6

2.2K 194 1
                                    

...

Saat ini mereka masih terduduk di meja restoran tersebut dengan makanan yang sudah siap didepannya.

Baru saja Chenle ingin melahap makanannya tiba-tiba ada beberapa orang datang menghampiri mereka.

"Njunie, kau disini juga?" terdengar suara Haechan yang begitu semangat.

"Diamlah babon, kau membuatku malu." Renjun menegur sahabatnya itu.

"Kalian ingin bergabung?" tawar Mark.

"Boleh hyung." Jeno menyetujui. "Kalian tidak keberatan kan?"

Yang lain mengangguk menanggapi pertanyaan Jeno. Sekiranya sudah setuju mereka langsung mengambil posisinya masing-masing dan memulai memesan makanannya.

Disana juga ada Jisung yang duduknya cukup jauh dari Chenle karna terhalang teman-temannya yang lain.

"Kau juga ikut Jung?" tanya Jeno pada Sungchan.

"Nde, Mark h-hyung memintaku menemani baby lumbanya ini." jawab Sungchan yang dihadiahi tatapan sinis dari orang didepannya.

"Aigoo, Chenle-ssi kau bisa meminta sekertaris mu untuk menemani mu jika kau mau." Jaemin menggoda Jisung dan Chenle.

Otot-otot ditubuh Chenle menegang, pipinya memerah tapi ia hanya diam tak mau menanggapi ledekan tersebut. Sedangkan Jisung melirik hyungnya itu seperti ingin membunuh.

"Mwo? kau sudah memiliki sekertaris, Zhong?" tanya Sungchan pada Chenle.

"Apa urusannya dengamu?" balas Chenle ketus.

"Tidak ada si. T-tapi apakah dia tampan?" Sungchan penasaran.

Gayanya berbicaranya dengan Chenle sangatlah berbeda pada saat dia berbicara berbicara dengan Mark. Menurutnya Chenle adalah seorang teman berbeda dengan Mark yang seorang atasan.

"Ya. Tapi lebih tampanan mu, Jung. Jadi sekarang berhentilah bertanya dan makan-makanan mu." jawab Chenle.

Semua orang yang disana terkejud apalagi Mark, karna yang ia tau hubungan adiknya dan sekertarisnya itu seperti tom&jerry yang selalu ribut dimapun dan kapanpun. Tapi mengapa saat ini Chenle berbeda?

Sedangkan Sungchan senang saat dibilang dirinya tampan dengan Chenle yang notabennya memiliki sifat tsunder.

Jisung? Ia sedikit merasa tak suka dengan orang didepan bossnya itu, ntah apa yang dilakukan sehingga membuat seorang Park Jisung tak menyukainya.

"Kau kalah, Park." ucap Jaemin sedikit berbisik.

"Berhentilah hyung. Aku tidak menyukainya." balas Jisung juga dengan berbisik.

"Chanie, kapan kau akan bertunangan dengan Mark hyung? Aku tak sabar ingin menggendong baby lucu." Renjun membayangkan dirinya menggendong seorang bayi.

"Menikah dulu bodoh, baru aku bisa mendapatkan baby." balas Haechan sedikit ketus dengan temannya.

"Mark hyung cepatlah nikahi sahabatku ini dan berikan aku seorang keponakan yang banyak." kini Renjun berucap pada Mark.

"Kau tenang saja, Njun. Aku akan membuat anak yang banyak dan mendebutkannya sebagai pemain sepak bola." Mark terkekeh.

Sekarang Jisung paham siapa laki-laki yang mencium kening bossnya itu tempo hari. Ternyata itu kakaknya, tapi mengapa mereka memilik marga yang berbeda? Ntahlah jisung juga bingung.

"Lalu bagaimana dengan mu Chenle-ssi apa kau juga akan menikah sama seperti gege mu?" tanya Jaemin sedikit err...

Meledek?

"Ah, Jaemin-ssi aku masih terlalu muda untuk menikah dan aku juga tak ingin melangkahi kalia bertiga, jadi cepatlah menikah, bertiga juga tidak masalah." balas Chenle santai.

Tiga orang yang merasa disindir Chenle langsung saling melirik satu sama lain. Oke, Zhong kau sudah membuat ketiganya canggung.

"Mereka pacaran bertiga?" tanya Sungchan pada Chenle.

Chenle mengidikkan kedua bahunya.

"Wah! Sepertinya akan bagus jika aku mencari satu orang lagi untuk diajak threesome, kau mau?" ucap Sungchan asal yang bisa didengar teman-temannya yang lain.

Dug!

Chenle menendang kaki Sungchan dari bawah membuat sang empu meringis kesakitan.

"Jangan gila, Jung." Chenle kesal dengan pemikiran orang didepannya itu.

Semua temannya tertawa melihat kelakuan 2 orang itu, mereka sangat cocok tapi sayangnya Sungchan sudah memiliki tunangan.

Makanan sudah habis dan juga mereka sudah hampir 2 jam bercanda disana, akhirnya Mark mengajak ketiga orang yang dibawanya agar segera pergi ke bioskop karna sebentar lagi film akan dimulai.

"Next time kita nonton bareng." kata Mark menanggapi omongan Renjun.

"Ya, hati-hatilah kalian."

Jisung menatap bossnya yang sedang dirangkul dengan lelaki tinggi disampingnya itu, ada perasaan tak suka melihatnya.

Setelah kepergian Mark dan kawan-kawan Jeno, Jaemin, Renjun dan Jisung langsung melanjutkan acara keliling-kelilingnya.

"Kau cemburu Park?" Jaemin kembali menggoda Jisung.

Jaemin membiarkan Jeno dan Renjun jalan didepan sedangkan dirinya jalan bersama sang adiknya itu.

"Aku bilang, aku tidak menyukainya hyung." sahut Jisung dengan sabar.

"Tapi mata mu tak mengatakan seperti itu, Jisungie."

"Lalu aku harus apa hyung? Aku benar-benar tak menyukainya." Jisung sedikit kesal dengan hyungnya itu.

Jeno dan Renjun mendengar ada perdebatan kecil dibelakangnya langsung menengok dan mendapati kedua temannya yang sedang berdebat.

"Ada apa?" tanya Renjun.

"Tidak ada." jawab Jaemin yang diakhiri senyuman manisnya.

"Aku ingin pulang saja, hyung." ucap Jisung.

"Bagaimana bisa, kau berangkat bersamaku pulang juga harus bersamaku." larang Jaemin.

"Aku bisa naik bus, hyung."

"Kau masih kecil Jisungie, nanti diculik bagaimana?"

"Haish jjinja. Setiap pagi pun aku sudah terbisa naik bus, hyung."

"Baiklah-baiklah, kau boleh pulang aku tau hati mu sedang tak baik."

"Terserah kau saja hyung."

Jisung berjalan menjauhi ketiganya sedangkan Jaemin langsung mengambil posisi sebelah kanan Renjun.

"Sebenarnya ada apa tuan?" tanya Renjun lagi.

"Kita cari tempat lalu bicarakan ini dan panggil aku Nana, Njun." jawab Jaemin.

Lalu mereka mencari tempat untuk membahas soal ini, ada yang perlu diperbaiki hubungan antara tuan Zhong dan sekertaris Park itu.

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang