16

1.9K 155 1
                                    

...

Setelah sampai kantornya Jisung langsung mendapatkan notif dari handphonenya. Ia menatap nama yang tertera di dm instagramnya.

zhng.yn
|Sayangnya dia memilih orang
lain, Park😏 (3)

Jisung membukan pesan tersebut dan sedikit terkejud melihat foto yang dikirimkan orang itu.

Disana ada Chenle dan Sungchan yang sibuk bermesraan.

"Jadi ini proyek besar mu, Zhong? Pantas saja kau menukarku. Cih, seperti barang saja." gumam Jisung

Moodnya semakin menurun jadi Jisung memilih untuk merendam dirinya di bathtub, hari ini ia pulang ke apartemennya yang sudah dibeli sejak ia masih bekerja bersama Chenle.

Jisung memejamkan matanya, mencoba menenangkan pikirannya yang terus menerus dikelilingi oleh mantan bossnya itu.

Disisi lain ada seseorang yang tengah membujuk kekasihnya yang sedang merajuk.

"Ayolah sayang, aku tidak memiliki perasaan apapun padanya." ucap Sungchan pada seseorang disebrang sana.

"Kau jahat, Jung." Sungchan semakin panik ketika mendengar suara kekasihnya menangis.

"Maafkan aku, oke. Tapi serius aku tidak memiliki hubungan apapun padanya."

"Datanglah ke Jepang lalu aku akan memaafkan mu."

"Tapi aku masih harus bekerja."

"Kan kau beralasan, bilang saja kau ingin berduaan dengannya."

"Astaga, tidak sayang. Oke, besok malam aku akan terbang ke Jepang dan menemui mu, apapun untuk mu asal kau tidak marah pada ku dan melanjutkan hubungan ini." final Sungchan.

"Yasudah aku ingin tidur."

Sungchan tersentak ketika Shotaro mematikan panggilannya sepihak. Pikirannya runyam, siapa yang berani-beraninya mengirimkan foto itu ke Shotaro, apa ia sengaja ingin merusak hubungannya?

Sungchan langsung menghubungi Chenle dan membicarakan niatnya, Chenle yang memdengar itu ikut merasa bersalah dan membiarkan Sungchan pergi ke Jepang untuk meluruskan semua ini.

...

Sudah hari ke 4 Chenle bekerja tanpa Sungchan, ia ikut khawatir dengan hubungan ke dua orang itu karna bagaimana pun sumber masalah datang dari dirinya, coba saja waktu itu ia menghindar pasti tak akan terjadi seperti ini.

Ia berharap agar Shotaro tak membencinya ketika nanti mereka bertemu, ia sangat benci ketika dianggap sebagai perusak hubungan seseorang.

Tok tok tok.

Pintu ruangan Chenle diketuk oleh seseorang dari luar membuat Chenle heran, siapa? perasaan hari ini ia tak memiliki janji dengan siapapun.

"Masuklah."

Chenle melihat kearah pintu dan menampakan karyawannya bersama dengan laki-laki bule dibelakangnya.

"Tuan, ini tuan Harvy ingin bertemu dengan anda." ucap karyawan itu. "Saya permisi."

Chenle mempersilakan orang tersebut duduk di kursi depannya, ternyata itu rekan kerja samanya.

"Annyeonghaseyo." sapa Hrvy pada Chenle.

"Annyeong." Chenle membungkukkan tubuhnya.

"Apa kau sedang sibuk, Chenle-ssi?" tanya Hrvy.

"Sepertinya tidak, ada apa?"

"Aku ingin mengajakmu untuk berkeliling kota Seoul, kau mau?"

"Kapan?"

"Hari ini."

Chenle tampak sedikit berfikir. "O-oke."

Chenle membereskan barang-barangnya lalu langsung pergi dari ruangannya bersama dengan rekannya itu.

"Apa kita akan jalan kaki?" Hrvy heran melihat Chenle berjalan ke arah jalan besar tanpa membawa mobilnya.

"Kita naik bus saja, kau tidak keberatan kan?"

"Tidak apa, tapi kenapa?"

"Aku sedang malas mengendarai."

Hrvy tertawa mendengar penjelasan Chenle. Ntahlah sedari kemarin atensinya terus mengarah pada orang disampingnya.

"Chenle-ssi." panggil Hrvy.

"Ya?" sahut Chenle.

"Apa kau pernah berkencan?" Chenle mengernyitkan keningnya, bingung.

"Dulu, 5 tahun lalu. Wae?"

"Tidak ada, aku hanya penasaran saja bagaimana rasanya."

"Kau tidak pernah berkencan?" Hrvy menggeleng mendengar pertanyaan Chenle.

"Mana mungkin orang tampan seperti mu tidak pernah berkencan." ucap Chenle lagi.

"Apa menurutmu aku tampan?" Chenle bungkam, pipinya memerah.

"A-ah kan memang seperti itu." balas Chenle gugup.

Bus pun berhenti didepan mereka dengan cepat Chenle langsung mengajak Hrvy untuk segera masuk ke dalam bis.

Ternyata mereka tak mendapat kursi dan mengharuskan keduanya berdiri. Hrvy berdiri dibelakang Chenle ia berjaga-jaga takut Chenle terjatuh.

"Kita akan kemana?" bisik Hrvy tepat ditelinga Chenle.

Chenle terkejud dengan sikap Hrvy, bulu kuduknya berdiri.

"E-eum kita a-akan ke taman? kau mau?" tawar Chenle.

"Boleh saja." lagi-lagi Hrvy berbicara tepat ditelingannya.

Brukk.

Bus mengerem mendadak membuat Hrvy terdorong ke depan, sontak tangan kanannya yang menganggur memeluk tubuh Chenle guna menahan supaya tidak terjatuh.

Chenle menatap Hrvy dan begitu pun sebaliknya, mereka saling menatap lumayan lama.

Jantung Hrvy nerdetak sangat cepat sedangkan Chenle masih berharap jika orang tersebut adalah Park Jisung.

"M-maaf Hrvy-ssi." ucap Chenle sedikit menjauhkan tubuhnya.

"Ah aku yang seharusnya minta maaf." balas Hrvy. "Maafkan aku."

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang