Kejadian saat pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour.

74 10 0
                                    

Hari telah berlalu, setelah pulang dari Hogwarts, Alya selalu termenung di dekat jendela. Narnia--ibu Alya, menyadari anaknya seperti itu, ia hendak mengajaknya ke acara pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour.

"Sayang." Panggil Narnia sambil mengusap kepala Alya. "Kamu kenapa? Beberapa hari terakhir ini kamu selalu termenung?"

"Tidak, Mom." Kata Alya lesu. "Aku hanya memikirkan hal saat aku berada di Hogwarts kemarin, aku tidak menyangka Professor Severus Snape tega membunuh Dumbledore."

"Sudahlah, lupakan itu." Kata Narnia. " Kalau begitu, kamu ikut Mom dan Dad ya?"

"Kemana?" Tanya Alya.

"Ke pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour." Jawab Narnia. "Mereka mengundang kita untuk datang ke pernikahan anaknya. Kamu ikut Mom dan Dad ya?"

"Baiklah kalau begitu." Kata Alya setuju.

                     ***

Hari pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour datang. Alya yang memakai baju rok pendek berwarna putih, berangkat menuju rumah keluarga Weasley. Sesampainya di sana, Alya bertemu dengan teman-temannya.

"Hai, Alya." Sapa Ginny. "Apa kabar?"

"Hai Ginny." Jawab Alya. "Aku baik, dan kau?"

"Seperti yang kau lihat." Jawab Ginny. Ginny mendekatkan wajahnya ke telinga Alya dan berbisik. "Aku berhasil menaklukkan hati Harry." Bisik Ginny.

"Benarkah?" Tanya Alya. "Selamat Ginny."

"Thanks!" Kata Ginny tersenyum.

"Emm..., Kau tak mengundang Colin?" Tanya Alya.

"Sebenarnya ingin, tetapi dia seorang muggle." Kata Ginny.

"Benar juga." Jawab Alya.

"Baiklah, aku tinggal dulu ya?" Kata Ginny. "Tak apa?"

"No problem." Jawab Alya santai. Ginny berjalan pergi dan berbicara kepada orang lain.

"Sayang!" Panggil Narnia. "Kemarilah!"

"Yes, Mom. I'm coming." Jawab Alya.

"Ucapkan selamat kepada Mrs dan Mr. Weasley." Suruh Narnia.

"Selamat atas pernikahan anak kalian." Kata Alya sambil mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.

"Thank you, dear!" Jawab Mrs Weasley sambil mencium kening Alya.

Saat sedang mengobrol, ada sesuatu yang besar dan keperakan telah turun menembus kanopi, tepat di atas lantai dansa. Anggun dan berkilauan, seekor lynx mendarat membuat orang-orang terpesona. Semua menoleh dan terdiam melihatnya. Lalu mulut Patronus itu membuka lebar dan terdengat suara nyaring, dalam, dan lambat. ”Kementrian telah dikuasai. Scrimgeour mati. Mereka datang.”

Semuanya berjalan lambat mendekati dan membingungkan. Alya dan kedua orang tuanya mengeluarkan tongkat mereka masing-masing. Banyak orang yang baru menyadari suatu hal aneh telah terjadi. Mereka masih tampak kebingungan saat kucing perak itu menghilang. Semua bungkam memandangi tempat Patronus tadi muncul, lalu seseorang berteriak.

Semua tamu berlari berhamburan, dengan cekatan Narnia dan Lewis menyerang para pelahap maut yang datang.

"Apa yang terjadi, Mom?" Tanya Alya.

Ibunya yang sibuk menyerang pelahap maut menjawab, "Voldemort telah mengirimkan para pelahap maut kesini."

Tiba tiba ada seseorang pelahap maut yang ingin menyerang Alya dari belakang. "Dibelakangmu!" Teriak Narnia.

"Stupefy!" Kata Alya.

"Lebih baik kau pergi dari sini!" Suruh Lewis. "Pergilah bersama Alya, sekarang!"

"Tapi bagaimana denganmu?" Tanya Narnia. "Aku tak bisa meninggalkanmu disini."

"Benar Dad!" Kata Alya. "Kita akan melawan ini bersama."

"Pergi! Dad akan menyusul kalian nanti!" Teriak Lewis menolak usul istri dan anaknya.

"Tapi Dad-" Kata Alya menolak.

"Pergi!"

"Baiklah," Kata Narnia. "Ayo!"

Narnia menggandeng tangan Alya dan berpindah tempat. "Apparate!" Seketika Alya dan ibunya pindah di depan pintu rumah mereka.

"Mom, bagaimana dengan Dad?" Tanya Alya dengan tampang cemas. "Aku takut kalau terjadi sesuatu kepada Dad."

"Tenanglah sayang." Kata ibunya sambil memeluk Alya. "Ayahmu akan baik baik saja."

Alya dan ibunya menunggu ayahnya pulang dari pesta yang kacau tersebut. Sampai akhirnya yang mereka tunggu tunggu datang.

"Dad, pulang!" Teriak Lewis.

"Dad!" Teriak Alya sambil berlari dan memeluk ayahnya. "Aku takut terjadi sesuatu kepada Dad!"

"Tenanglah, Dad tidak apa apa." Kata Lewis menenangkan anaknya.

"Apa yang terjadi, sayang?" Tanya Narnia. "Kenapa pelahap maut bisa masuk ke the Burrow?"

"Perlindungan the Burrow telah rusak." Jawab Lewis. "Kita harus selalu berhati-hati sekarang. Dan rumah kita akan aku beri mantra perlindungan."

"Tapi, para pelahap maut sangat kuat, Dad." Kata Alya. "Mereka bisa menembus perlindungan yang Dad lakukan."

"Tenanglah, Dad sudah memberikan beberapa mantra untuk melindungi rumah kita." Jawab Lewis. "Dan tadi saat pelahap maut ingin menyerangmu, kau dengan cepat melawan menggunakan mantra Stupefy. Apa benar?"

"Yes, Dad." Jawab Alya canggung. "Ada yang salah?"

"Dari mana kamu belajar mantra itu?" Tanya Narnia.

"Saat aku kelas 4, aku menjadi salah satu dari anggota Laskar Dumbledore untuk memerangi Voldemort dan Umbridge." Jelas Alya. "Aku belajar mantra itu dari situ."

"Bagus sekali anak Dad dan Mom!" Kata Lewis sambil mengacak acak rambut Alya. "Dad, akan selalu mendukungmu dan kamu harus bisa belajar mantra² pertahanan."

"Thanks, Mom, Dad." Kata Alya sambil memeluk kedua orang tuanya.

{Tunggu cerita selanjutnya ya}

{Maaf jika banyak typo dan aneh :( }

Gryffindor women and Slytherin men [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang