Addīcted Bagian 03

16.7K 696 91
                                    

Happy Reading

Now Playing||Drivers License-Olivia Rodrigo

•••

17 Tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17 Tahun kemudian.

Saat ini Sameera masih menangisi kesedihannya diatas kasur king size miliknya. Ayahnya, kali ini memarahinya bahkan menurutnya itu terlalu berlebihan sampai harus mengucapkan kalau dia anak yang tidak ayahnya inginkan. Dia sudah terlalu sering mendengarkan kata-kata itu, tapi lama-kelamaan ia pun semakin sakit hati.

Menyakitkan, sungguh hati anak mana yang tidak sakit hati saat Ayah kandungnya sendiri tega mengucapkan perkataan itu.

Sebuah ketukan pintu dan panggilan dari Bundanya itu membuat Sameera segera menghapus air matanya dengan cepat.

"Mera, buka pintunya ya nak?" Tanya Samantha dari balik pintu.

"Bentar bun." Jawab Mera, dan beranjak dari kasurnya membukakan pintu untuk bundanya masuk.

Samantha tahu betul kalau anaknya saat itu menangis, ia pun langsung saja memeluk putri sulungnya itu.

"Maafkan ayahmu ya nak, mungkin dia sedang banyak kerjaan makanya kelepasan." Ucap Samantha sambil mengusap pelan punggung putrinya itu.

"Bunda kenapa bisa bertahan sama Ayah sih? Aku mending bunda cerai sama Ayah. Ayah gak sayang sama kita, bun."

Samantha terdiam sejenak, "Enggak sayang. Ayah itu sayang sama kamu dan bunda." Jawabnya.

"Terserah! pokoknya aku udah gak mau berurusan dengan Ayah dan aku gak akan peduli lagi dengan dia." Mera berucap dengan nada yang cukup tinggi. Dia sengaja melakukan itu berharap pria itu dapat mendengar perkataannya.

Samantha hanya bisa menitikkan air matanya, dia pun sebenarnya sedih tapi bagaimana lagi dia sudah terlanjur mencintai Danish. Apalagi perjuangannya bertahan dengan Danish itu sangatlah sulit.

Sameera mengusir Samantha agar keluar dari kamarnya dengan nada dinginnya, tidak ingin anaknya semakin kecewa dengannya. Samantha pun keluar dengan raut wajah yang menyedihkan.

•••

Pagi harinya, Sameera tidak bergabung untuk melakukan sarapan rutin bersama dengan keluarganya. Dia benar-benar berubah, menjadi sosok yang dingin dan cuek.

"Mera, sarapa dulu sayang." Panggil Samantha saat Mera yang sudah lengkap berseragam rapi dan menggendong tas dipunggungnya itu.

"Aku sarapan dikantin sekolah." Jawabnya dengan menunjukkan ekspresi yang datar.

Deg

AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang