26.

17 6 0
                                    

Dan tiba-tiba.

“CRIIIIIIINGG!!” sebuah benda bersinar terang mengarah ke Molly.

“AAAAAAHHHHH”  Molly pun tiba-tiba melemah. Dan ia menjerit.

“CRRIIIIINNGG!!” sinar itu semakin dekat, terus mendekat.

“AAAHHHHHH..” Molly pun semakin melemah dan mulai kembali ke wujud manusia secara perlahan. Ternyata sinar cahaya adalah salah satu kelemahan Molly.

Sebuah suara pun terdengar.
“HAHAHAHA.. KAU PIKIR AKU TIDAK BISA MENGALAHKAN MU?” ucap Mr. Janu.

Rippo yang melihat Molly bisa di kalahkan pun merasa iba dan berniat untuk menolong-nya.
Akan tetapi menolong Molly adalah sebuah tindakan yang salah. Karena Molly sudah merelakan diri-nya sebagai umpan tapi Rippo malah tidak menuruti perintah-nya untuk segera kabur.

Rippo hanya bisa terdiam sambil mengintip Molly.
Mr.Janu pun beberapa kali menanyakan dimana Rippo dan Malik sambil menyiksa Molly.

“PLAAAAAAKKK” sebuah tamparan keras mendarat di wajah Molly.

“DIMANA RIPPO DAN MALIK YANG KAMU BAWA?!!” tanya Mr. Janu dengan penuh emosi.

“AKU TAU DIA PASTI BELUM KELUAR DARI RUANGAN INI. DIMANA KAMU SEMBUNYIKAN MEREKA!!”

Molly tak mengeluarkan sepatah katapun, dengan terus menerima siksaan dari Mr.Janu.

“BUUUGHHHH” kepala Molly di tendang hingga tersungkur kelantai.

“RIPPO ? AKU TAU KAU MASIH DI SINI!! APA KAU INGIN MELIHAT WANITA INI MATI?!!” teriak Mr. Janu yang ingin memancing Rippo agar keluar.

Rippo yang mendengarkan panggilan itu pun. Dalam benak nya terpancing untuk keluar dan membiarkan Molly tetap hidup. Kini Rippo di pusingkan dengan dua pilihan yang sangat menyusahkan. Melarikan diri tapi membiarkan Molly mati, atau menyerahkan diri dan membiarkan Molly hidup tapi ia yang mungkin mati.

Seketika Mr.Janu pun kembali memanggil-manggilnya, sambil mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya.

“RIPPO ? SAYA TIDAK MAIN-MAIN KALI INI” ujar Mr.Janu, lanjut.

“ AKU TAU KAU MASIH MENGINTIP DARI KEJAUHAN”

“BUUUUGHHHH” Molly pun kembali di tendang oleh Mr.Janu, kemudian.

“KLIIIIIK” MR.Janu menarik pelatuk pistol-nya sambil berkata.

“SAYA HITUNG SAMPAI TIGA” ucap Mr. Janu, lanjut.

” KALAU KAMU GAK MAU KELUAR SAYA TEMBAK DIA!” sambil mengacungkan pistol ke arah kepala Molly.

Dan Mr. Janu pun mulai berhitung.
“SATUUUUUUUUUU!”

Rippo dari kejauhan semakin bingung dengan pilihan mana yang harus ia pilih. Karena pilihannya lah yang akan menentukan nasib selanjutnya.

“DUUUUUUAAAAAAAAA!” teriak Mr.Juna.

“TIIIIIIIIIIGGGGGGGG...”

“JANGAN TEMBAK DIA MISTER!!” teriak Rippo.
Rippo pun keluar dari persembunyian. Rippo berdiri tegak mengangkat kedua tangan-nya dan menyatakan menyerah.

Mr. Janu  yang melihat Rippo terpancing keluar pun merasa begitu senang.

“HAHAHA.. DASAR ORANG BODOH!” maki Mr.Janu, lanjut.

“ KAMU PIKIR DENGAN KAMU MENYERAHKAN DIRI SAYA TIDAK AKAN MEMBUNUH. Hahahaha”

Rippo pun sadar bahwa pilihan nya adalah sebuah kesalahan. Itu hanya sebuah pancingan saja. Rippo menyesali perbuatan bodohnya untuk sekian kali-nya.

“ TAPI MISTER” sangkal Rippo, Lanjut.

“ Molly tidak salah apa-apa mister!! Saya lah yang mengajaknya melarikan diri”

Rippo terpaksa berbohong dengan harapan mendapat belas kasihan.

“AMPUNI KAMI MISTER!! JANGAN TEMBAK MOLLY.” Pinta Rippo.

“saya berjanji saya akan menjadi budak Mister, kalau saja mister mau mengampuni kami dan tidak menembak Molly.”

Mr. Juna malah tertawa sambil berkata.

“HAHAHAHA... KAMU YAKIN INGIN MENJADI BUDAK SAYA?!” tanya Mr.Janu.

“iya mister saya akan melayani mister tanpa di gaji selamanya!” terang Rippo.

Mr. Janu kini menarik pistolnya dan tidak mengacungkan ke arah Molly.

“Tawaran yang menarik!” ucap Mr. Janu, lanjut.

“ saya akan pertimbangkan sekarang”

“atau saya tidak perlu pertimbangkan lagi.” Jelas Mr. Janu.

“ kenapa mister tidak mau mempertimbangkan-nya?!” tanya Rippo.

Dengan raut muka yang penuh emosi pun Mr. Janu berkata.

“KARENA SAYA TIDAK PERLU BUDAK BARU!!” teriak Mr. Janu sambil mengarahkan pistolnya ke arah Rippo.

“BAGAIMANA KITA TUKAR SAJA?!”

“ JIKA KAU INGIN MOLLY YANG SELAMAT, BERARTI KAU LAH YANG PANTAS MATI” ucap Mr. Janu, dan seketika.

Mr. Janu pun menarik tuas pistol yang membuat peluru akan tertembak keluar.

“ZDDDAAAARRRRRR!” pistol di tembak ke arah Rippo.

Rippo pun menutup matanya.

Secara tiba-tiba saja. Tepat setelah tuas pistol di tarik dan peluru belum sempat keluar. Molly dengan cepat sudah berdiri di depan pistol itu.

“TRRRAAAAAASSS” suara peluru merobek dada Molly.

“AAAAHHH...”  Molly teriak kesakitan.

Rippo membuka matanya dan alangkah terkejutnya ia. Ternyata Molly sudah menahan peluru tersebut dengan tubuh-nya. Lagi dan lagi Mollyy menumbalkan dirinya. Hingga membuat Rippo tak mampu lagi menahan air mata-nya.

“ Hikkss... Hikksss.. “

“MOOOOOOLLLLYYYYYY....” teriak Rippo. Begitu sedih.

“MOOOOLLLYYYY.. MOOLLLLLYYYYY” Rippo terus meneriaki nama itu.

Mr. Janu pun sangatlah terkejut melihat hal itu. Tak ia sangka Molly akan senekat itu melindungi Rippo.

Sebelum Molly jatuh tersungkur Molly sempat berteriak.

“RUUUUUUUNNN!!” dan “GEDEBUG” Molly pun tersungkur.

Rippo yang masih menangis tersedu-sedu pun, langsung menarik Malik untuk membawanya segera keluar dari gedung ini. Di kesempatan kali ini Rippo tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan Molly.

Rippo pun sudah berada di depan pintu, yang posisinya membelakangi Mr. Janu dan Molly yang tersungkur.

Rippo pun langsung menarik tuas pintu dan membukanya sedikit.

Sebelum Rippo dan Malik keluar. Rippo sempat menoleh ke arah belakang, untuk melihat Molly yang terakhir kali-nya.

Dan ketika Rippo membuka pintu itu, alangkah terkejutnya Rippo. Ternyata di balik pintu itu Air menimpah Rippo dan tertumpah ke arah-nya.

“BYYUUUUUUUUUUURRRR” air keluar dari balik pintu.

Membuat Rippo dan Malik terseret derasnya air tersebut hingga Rippo hampir kehabisan napas. Air itu terus menyeret Rippo. Hingga di ujung napas-nya. Rippo pun mendengar suara.

“BANGUNNN!! PPOO BANGUUUNN!!” suara yang di dengar Rippo.

Ternyata ini cuma mimpi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Part selanjutnya b aja.

Holla Holly Molly (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang