19

1.9K 177 4
                                    

...

"Ya, aku cemburu dan aku menyukai mu."

Pengakuan Jisung kemarin masih terngiang-ngiang di telinga Chenle. Chenle masih merasa jika ini mimpi yang tiap malam selalu mendatanginya.

Apakah ini nyata?

Chenle berusaha menghubungi Jisung tapi sayangnya pria itu selalu menghindar darinya, jadi sekarang apa yang harus Chenle lakukan?

Menghamipirinya di kantor Mark? sepertinya bukan ide yang buruk. Oke, mari kita lihat perjuangan seorang Zhong Chenle.

"Park!" Jisung terkejud saat melihat tumpukan berkas yang ditaruh secara kasar di mejanya. "Mengapa kau tak membalas pesan ku?"

Jisung menatap orang tersebut, ternyata itu Chenle.

"Jawab aku, Park." ucap Chenle membuyarkan lamunan Jisung.

"T-tuan, apa yang kau lakukan?" tanya Jisung gugup, ia masih malu dengan pengakuannya kemarin.

"Menemui mu." jawab Chenle spontan. "Ayo bicara."

Chenle keluar dari ruangan Jisung membiarkan orang itu membereskan barang-barangnya. Setelah selesai Jisung langsung mengikuti langkah Chenle, ternyata mereka berjalan ke arah cafe samping perusahaan Mark. Cafe milik Haechan.

Chenle terduduk disalah satu kursi disana lalu memesan minuman untuknya dan juga laki-laki didepannya.

"Sejak kapan kau menyukai ku?" tanya Chenle to the point.

"S-sejak aku melihat mu di bus pertama kali." jawab Jisung sedikit takut.

Chenle mengernyitkan dahinya, ia berpikir bukan kah itu sudah sangat lama?

"Mengapa kau tidak pernah jujur."

"Bagaimana bisa, saat itu posisi ku hanya bawahan mu aku takut kau tersinggung."

Chenle menghela nafasnya berat. "Setelah ini kau akan melakukan apa?"

"Kembali bekerja." balas Jisung, polos.

Oh, ayolah bunda jangan biarkan anak kalian mengenal cinta dulu jika tak mau seperti ini.

"Bukan seperti itu." Chenle menatap Jisung malas dan merubahnya menjadi tatapan intens. "Kau tidak ingin mengajak ku berkencan?"

Jisung membulatkan bola matanya, ia terkejud. Bagaimana bisa orang didepannya berucap sangat spontan seperti ini.

Jisung bingung harus bagaimana.

"M-maaf tuan, aku tidak ingin merusak hubungan mu dengan sekertaris mu itu."

Kali ini Chenle yang terkejud.

"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya." ucap Chenle meyakinkan Jisung.

"Benarkah?" Jisung memberanikan diri menatap Chenle. "Mengapa aku selalu melihat kalian bersama?"

"I-itu hanya karna dia sekertaris ku, Park."

"Tapi dulu kita tidak seperti itu."

Chenle jengah. "Ternyata kau benar-benar cemburu."

"Ya memang."

Chenle meraih tangan Jisung dan menggenggamnya lalu menatap mata Jisung dalam.

"Kau tau? Aku juga cemburu melihat kau bersama orang lain terlebih lagi jika itu seorang perempuan." jujur Chenle.

Jisung menatap Chenle tak percaya. "Tapi mengapa aku tak pernah tau?"

"Ya itu hebatnya aku, bisa menyembunyikan rasa cemburu ku. Mungkin hanya Sungchan yang tau ini."

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang