Happy Reading
Now Playing||Pelangi-HIVI
•••
"Mer. Lo dipanggil Ibu Sari ke ruang BK sekarang." Ucap salah satu temannya yang diberikan amanat untuk menyampaikan sebuah panggilan kepada Sameera agar ke ruang BK.
Mera berdecak kesal, karena dia baru kali ini mendapatkan sebuah masalah di sekolahnya.
Raikanz yang melihat itu hanya bisa tersenyum masam, dia hanya bisa membiarkan sosok itu pergi menuju ruangan BK dengan aura dinginnya itu.
Setibanya diruang BK, disana sudah ada Danish selaku orangtua Sameera dan Sofia. Sebelum benar-benar masuk kedalam ruangan itu, Mera melihat dengan jelas Ayahnya memeluk dan menenangkan putri bungsunya yang masih terisak.
Mera masuk dan duduk bersebrangan dengan Danish dan juga Sofia. Ia melipat kedua tangannya didada dan hanya menatap dingin kearah mereka.
"Mera?" Ibu Sari selaku guru BK disekolah ini terlihat bingung dengan ekspresi wajah Mera yang terlihat tidak senang dan juga berbeda dari biasanya.
"Cepat bicara." Ucap Mera ketus.
"Jaga ucapanmu Mera." Danish berucap dengan suara lembutnya.
Sameera hanya berdecih dan berucap didalam hatinya. "Sandiwara."
"Sameera, apa kamu ada masalah sama Sofia? Dia adik kamu sendiri kan?" Tanya Sari dengan suara lembutnya.
"Saya tidak ada masalah dengan dia." Jawab Sameera sambil matanya menatap ke arah Sofia.
"Lalu kenapa kamu menyiramnya?" Tanya Sari.
"Dia mengganggu."
"Mengganggu?" Sari menjadi bingung begitu pula dengan Danish.
"Apa benar kamu mengganggu Mera?" Danish beralih menjadi menatap putri bungsunya yang berada disampingnya.
Sofia hanya bisa terdiam, dia kan hanya bertanya tidak mengganggu yang aneh-aneh.
Sameera langsung beranjak berdiri dari sofa empuk yang ada diruang BK tersebut, "Ini hanya masalah sepele, pihak sekolah tidak perlu ikut campur." Ucap Sameera yang langsung saja melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada gurunya maupun Ayahnya sendiri.
"Apa dirumah ada masalah keluarga?" Tanya Sari yang sedari tadi kebingungan melihat perubahan Sameera.
Danish hanya mengangguk pelan, "Iya bu. Baiklah saya permisi." Pamitnya lalu beranjak pergi bersama dengan Sofia.
Sofia masuk kembali kedalam kelasnya dan mengikuti pelajaran yang sempat ia tinggalkan, semua teman-temannya manatapnya iba. Padahal menurutnya hal itu tidak perlu dibesar-besarkan terlebih masalah ini padahal karena masalah keluarga.
Seandainya saja Artara tidak mengatakan kalau Sameera yang menyiram air padanya, pasti masalah ini tidak heboh dan tidak akan membuat ayahnya datang kesini.
•••
Waktu menunjukkan pukul 12:00 PM. Sameera merapihkan buku dan alat tulis yang berhamburan diatas mejanya lalu memasukkannya kedalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted
Romance⚠️WARNING : Cerita mengandung kata-kata kasar, vulgar, dan kekerasan di dalamnya. Di mohon kebijaksanaannya dalam memilih dan membaca cerita. Kita hanya sedang di pertemukan oleh takdir. Tapi, kita tidak tahu takdir itu pada akhirnya membawa kita ke...