Happy Reading.
Di revisi : 06-10-2021
💢💢💢
"Hoss - hoos yah ... kok, ditutup sih gerbangnya?" Vanila menghela nafas kasar, Badannya membungkuk. Tubuhnya ia sanggahkan pada tangan kirinya yang bertumpu pada lutut, sementara tangan yang lainnya digunakan untuk menyeka keringat yang membasahi wajahnya.
Di depan gerbang sudah ada satpam serta guru BK yang sudah berdiri tegak di hadapannya, hanya saja terhalang oleh pagar yang lumayan tinggi.
"Bu, tolong buka gerbangnya, aku mau masuk." Vanila memohon sambil menatap pada Guru BK yang ada didalamnya, dengan wajah yang memelas mungkin agar ia boleh masuk ke dalam sekolah.
"Kamu siapa?" tanya Bu Sila seraya mengerutkan dahinya.
"A-aku ... aku murid baru Bu," ucap Vanila sedikit gugup karna suara guru Bk terdengar tegasnya. Gadis itu tersenyum canggung.
Bu Sila selaku guru BK belum juga membuka gerbangnya, untuk gadis itu. Lalu guru BK menatap pak saptam, "pak. tolong buka kan pintu gerbangnya untuk anak baru itu," ucap Bu Sila seraya melirik kearah Vanila.
Vanila yang dilirik hanya menundukkan kepalanya saja.
Tak lama kemudian, gerbang yang tadinya tertutup- kini telah di buka oleh pak satpam. Lalu Vanila berjalan masuk ke dalam sekolah barunya.
gadis itu berdiri di hadapan guru BK seraya menatapnya dengan mata yang sayu, karena Vanila dan Bu Sila masih di depan sekolah.
"kamu ... siapa tadi namanya?" tanya Bu Sila matanya terlihat sayu sebab matahari sudah mulai sedikit meninggi.
"Vanila bu!" jawabnya cepat, dengan suara pelan- seraknya, gadis itu kerongkongnya yang mulai mengering.
"oke, Vanila. lain kali kamu jangan sampai telat ya? apalagi kamu murid baru, lain kali jangan berangkat jam sembilan. mengerti?" pringatnya, gadis itu mengangguk kepalanya. "baiklah. kamu ikut Ibu ke ruangan kepala sekolah," lanjutnya, dengan suara lembut dan tegas.
"Iya bu," ucap Vanila.
tak lama, Vanila mengikuti Bu Sila yang ada di depannya. Tanpa sengaja gadis itu mengarah retinanya ke lapangan basket, dimana di sana ada seorang pemuda dengan parasnya yang tampan, tubuhnya yang jangkung, wajahnya yang bule dengan pahatan sempurna.
Ternyata di dunia ini ada aja orang yang ganteng dan hampir sempurna- begitulah ucapan kagumnya pada lelaki bule itu.
Gadis itu masih melihat lelaki itu sedang bermain lincah bola orangenya yang dipantulkan kemuadian sedetiknya lelaki itu itu memasukan bola oranye ke ring lawannya.
Suara gemuruh manusia yang ada di lapangan basket sampai terdengar nyaring di telinga gadis itu.
"Eh!" pekik vanila, mungkin saking fokusnya pada lelaki itu, ia hampir saja jatuh dari anak tangga yang ada di depannya.
Pemuda yang tadinya fokus pada bola basketnya, kini ia menoleh kearah gadis itu karna suaranya begitu keras.
semua yang ada dilapangan basket juga menoleh ke arah gadis itu.
Lelaki itu mengerutkan dahinya penasaran, siapa gadis itu?
Vanila menundukkan kepalanya dengan pipi yang merona, malu. Ia merutuki kebodohannya karena sudah terpesona dengan wajah lelaki salah satu yang ada di lapangan tadi, Vanila hampir jatuh. apalagi ia sangat yakin sekali bukan hanya lelaki itu saja yang melihatnya tetapi semua yang ada dilapangan basket juga melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend (✔)
Roman pour AdolescentsVanila Kusuma Barta namanya, gadis manja, cengeng, polos, lugu, dan segala kekurangan melekat di dirinya Atalla Richard Megantara ia adalah lelaki perawakan tinggi, tubuh atletis,wajah yang tampan dan mampu memikat semua kaum hawa di sekolahnya ma...