Happy Reading
Now Playing || Counting Stars-OneRepublic
•••
Saat ini Dewangga tengah berada dikantornya, hari-harinya terasa begitu hambar semenjak dirinya tidak bertemu dan memutuskan kontak dengan Sameera.
"Sial! Bagaimana bisa aku tidak bisa melupakan gadis sialan itu!" Tangannya mengepal dengan begitu kuatnya.
Dia merasa tersiksa, sangat. Tapi gadis itu sudah membuatnya kecewa, dirinya seakan dibawa terbang hingga ke awan namun berujung dihempaskan ke jurang. Apakah Sameera tidak berpikir bahwa Dewangga sangat sakit hati diperlakukan seperti itu?
Tiba-tiba saja Jaisy datang dan langsung saja menarik lengan Dewangga untuk beranjak dari kursi kerjanya itu.
"Ada apa Jaisy?" Tanya Dewangga malas.
"Dewa. Kau sejak kemarin lesu seperti ini, lebih baik kita pergi jalan-jalan sekarang."
"Tidak, kau saja." Tolak Dewangga.
Jaisy memutar kedua bola matanya malas, "Apa karena gadis itu kau jadi seperti ini? Apa hubunganmu dengannya?" Tanya Jaisy sambil kedua tangannya melipat tepat didepan dadanya.
Dewangga membuang nafasnya kasar, ia memijit pelan pelipisnya. Dia benar-benar dibuat pusing, dan seolah menderita hanya karena Sameera.
"Lemah! Hanya karena gadis muda yang masih SMA kau sudah seperti ini? Mana Dewangga yang aku kenal?"
Jaisy tidak habis pikir Dewangga terlihat kacau hanya karena Sameera. Seberapa kuat memangnya pengaruh gadis itu dihidup Dewangga?
"Kau lebih lama mengenalku kan?" Tanya Jaisy untuk yang kesekian kalinya.
Dewangga menoleh kearah Jaisy dan matanya hanya mengerjap pelan.
"Lebih baik kita kencan." Ucap Jaisy dengan intonasi yang cukup kecil namun terdengar jelas ditelinga Dewa.
Satu alis Dewa terangkat keatas, "Kencan? Denganmu? Tidak Jaisy." Tolaknya tegas.
"Hey! Bukankah kau pernah menyukaiku?"
"Iya pernah tapi itu dulu!" Jawab Dewangga dengan suara yang meninggi.
Jaisy tersentak seketika mendapati perlakuan Dewangga yang berbeda, padahal selama mereka bersahabat Dewangga tidak pernah membentaknya barang sedikitpun dan semarah apapun ia kepadanya. Namun kali ini hanya karena gadis muda bernama Sameera, Dewangga berani membentaknya.
"Maafkan aku Jaisy, aku tidak bermaksud membentakmu. Tapi tolong mengerti, aku sedang banyak fikiran." Ucap Dewangga dengan suara lembutnya.
Jaisy hanya bisa tersenyum masam dan mengangguk pelan, lalu beranjak pergi keluar dari ruangan Dewangga sendirinya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted
Romance⚠️WARNING : Cerita mengandung kata-kata kasar, vulgar, dan kekerasan di dalamnya. Di mohon kebijaksanaannya dalam memilih dan membaca cerita. Kita hanya sedang di pertemukan oleh takdir. Tapi, kita tidak tahu takdir itu pada akhirnya membawa kita ke...