22

855 48 0
                                    


Happy reading!

Direvisi : 10-10-2021

                               
                               _.._

Semua teman atau lebih tepatnya para sahabatnya Atalla. Bermain di rumahnya yang megah dan mewah. lumayan luas tak jauh berbeda  dengan rumahnya Vanila yang ada sebrang sana.

"Ata mana ps lo, gue mau main ama curut ini." ucap Kevin, sedang lesehan di karpet berbulu bewarna abu- abu itu, di depan dindingnya terdapat tv lebar nan tipis bewarna hitam.

Atalla mengendikkan bahunya acuh, "eh bege, enak aja lo bilang gue curut, gue manusia ya!" ngegas Derren, "lagian, mana ada kalo lo gak tau? Ps punyanya Atalla?!" lanjunya, Kevinnya mah cengengesan.

"Gue, suka nih tipe-tipe ngomongnya yang kek gini." balasnya diakhir kalimatnya tertawa, lebih tepatnya mengejek, dengan wajah yang tengilnya.

Derren melemparkan bekas kulit kacangnya ke arah Kevin. "Anjir, gue normal goblok!"sewot Derren sambil bergidik ngeri.

"Apaan sih, lo ngomong sama gue?" balas Kevin, masih dengan wajah tengilnya.

Derren langsung menggeplak kepalanya Kevin, "gak nyambung lo," balas Derren, "uda ah, gue pengen main ps, lo mau maen bareng gue gak?" lanjutnya, sambil melihat mulut Kevin berkomat kamit mengumpat Derren, tangannya yang masih memegang kepalanya karna di jitak oleh Derren.

"Lah, iya dong!" nge-gas Kevin, "eh, kalian jangan berduaan nanti ketiganya setan," lanjutnya semakin ngawur, netranya melihat kedua sahabatnya yang tengah berdiri di depannya ada kaca. kedua orang itu matanya menatap lurus ke depan.

Keduanya mendengar suara Kevin, lalu mereka berdua memutarkan kepalanya 190 ke arah Kevin, "Apaan, gak jelas lo Pin!" sahut Reno nge-gas, netranya menatap Kevin yang sudah  memainkan psnya Atalla.

"Gak usah ganggu gue Ren, gue lagi main ps."ucap watadosnya tanpa menatap Reno, matanya menatap tv yang tengang menampilkan game bola ada didepannya.

Reno menatap Kevin sinis "situ yang duluan!" balasnya sewot, Atalla hanya melihat keduanya berdebat, sedangkan Derren yang anteng dengan gamenya tengah di mainkannya.

Tak lama kemudian keduanya menatap lurus lagi, "Ata, gue pengen ngomong sama lo."ucap Reno matanya tak menatap ke depan lagi tapi melirik ke Atalla. "lo pacaran sama Vanila, bukan buat di permainkan perasaan Vanila kan?" tanya Reno.

Atalla terdiam sejenak lalu, "bukan," jawabnya datar, matanya tanpa menoleh pada Reno, ia melihat kearah rumah yang di tempati oleh kekasihnya, Vanila. Gadisnya sedang apa ya? Pikirnya.

Mendengar jawaban dari Atalla ia lega, tapi hati orang mana ada yang tau kan? Reno menghela napas pelan. "gue harap,gue mau sesuai dengan omongan lo, gue gak mau lo mainin hatinya Vanila... lo tau kan? Vanila itu beda dari yang lain, baik, polos imut cantik dan  manis, dan lo udah move on kan? Sama dia, gue gak mau kalo Vanila salah paham sama masa lalu lo, dan gue harap tujuan lo macarin Vanila bukan karena pelampiasan, gue harap lo menerima Vanila dengan hati lo, gue gak mau ntar lo nyesel kalo permainkan hati Vanila." ujar Reno panjang lebar.

"Gue tau. Menurut gue dia adalah masa lalu yang gak perlu di ungkit, dan Vanila adalah masa depan gue," balasnya datar, di dalam hatinya sudah bertekad Vanila lah yang bisa membuat hidupnya bewarna lagi setelah sekian lama hatinya meredup, sekarang ia belajar move on, mungkin sebentar lagi nama dia akan di ganti dengan gadisnya, Vanila Kusuma Barta.

Reno melihat Atalla bahagia, ia tersenyum, ini yang ia tunggu-tunggu sahabatnya yang dingin, datar nan kaku sudah bangkit, dan semoga selalu bahagia dengan orang yang di cintai sahabatnya ini, ucap dalam hati Reno.

My Perfect Boyfriend (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang