25

1.5K 157 4
                                    

...

Kini Chenle dan Jisung lah yang menatap curiga ke tiga hyung didepannya, Renjun yang ditatap seperti itu hanya menunduk memainkan jemarinya.

"Kau benar-benar sudah melakukannya hyung?" tanya Jisung memastikan Renjun.

"Dengan siapa hyung? Apa orang itu akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada mu?" kini Chenle bertanya.

"Pasti orang itu kalah tampan dengan ku." ucap Jisung sambil melirik Jaemin dan Jeno bergantian.

"Apa kau sudah melihat orang itu Park?"

"Sudah." Chenle mengikuti arah pandang Jisung, dan sekarang dia paham.

"Aah, aku mengerti." Chenle mengangguk. "Kalau benar seperti itu aku tidak akan khawatir."

"Chenle-yaa." panggil Jisung membuat semua orang yang berada diruangan itu menatapnya. "Ayo kita taruhan, kecebong siapa yang akan sampai duluan."

Chenle tampak sedang berfikir. "Aku sepertinya memegang tuan Lee."

"Baiklah jika begitu aku memegang tuan Na." Jisung dan Chenle terkekeh bersamaan.

"Yak! Apa yang kalian bicarakan." teriak Renjun tak mengerti dengan jalan pikir kedua anak itu.

...

"Yash! Akhirnya kita menyelesaikan proyek ini, Jung." ucap Chenle sedikit berteriak di lorong kantornya.

"Itu tandanya aku akan mendapatkan bonus yang besar bukan?"

"Kau tenang saja, setelah ini kita rayakan bersama karyawan lain."

"Baiklah kalau begitu, aku kembali ke ruangan ku dulu." Chenle mengangguk dan setelah itu masuk keruangannya.

Saat makan malam Chenle mengajak rekan-rekannya makan besar untuk merayakan keberhasilan mereka dalam menyelesaikan proyek besar, tentunya dengan usaha yang tidak mudah.

Sungchan selalu mewanti-wanti bosnya itu agar tidak minum terlalu banyak tapi sepertinya anak itu tidak mendengarkan perkataan Sungchan.

Buktinya setelah makan malam selesai Chenle sudah teler diatas meja makan restoran, mau tak mau Sungchan harus mengantarnya beruntung hari ini Chenle tak membawa mobil.

Diperjalanan Sungchan selalu mendengar racauan Chenle menyebut nama Jisung rasanya Sungchan ingin menggodanya sekarang tapi itu tidak mungkin.

Setelah sampai digedung apart yang ditempati Chenle Sungchan segera memarkirkan mobilnya lalu menggendong Chenle menuju unitnya.

Berat, tapi tidak apa apa dari pada di seret bisa bisa Sungchan kehilangan pekerjaannya.

Sungchan memencet bel dengan susah payah tak pakai menunggu lama langsunglah nampak seorang Park Jisung yang hanya menggunakan celana boxer dan kaos hitam, disana juga ada seorang perempuan yang Sungchan tau sebagai sepupu Jisung.

"Ada apa dengan Chenle?" tanya Jisung panik.

"Dia mabuk, cepat bawa masuk kedalam." jawab Sungchan.

Jisung langsung mengambil alih Chenle dari gendongan Sungchan dan membawanya kedalam tak lupa ia ucapkan terimaksih pada Sungchan.

Jisung menempatkan Chenle di sofa samping Lami ia berjalan ke dapur, mengambil air hangat untuk mengelap tubuh Chenle yang sangat bau alkohol.

Tapi saat ia membalikan badannya ia melihat Chenle yang sudah berada dikukungan sepupunya.

Jisung marah, ia langsung menendang bokong Lami sehingga membuat perempuan itu tersungkur.

"Pergi kau jalang sialan!" ucap Jisung murka.

"Yak! Oppa kau yang benar saja, aku ini perempuan jangan seenaknya saja dong." balas Lami tak terima.

Jisung langsung menyeret Lami keluar dari apartemen Chenle.

"Aku peringatkan sekali lagi! Jangan pernah kau sentuh apa yang sudah menjadi milikku. Paham?!" Lami menahan sakit ketika bahunya di cengkram oleh Jisung.

Blam!

Jisung langsung menutup pintu apartemen Chenle dan membiarkan wanita itu diluar, ia kembali fokus pada Chenle.

"Chenle-yaa mengapa kau jadi seperti ini, bukankah kau bilang hanya makan malam." Jisung mulai mengelap tubuh Chenle sesekali ia mengusap pipi berisi milik Chenle.

"Jisungie." Jisung tersentak saat Chenle menarik dirinya untuk mendekat. "Jadilah miliku."

Jisung tersenyum, amarahnya sudah mereda. Ia menggendong Chenle hingga kekamarnya, disana ia mengganti pakaian Chenle lalu menyelemuti tubuh Chenle tak lupa ia mencium pipi Chenle lalu pergi kekamarnya.

...

Pagi harinya Chenle terbangun dengan kepala yang sangat pusing dia menetralkan pandangannya lalu keluar menuju meja makan. Disana ia sudah mendapatkan Jisung dengan apron yang menggantung di lehernya.

Chenle mendekat dan sedikit mengintip.

"Kau masak apa?" tanya Chenle tiba-tiba.

"Hah, kau menganggetkan saja." Jisung terkejud. "Aku sedang membuat sup haejangguk untuk mu."

Chenle mengangguk, lalu duduk di kursi meja mekan.

"Bagaimana keadaan mu? Apa sudah baikkan?" tanya Jisung.

"Lumayan." jawab Chenle.

"Kau bilang hanya makan malam, kenapa bisa sampai mabuk?"

Chenle tersenyum tanpa dosa, ia malu sepertinya semalam ia membuat masalah.

Setelah masakannya selesai Jisung langsung menatanya didepan Chenle.

"Kau tau apa yang kau lakukan semalam?" Chenle menggeleng.

Jisung berjalan kearah belakang lalu menumpukan tangannya di meja makan seakan memeluk Chenle.

"Kau meminta ku untuk menjadi milik mu." bisik Jisung.

Pipi Chenle memerah dengan cepat ia mendorong tubuh Jisung. Jisung tertawa melihat wajah Chenle yang sudah seperti kepiting rebus.

"Apa kau siap menjadi nyonya Park, tuan Zhong?" Jisung menggoda Chenle.

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang