34

663 35 0
                                    

Happy Reading.

Direvisi : 13-10-2021


💢💢💢

Hari minggu cocok untuk quality time dengan keluarga, tak terkecuali dengan keluarganya Vanila,

Mamanya dan papanya Vanila tersenyum melihat ke akraban di antara kedua anaknya dan terlihat Vano menjaga adik kesayangannya yang tengah belajar naik sepeda yang baru di beli oleh papanya, Vanila begitu senang dengan barang yang di beli papanya, ada binar bahagia di raut wajah polosnya.

Vano melatih Adiknya menjalankan sepeda baru Vanila, dengan hati-hati takut adiknya jatuh, kalau jatuh urusannya ribet, adiknya kalau sudah menangis akan lama untuk reda.

Jika di rasa Vanila bisa tak usah di pegang sepeda itu, Vano melepaskan sepeda Vanila, memang lancar tapi tidak lama

Bruk!

Vanila jatuh. " huaa... hiks... hiks... lutut aku sakit bang!" Adu Vanila, Vano pun langsung menghampiri adiknya yang tengah menangis kejer karena jatuh dari sepedanya.

Melihat lutut Vanila terluka Vano pun berteriak. "Mama Vanila jatuh dari sepeda!" panggilnya.

"Sini sayang bawa adeknya," Vano mengangguk lalu mengangkat tubuh mungil adiknya yang bergetar menandakan bahwa adiknya masih menagis, Vano menghampiri mama dan papanya yang tengah duduk di karpet bergambar doraemon.

"Kenapa Vanila bisa jatuh bang?" tanya Nanda.

"Maaf ma, aku sempet lepasin sepedanya... aku kira Vanila sudah bisa," sesal Vano sembari menundukan kepalannya, takut di marahi oleh mamanya.

Nanda tersenyum. melihat anak sulungnya yang takut-takut padanya, padahal Nanda tidak memarahinya. "Iya udah, gak pa-pa."

"kalo kamu mau main lagi? Kamu Bareng sama papa aja ya? Mama mau ngobatin adek kamu dulu," Vano mengangguk kepalanya. 

"Iya mah."

"Ayo Vano, jagoanku" Vano mengangguk saja.

Kedua lelaki generasi itu memainkan bola basket.

Sudah lumayan menguras tenaga. Kedua lelaki yang beda generasi itu berhenti lalu duduk di kursi tidak jauh dari sang istri dan anak bungsunya.

"Vano," ucap Papanya Vano, tangannya mengusap rambut hitam anaknya, ia tersenyum ternyata anak sulungnya mirip sekali dengannya yang tampan, dan juga sifat prilaku juga sama dengannya, over protektif. dan mampu menjaganya apa yang dimilikinya.

"Iya pa?" sahut Vano.

"Kalo papa pergi, kamu mau ya? Jaga adik kamu sampai kapanpun, apa kamu sanggup?" Pinta pria paru baya itu.

"Sanggup pa, aku kan sayang sama adek!" jawabnya antutias.

Pria paru baya itu terkekeh dengan jawaban anak sulungnya ini.

"Papa akan jaga ucapan mu, dan ingat jangan pernah ada yang menyakiti adik kamu tanpa terkecuali," pringatnya.

"Termasuk aku ya pa?" ucapnya.

"Pinter!" memang anak sulungnya ini terlewat jenius, jadi selalu paham apa yang ia katakan.

"Tapi kamu juga harus melepaskan dia, kalo dia sudah mempunyai kehidupan baru di saat usia adik mu tepat," nasihat papanya Vano.

My Perfect Boyfriend (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang