tapi Sungchan kata biarkan dulu dia sudah menelgon polisi.

Chenle yang berada dipelukan Haechan hanya bisa menangis. Renjun emosi tapi ditahan dengan ke dua pacarnya.

Brak!

Semua pandangan mengarah ke arah pintu apartemen. Disana nampak Jisung yang berjalan sedikit tertatih dengan lumuran darah dibetis kakinya. Ada apa?

"Jisung-ah, ada apa?" tanya Jaemin.

Jisung melirik wanita yang sedang terduduk di kursi dengan tangan yang terikat.

"Wony?"

...

Apakah kalian sudah bosan???

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang