20

921 48 0
                                    

Happy Reading.

Direvisi : 10-10-2021


💢💢💢


Matahari mulai terlihat dan langit tampak cerah, burung-burung tengah berkicau di atas langit. Gorden yang tadinya tertutup kini sudah terbuka, di dalam kamarnya terdapat seorang gadis cantik nan manis dengan seragam, sepatu serta semuanya sudah rapi. gadis itu adalah vanila.

Tok tok tok

"Vani sayang! bangun nak sudah pagi," panggil Nanda mamanya Vanila, wanita paruh baya itu terus mengetuk pintu kamar anaknya.

"Iya mah Vani, udah bangun kok. malah udah siap mau berangkat!" balas Vanila teriak.

Tak lama mama Vanila membuka pintu kamar anaknya, lalu masuk ke dalam kamar anaknya, memang benar anaknya sudah rapi hanya pakai tasnya saja yang belum di sampirkan ke punggung Vanila.

"Wah, anak mama udah cantik aja. tinggal berangkat aja nih," puji sang mama Vanila, Vanila tersenyum.

Vanila pun meraih tasnya yang ada di kursi belajarnya, Lalu menghadap ke mamanya. "Umm, mama bisa aja." balasnya di kalimat akhir Vanila tertawa.

Nanda tersenyum melihat anaknya ceria. "Oh, ya Vani. ada pacar kamu tuh di bawah," Vanila membatu di tempat, sambil mengigit bibir bawahnya, Vanila gugup, takut mamanya akan memberitahu pada Kakaknya yang berbeda di negara itu.

Vanila menatap sang mamanya "Hmmz... Ma- em Ma, maafin Vanila ya? Vanila udah berani pacaran," cicit Vanila takut, lalu menundukkan kepalanya, tak berani menatap lagi sang mamanya.

Nanda menghela nafas pelan lalu tersenyum kearah anaknya yang sedang menunduk kepalanya. "Gak pa-pa Van, tapi ingat pacarannya jangan melewati batas, kalo melewati batas mama gak akan izinin kamu pacaran lagi, mengerti?" pringat Nanda, pada sang anak dengan suara khas seorang ibu.

Vanila pun mengangguk mengerti.

"Lagian mama liat Atalla kayaknya orang baik, sopan dan bisa menjaga kamu, ya ... walaupun datar tapi mama liat dia sayang terus peduli sama kamu, dan mama kenal dekat sama mamanya, mamanya Atalla juga dia baik. mama nyaman temanan sama mamanya Atalla," ucapan sang mama membuat Vanila tersenyum sipu, pipinya merah merona.

"Mah, Vani boleh minta tolong sama mama?"pinta Vanila, penuh harap.

"Apa?"

"Tolong rahasia-in hubungan aku sama Atalla, mama tau'kan kalo bang Vano gak bolehin Vani punya hubungan yang namanya laki-laki, bang Vano tuh terlalu over protektif banget sama Vani," ucap Vanial dengan nada penuh harap disana, seraya Vanila dengan muka cemberutnya.

"Kamu jangan nilai dari sebelah mata saja nak, Abang kamu kayak gitu ... tandanya dia sayang sama kamu. Abang kamu gak mau adiknya kenapa-napa, wajar abang kamu over proktektif sama Vani, apalagi abang kamu menganti peran sebagai papa kamu yang udah bahagia di atas sana, yang menjaga, melindungi anaknya, abang kamu ingin dirinya berguna dan berhasil menjaga adiknya." nasihat Nanda penuh kelembutan pada anaknya, seraya tangannya mengusap surai rambut panjang Vanila.

Vanila merasa bersalah pada Kakaknya karena tak berfikir sejauh itu, yang di ucapkan mamanya adalah benar seharusnya Vanila bersyukur mempunyai seseorang kakak yang begitu tulus menyayangi, dan mampu menjaga dan melindunginya, Vanila tahu kakaknya selalu memprioritaskan dirinya di bandingkan segalanya.

"tenang saja, Mama gak bilang sama Abang kamu, Ya udah. yuk turun ke bawah kasian pacar kamu udah nunggu lama," tambahnya.

"Iya mah."

My Perfect Boyfriend (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang