Happy Reading
Now Playing||All I Want-Olivia Rodrigo
•••
Satu minggu, sudah selama ini Sameera tidak menunjukkan batang hidungnya disekolah ini. Teman, bahkan para guru-guru selaku pengajar disekolah itu pun ikut kebingungan karena Sameera sama sekali tidak ada kabar dari siapapun.
"Lama-lama gue bisa gila kalau Sameera gak ada kabar gini." Ucap seorang Raikanz yang sudah frustasi sejak kemarin-kemarin.
Zeny dan Akhtar pun juga merasakan hal yang sama, mereka juga ikut bingung dan frustasi karena tidak mendapatkan kabar Sameera dari siapapun.
Pihak sekolah sudah menanyakan keberadaan Sameera kepada Sofia dan keluarganya namun mereka pun juga tidak tahu.
Samantha. Baru saja dua hari yang lalu ia sembuh bisa beraktivitas seperti sedia kala kini harus mencari-cari keberadaan Sameera putrinya. Mereka semua tahu kalau Sameera berada dikediaman Dewangga, namun saat Danish mengunjungi rumah sahabatnya itu mereka tidak ada disana.
Dewangga dan Sameera pergi, tanpa satupun orang yang mengetahui kemana perginya mereka berdua.
"Dewangga sialan, kemana dia membawa pergi Mera!." Gerutu Danish sambil mengepalkan kedua tangannya.
Saat ini tiga orang keluarga tengah duduk termenung diruang tengah.
Sofia duduk disamping Samantha ia mengelus pelan tangan Bundanya, berharap wanita itu tidak berhenti menangis lagi namun usahanya terasa sangat sia-sia karena Samantha masih saja menangis.
"Apa perlu kita melaporkan kejadian ini ke polisi?" Tanya Danish kepada Samantha istrinya.
Samantha terdiam sejenak. "Tidak perlu." Jawabannya membuat Danish dan Sofia tersentak kaget.
"Tapi bun-"
"Tidak perlu." Belum selesai Sofia berucap, Samantha sudah memotong kalimat putri bungsunya itu.
Samantha beranjak berdiri dan menatap nyalang kearah suaminya. "Dewangga tidak salah membawa Sameera pergi, kalaupun kita melaporkan ke polisi yang ada kamu yang kena tindak pidana." Ucap Samantha tegas lalu pergi menuju kamarnya.
Deg
Jantung Danish berdegup semakin cepat, benar. Apa yang dikatakan oleh Samantha benar.
Sofia masih berada ditempatnya ia semakin bingung dengan maksud dari perkataan Bundanya barusan, banyak yang ia pikirkan dikepalanya saat ini. Kenapa semuanya terasa janggal?
•••
"Kau yakin tidak ingin bertemu dengan Bundamu? Setidaknya kau bertemu dengannya." Ucap Dewangga sambil sesekali menyesap Kopi Americano yang baru saja ia pesan.
Sameera menggelengkan kepalanya pelan.
"Jangan jadi pecundang."
"Aku bukan pecundang." Jawab Mera dengan ketusnya.
"Kau tidak merindukan Bunda?" Tanya seorang wanita yang tiba-tiba saja sudah duduk dihadapan Sameera dengan senyuman dan mata yang berbinar seperti ingin menangis.
Dewangga sengaja mengajak Sameera pergi ke cafe, lalu Dewangga juga meminta agar Samantha mengunjungi mereka disini tanpa sepengetahuan Danish dan juga Sofia.
Sameera terkejut melihat kedatangan Samantha disini. "Om nyuruh Bunda kesini ya?" Tanya Sameera kepada Dewa.
Dewangga hanya tersenyum, lalu beranjak pergi meninggalkan mereka berdua. Memberikan waktu agar Sameera dan Samantha berbincang-bincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted
Romance⚠️WARNING : Cerita mengandung kata-kata kasar, vulgar, dan kekerasan di dalamnya. Di mohon kebijaksanaannya dalam memilih dan membaca cerita. Kita hanya sedang di pertemukan oleh takdir. Tapi, kita tidak tahu takdir itu pada akhirnya membawa kita ke...