06

1.4K 72 0
                                    


Happy Reading.

Direvisi : 06-10-2021

💢💢💢


Vanila menerjap-nerjapkan matanya sehingga air yang ada di pelupuk matanya terjatuh membasahi pipi tembemnya, kepala vanila masih mendongak menatap lelaki itu.

tak lama kepala Vanila menunduk dengan jari-jarinya mengusap air mata yang berada di pipinya.

Vanila melihat ada yang mengulurkan tangannya padanya, ia kembali mendongak kepalanya. ia melihat lelaki itu mengulurkan tangannya untuknya. tangan vanila reflek mengangkat pelan menerima uluran tangan lelaki itu.

lelaki itu menggenggam tangan mungil Vanila, sehingga Vanila berdiri tegak. lalu Vanila melepaskan tangannya di genggam oleh lelaki itu.
Vanila menundukkan kepalanya agar lelaki itu tak melihat matanya yang sudah memerah karena habis nangis.

Pemuda itu melihat Vanila ralat kedua lutut gadis itu berdarah, ada sedikit sakit di hatinya melihat gadis itu kedua-duanya terluka. Ia merasa iba pada gadis itu.

Mendengar ringis dari mulut mungil gadis itu, lelaki itu beralih menatap gadis yang tengah menunduk.

"Ceroboh," celetuk lelaki itu.

"Hah?!" beo Vanila. Kepalanya kembali mendongak Seraya menerjap-nerjapkan matanya.

Lelaki itu menatap Vanila dengan tingkah seperti itu. membuat lelaki itu menahan tawanya, astaga gadis ini menggemaskan sekali, ucapnya dalam hati.

Vanila jika di dekat lelaki itu jantungnya selalu berdetak kencang.

ada apa dengan jantungnya? Apakah ia mempunyai riwayat jantung? Kalau benar, ia akan mencoba memeriksa jantungnya di spesialis dokter jantung nanti.

Vanila tak berhenti meringis di hadapan lelaki itu.

Ia ingin pergi meninggalkan lelaki di hadapannya ini karena tak baik pada jantungnya jika selau berdekatan dengannya.

Sebelum melangkah

lelaki itu langsung mencekal pergelangan tangan mungil Vanila sehingga sang empu berhenti di tempat.

"Mau kemana?" tanya lelaki itu datar.

"Aku mau ke kelas?"

Astaga bener-bener menggemaskan sekali gadis di hadapannya ini, ingin sekali mencubit pipinya tapi ia urungkan, jantung lelaki itu pun juga tak kalah berdegup kencangnya saat melihat gadis itu apalagi senyumnya, bikin memeleh.

tangan Vanila enggan di lepas oleh lelaki itu.

"Lutut lo luka, Obatin." tutur lelaki itu, Matanya menatap gadis itu.

Vania membatu, lidahnya kelu, Vanila masih menetralkan jantungnya berdegup kencang enggan normal, jari vanila dan lelaki itu masih bertautan.

Ia tak mendengarkan suara gadis itu, kaki pemuda itu pun mulai berjalan, tapi mendengar ringisan keluar dari mulut gadis itu, ia langsung menengok.

Saat itu juga, Tubuh Vanila seperti melayang di angkat oleh seseorang, mata Vanila membelalak kaget, ia tak percaya apa yang dilakukan oleh lelaki itu.

tangan Vanila reflek mengalungkan di leher lelaki milik bermata hitam lekat itu.

Lelaki itu menggendong Vanila dengan bridal style, keduanua menyusuri koridor-koridor berada di sekolah ini, lelaki itu tak menghiraukan pekikan-pekikan mereka di setiap jalan koridor. tujuannya ingin membawa gadis yang ada di gendonganya ini di ruangan UKS.

My Perfect Boyfriend (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang