Happy Reading
Now Playing || Happier - Olivia Rodrigo
•••
"Kanz tunggu gue!" Teriak Sameera yang berjarak cukup jauh dari Raikanz yang mempercepat langkah kakinya.
"Kanz kaki gue masih sakit, lo tega biarin gue?" Ucap Mera setengah berteriak.
Seketika Raikanz menghentikan langkah kakinya dengan tiba-tiba. Amarahnya yang memburu itu tertahan, iya dia baru teringat bahwa kaki Sameera masih sakit akibat terkilir.
"Ck." Gerutu Raikanz.
Raikanz pun membalikkan tubuhnya, memperhatikan Sameera yang melangkahkan kaki mendekat kearahnya.
"Semarah itu lo sama gue?" Tanya Sameera.
Raikanz hanya bisa membuang nafas gusarnya, dan mendiamkan gadis yang bertanya dihadapannya saat ini.
"Kanz?"
"Mer, diam dulu ya. Gue masih kesel." Ucap Raikanz dingin lalu melanjutkan langkah kakinya.
Sameera pun hanya bisa menuruti apa kata Raikanz yang terlihat sangat marah padanya.
"Kanz jalannya pelan-pelan ya, kaki gue masih nyeri." Ucap Sameera mengingatkan Raikanz.
"Hmm." Hanya gumaman pelan sebagai jawaban dari pemuda itu.
•••
Sudah lebih dari satu jam mereka menuruni gunung itu, akhirnya mereka sampai juga dibawah sana.
Raikanz menyiapkan kendaraannya, namun ia tidak mempersilahkan Sameera untuk ikut naik dengannya.
"Kenapa Kanz?" Tanya Sameera bingung sendiri.
Mata Raikanz mengisyaratkan Sameera untuk menoleh ke arah belakang.
Sameera pun menurut, dan betapa terkejutnya ia saat melihat sosok Dewangga disana.
Kenapa pria itu ada disana?
"Loh om Dewa? Kok ada disini?" Tanya Sameera yang masih terkejut melihat prianya disana.
Dewangga hanya tersenyum, tanpa menjawab pertanyaan kekasihnya itu. Ia hanya terus berjalan hingga berada tepat dihadapan gadisnya.
Cup
Kecupan singkat dikening Sameera membuatnya sedikit terkejut. Pria ini selalu saja membuatnya terkejut.
Raikanz yang melihat itu hanya bisa menahan rasa sakit dihatinya.
Sameera berbalik kearah Raikanz, "Lo yang nyuruh Om Dewa kesini?" Tanya Sameera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted
Romance⚠️WARNING : Cerita mengandung kata-kata kasar, vulgar, dan kekerasan di dalamnya. Di mohon kebijaksanaannya dalam memilih dan membaca cerita. Kita hanya sedang di pertemukan oleh takdir. Tapi, kita tidak tahu takdir itu pada akhirnya membawa kita ke...