kejadian diperon 9¾

1.5K 57 0
                                    

Hari ini hari dimana aku akan berangkat ke Hogwarts menggunakan kereta Hogwarts experess peron 9¾. Aku diantar mama dengan membawa kereta dorong untuk membawa barang-barangku. Saat sampai di peron 9¾ aku bingung karena peron itu ada dibelakang tembok. Saat sesampainya di peron 9¾ mama bertemu sebuah keluarga bernama keluarga Weasley. Aku disitu berkenalan dengan seorang gadis bernama Ginny Weasley. Dia gadis yang cantik dan berambut cokelat.

"Hai aku Ginny Weasley, siapa namamu?" Dia memperkenalkan diri.

"Hai juga aku alya sanfoy, nice to meet you". Aku memperkenalkan diri.

Aku sudah merasa sangat dekat dengannya. Setelah berkenalan waktunya Ginny yang masuk menembus dinding peron 9¾. Dan sekarang giliranku menembus dinding tersebut. Jantungku serasa ingin keluar saking takutnya kalau gagal menembus dinding tersebut. Mama menyakinkan diriku tidak akan terjadi apa apa.

Setelah mama menyakinkan aku memberanikan diri untuk mencoba menembus dinding itu sekarang.

"Kamu lihat kesana jangan memandang daerah lain kecuali dinding itu. Setelah itu lari sekuat mungkin dan jangan berhenti. Understand?". Kata mama.

"Understand mom!" Jawabku mengerti.

"Mom beri aba aba ya.. 1,2,3, Run now!" Mama mulai menyuruhku berlari menembus dinding tersebut.

Saat aku lari tiba tiba ada seseorang laki laki yang menabrak aku dengan sangat keras.

"Brrakkk!"

Dan ternyata yang menabrak ku seorang anak laki laki berambut pirang

"Where are your eyes? " Kata kata kasar yang terlontar dari mulut anak berambut pirang tersebut.

Aku serasa ingin mengumpat tetapi aku tahan karena ada mama disana.

"Hai yang salah itu kamu bukan saya! Saya sudah benar berlari dari arah sini dan kamu berlari dari arah yang salah." Ujarku dengan rasa jengkel

"wow kamu berani melawan saya ha?" Ujarnya sambil menantang.

"Apa ha? Kau pikir aku takut? Sini maju sini" Jawabku dengan rasa jengkel, dan kesal

"Udah udah jangan berantem disini tidak enak dilihat orang lain" lerai mama memisahkan aku dan cowok berambut pirang tersebut.

"Biarkan dia berlari lebih dulu, kamu terakhir ya sayang" kata manis mama membujukku.

"Alright mom." Jawabku mengalah dari anak tersebut.

"Baiklah sekarang kamu lari" kata mamaku ke anak tersebut.

Dia lari tampa mengucapkan kata-kata.
"Angkuh sekali dia, gak punya rasa terima kasih." Ujarku jengkel.

"Sudahlah lupakan saya sayang, sekarang ganti kamu yang lari" kata mama.

"Baik aku siap mom". Ujarku dengan rasa siap sedia

"1,2,3, lari!" Mama memberi aba aba.

Aku berlari sekencang mungkin sekaligus menutup mataku. Saat aku membuka mataku aku sudah berada di peron 9¾ kereta Hogwarts experess.

Ternyata ada Ginny yang menungguku disana.

"Hai alya! Kamu lama sekali ku tunggu." Ginny memanggil namaku.

"Maafkan aku Ginny". Ujarku meminta maaf.

"Tidak apa-apa. Kenapa kamu lama sekali alya?" Tanya Ginny.

"Tadi saat aku ingin berlari menembus dinding ada seorang anak laki-laki yang menabrakku dengan sangat cepat. Dan tampa minta maaf dia malah mengumpat. Dan itu yang membuatku jengkel dan harus membuatmu menunggu." Aku menjelaskan cerita tadi di dinding peron 9¾.

"Bagaimana ciri ciri orang tersebut?" Tanya Ginny.

"Dia mempunyai rambut pirang, tinggi, dan bermuka tampan. Walaupun dia tampa. Tetapi dia sangat menyebalkan." Menjawab pertanyaan Ginny.

"Seriously?, Apakah orang itu yang menabrak dirimu?" Tanya Ginny dengan nada agak tinggi.

"Yeah, kenapa aku berbohong." Jawabku dengan penuh rasa jengkel.

"Apakah kamu tidak mengenal dia? Dia adalah kakak kelas kita". Ginny menjelaskan anak berambut pirang tersebut.

"Benarkah? Dia kakak kelas kita? Apakah kamu tau namanya?" Tanyaku pada Ginny.

"Kamu benar-benar tidak tau apapun alya. Dia bernama Draco Malfoy dari keluarga Malfoy Manor. Dia cukup terkenal di Hogwarts, dia masuk kelompok slytherin." Jelas Ginny.

"Aku memang tidak tau apapun kecuali anak yang selamat dari Dia yang tidak boleh disebut namanya. Dan ternyata anak menjengkelkan itu kelompok slytherin pantas saja sifatnya seperti itu". Kataku

"Apakah kamu mengenal anak yang selamat dari Dia yang tidak boleh disebut namanya?" Aku bertanya ke Ginny.

"Bukan cuma mengenalnya tetapi aku sudah pernah bertemu dengannya, dia sangat tampan." Jawab Ginny dengan senyum senyum sendiri

"Benarkah kamu pernah bertemu dengan dia? Kapan kamu bertemu dengannya?" Tanyaku penuh tanda tanya.

"Nanti aku jelaskan dikereta, kereta akan segera jalan." Jawab Ginny.

"Baiklah". Jawabku

Gryffindor women and Slytherin men [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang