7

2K 179 7
                                    

...

Minggu pagi yang cukup cerah terdengar suara burung-burung berkicau. Sudah 5 bulan Jisung berkerja di perusahaan Chenle dan keduanya juga memiliki hubungan yang baik, Chenle sudah mulai peduli dengannya walau masih terkesan sangat cuek.

Dan hari ini Jisung ada janji untuk bertemu dengan Chenle di luar jam kerja, sudah bukan hal yang asing bagi seorang Park Jisung.

Ia memasuki salah satu cafetaria didekat didekat sungai Han dan melihat Chenle yang sudah menunggunya.

"Pesanlah minum, Park." perintah Chenle saat Jisung sudah berada didepannya.

Jisung berjalan untuk memesan minuman untuk dirinya sedangkan bossnya susah memesan minuman terlebih dahulu.

Setelah memesan Jisung kembali kearah Chenle, biar pesanannya diantar oleh karyawan cafe disana.

Jisung mengambil tempat duduk didepan Chenle.

"Hari ini ada apa tuan kau mengajakku bertemu?" tanya Jisung.

"Setelah ini ikutlah aku ke suatu tempat." jawab Chenle membuat Jisung tambah tak mengerti.

Jisung hanya mengangguk walau kurang puas dnegan jawaban atasannya itu.

Beberapa menit mereka dicafe tersebut sampai akhirnya mereka memutuskan untuk pergi.

Jisung hanya menurut ketika dirinya dibawa ntah kemana sama bossnya itu. Dan sekarang disinilah mereka, disalah satu dealer mobil.

"Pilihlah mobil mana yang kau mau, Park." ucap Chenle sat mereka suda berada diperkumpulan mobil-mobil.

"M-maksud tuan?" tanya Jisung heran.

"Aku akan membelikan mu mobil supaya kau tidak perlu repot-repot menunggu bus lagi." jelas Chenle.

"A-ah sepertinya tidak perlu tuan." tolak Jisung kikuk.

"Pilih saja, anggap ini bonus dari ku."

"T-tapi tuan ini..."

Chenle memotong ucapan Jisung. "Apa perlu aku yang memilih?"

"A-ah baiklah." final Jisung.

Chenle berjalan mendahului Jisung, ia melihat sekelilingnya dan memperhatikan satu persatu mobilnya dengan detail.

Setalah 20 menit melihat-lihat Jisung masih belum mendapatkan mobil mana yang menarik perhatiannya, sekalipun ada pasti harga tidaklah murah.

Sedangkan Chenle sudah mendapatkan 1 mobil yang menarik perhatiannya.

Marcedes-Benz C-Class Coupe, menurut Chenle itu sangat cocok dikendarai oleh Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marcedes-Benz C-Class Coupe, menurut Chenle itu sangat cocok dikendarai oleh Jisung.

"Bagaimana Park, apakah kau sudah memilihnya?" tanya Chenle mengampiri Jisung.

"Belum tuan, aku masih bingung." jawab Jisung.

"Sepertinya aku menemukan yang cocok dengan mu." Jisung mengernyitkan keningnya, penasaran.

"Ayo ikuti aku." Jisung menurut dan mengikuti Chenle dari belakang.

Chenle berhenti disalah satu mobil yang sedari tadi menjadi perhatiannya.

"Bagaimana dengan yang ini? Ku rasa ini cocok jika kau gunakan." ucap Chenle pada Jisung.

Jisung masih melongo didepannya, bagaimana bisa Chenle menawari mobil semahal ini.

"T-tuan bukan kah ini terlalu mahal?" Jisung ragu.

"Semua mobil memang mahal, Park." Chenle memutar bola matanya malas.

"T-tapi ini sangat mahal."

"Aku tidak perduli, aku akan mengambil ini." Chenle acuh. "Seterah kau mau dipakai atau tidak yang penting aku sudah memberikanmu akses kendaraan."

Sesudahnya perdebatan itu Chenle langsung mengurus surat-surat mobil tersebut, ia membelinya secara cash membuat Jisung tak mengerti jalan pikir bossnya itu.

Dan sekarang Chenle-Jisung sedang berjalan kearah pulang, Jisung masih bingung apa yang harus dilakukannya selain berterima kasih.

"Setelah ini ku kasih kau keringanan untuk belajar mobil, pergilah ke tempat les mengendarai setelah itu buat SIM biar urusan kantor ku berikan ke pegawai yang lain." jelas Chenle.

Jisung hanya mengangguk menanggapi ucapan atasannya.

...

"Aku sangat yakin dia menyukai mu, Park." Jaemin antusias setelah mendengar cerita dari Jisung.

"Dia membelikan ku mobil bukan berarti dia menyukai ku, hyung." Jisung malas menanggapi hyungnya itu.

"Jika benar kata ku, kau harus meneraktir selama 1 minggu penuh." taruh Jaemin.

"Terserah mu hyung. Jika aku benar kau harus merelakan Renjun hyung buat Jeno hyung."

Jaemin mengangguk dengan percaya dirinya karna ia yakin bahwa dirinya akan menang. Liat saja.

Disisi lain Chenle sedang bekutat dengan leptopnya, tiba-tiba ada tugas dadakan jadi ia harus mengerjakannya secepatnya agar besok tidak terlalu berat.

Tok tok tok

"Baby Leo turun lah kebawah makan malam sudah siap." Chenle mendengar suara gegenya dari luar kamarnya.

"Iya ge." balas Chenle dari dalam kamar.

Tak lama Chenle keluar dan turun ke lantai bawah untuk menemui gegenya di ruang makan.

Disana sudah teratata rapi makanan-makanan siap saji yang Mark beli dijalan pulang. Chenle mengambil posisi didepan Mark.

"Ge, kau kapan akan melamar Haechan hyung?" tanya Chenle tiba-tiba.

"Mengapa memangnya? Kau juga ingin melamar seseorang?" Mark berbalik tanya.

"Bukan begitu, aku hanya ingin pulang ke China takutnya bentrok dengan jadwal lamaran mu." jelas Chenle.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Mark heran.

"Ini hanya baru rencana, ge." jawab Chenle.

"Sepertinya aku akan menikah sekitar 3 bulan lagi, karna masih banyak yang harus diurus belum lagi aku harus menghampiri papa ku yang berada di canada." Chenle mengangguk mendengar penjelasan gegenya.

"Yasudah bulan depan aku akan pulang ke China." final Chenle yang hanya dibalas anggukan dari Mark.

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang