Hari Ke - 2

681 87 51
                                    

Suara Kak Raditya sang ketua BEM bergema di ruangan rapat sekretariat pengurus BEM, kami sedang membicarakan rencana LDKM—Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa gabungan dengan Fakultas Teknik yang akan diadakan satu bulan mendatang.

Tidak mudah mengurus acara gabungan ini, apalagi pengurus BEM Fakultas Teknik yang mayoritas laki-laki itu selalu banyak menuntut. Sudah bukan rahasia umum kalau di kampus kami mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik-nya tidak terlalu akur. Hanya saja semenjak kepemimpinan BEM Fakultas dipimpin oleh kak Ditya—sapaan akrab kak Raditya, kami jadi sering melakukan kolaborasi dengan Fakultas Teknik. Terlebih lagi, dari kabar yang kami dengar ketua BEM Fakultas Teknik yang bernama Dodit itu adalah adik sepupu kak Ditya. 

"Mim, menurut kamu gimana? Biasanya kan cewek paling ngerti urusan makanan," tanya kak Ditya mengembalikan atensiku yang semula melambung seperti harapan.

Di kampus ini, cuma kak Ditya yang memanggilku dengan nama depanku— Jemima, atau biasa juga disingkat dengan Mima, karena kebiasaan sejak jaman sekolah dulu.

"Sorry Kak, boleh ulangi pertanyaannya?" pintaku tak tahu malu.

Aku bisa melihat seulas senyum tersungging dari bibir tipis kak Ditya. Ganteng, membuat aku yang melihatnya juga ingin tersenyum.

"Menurut kamu, lebih baik sarapan pakai roti bakar atau nasi goreng di hari pertama LDKM nanti?" Kak Ditya mengulangi pertanyanya dengan sabar.

"Hmm.., menurut aku sebaiknya nasi goreng, apalagi di hari pertama lumayan padat jadwalnya dengan materi-materi sampai siang, khawatir kalau cuma dikasih roti bakar pesertanya udah kelaparan sebelum jam sebelas siang," sahutku berpendapat.

"Bener juga." Kak Ditya menyetujui usulku. "Oke, dicatat ya seksi konsumsi, sebaiknya sih kalian diskusi terpisah lah, ajak nih Mima buat ikutan diskusi, dia kan tahun lalu yang jadi koordinator panitia seksi konsumsi."

"Oke, Kak!" sahut beberapa panitia yang bertanggung jawab pada bagian konsumsi.

"Ada lagi nggak yang mau kita bahas? Oh, iya Mim, kemarin orang villa-nya tanya mau disediain berapa banyak kasur lipet, coba kamu koordinasi sama Haikal ya?" pinta Kak Ditya.

"Haikal itu siapa ya Kak?" tanyaku.

"Eh, kirain kamu kenal. Haikal itu anak BEM Teknik yang jadi koordinator seksi acara buat LDKM besok. Kalau kamu mau nomor teleponnya aku ada nih."

"Oh, oke Kak WA-in aja nomornya, nanti aku yang kontak dia."

"Sip kalau gitu, gue rasa cukup lah ya diskusinya udah kesorean juga nih. Kalau masih ada yang mesti ditanya, kontak WA gue atau Jemima ya," ujar Kak Ditya menutup diskusi kepanitiaan.

Satu tahun yang lalu aku resmi diangkat menjadi sekretaris BEM fakultas, untuk mendampingi kak Ditya sebagai ketua BEM. Semenjak saat itu, aku menjadi lebih aktif di kepengurusan BEM dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Aku dan kak Ditya sudah kenal lama sejak SMA, makanya dia masih terbiasa memanggilku dengan nama panggilan akrab ketika sekolah dulu. Nama panjangku Jemima Jasmine Aldebaran. Bukan, bukan seperti mas Al yang ada di sinetron itu, tapi Aldebaran seperti nama bintang yang paling terang di konstelasi taurus. Karena aku lahir di bulan April dan zodiakku taurus, maka orang tuaku menamaiku Aldebaran.

Ayahku itu seorang astronom, karenanya aku dan semua saudara kandungku memiliki nama dengan unsur bintang atau rasi bintang. Seperti kakak sulungku, dia bernama Alula Andromeda, Alula sendiri sudah nama bintang lalu ditambah Andromeda yang merupakan nama galaksi. Selain itu, Alula dalam bahasa Arab artinya anak pertama, sangat sesuai. Lalu ada adikku yang bernama Aisha Aludra, Aludra itu salah satu bintang di rasi Canis Major. Kalau mau tau lebih tentang rasi bintang dan bintang, silakan tanya ayahku beliau pakarnya.

28 Hari Mencari Cinta [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang