28.

20 6 0
                                    

Malam haripun tiba. Mr. Ridwan pun masuk kedalam ruangan Rippo dan Malik.

“Ppo, Mal, siapin diri lu cepat. Lima menit lagi kita berangkat ke lokasi” ucap Mr. Ridwan.

Kemudian Mr. Ridwan pun kembali keluar. Setelah itu Malik bergurau ke Rippo.

“Siap-siap ngapain ppo?” tanya Rippo, lanjut.

“mau mati ko siap-siap?!” yang di lanjut dengan tawa Malik,

” HAHAHA”

Rippo pun tak menjawab gurauan Malik. Ia hanya tersenyum dan terus tersenyum.

Tak lama kemudian datang lah dua penjaga mendekati Rippo. Penjaga itu pun mengikat tangan Rippo ke belakang. Dan menutun nya bangun untuk di bawa keluar.

Satu penjaga memegang Rippo, satu penjaga memegangi Malik.

“Tap,, Tap,,, Tapp” mereka berempat berjalan keluar ruangan.

Sampai tepat di depan pintu. Dari belakang si penjaga menyuntikan obat bius di leher Rippo dan Malik.

“CLAPP!” seketika suntikan itu tertancap.

Malik pun tidak sadar diri seketika. Setelah melihat Malik tak sadarkan diri. Tak perlu waktu lama Rippo pun ikut tak sadarkan diri.

Mr. Janu pun langsung mengintruksikan anak buahnya untuk memasukan keduanya ke dalam mobil.

“cepet masukin dia, kita langsung berangkat.” Perintah Mr. Janu.

“Siap Tuan” jawab Anak buah Mr. Janu

“SREEEEEETT,,,,, SREEEEEETT,, “ Rippo dan Malik di tarik keluar.

“BRAAAAAK” mereka di lemparkan kedalam box mobil di belakang.

“cepet semua!!” ujar Mr. Ridwan,lanjut

” ayo kita berangkat!”

Kini Mr. Janu, Mr. Ridwan dan 5 orang anak buahnya masuk ke mobil dan siap untuk berangkat.

Rippo dan Malik di bawa menggunakan mobil box bersama dengan 2 anak buah Mr. Janu yang mngendarai, sedangkan Mr. Janu dan Mr. Ridwan bersama tiga anak buahnya di mobil yang berbeda.

“VROOOOOMM,,, VROOOOOMMM,,” mobil itu pun berangkat.

Rippo dan Malik yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri pun tak tau kemana ia akan di bawa, yang ia tau ia hanya di bawa ke tempat pemanggilan HOLLY MOLLY.

Rombongan Mr. Janu pun berhenti di depan sebuah bangunan tua bekas sekolah. Yang dahulu di gunakan untuk memanggil Molly.

Rombongan Mr. Janu pun langsung membawa Rippo dan Malik kedalam bangunan tua itu. Sampai di sebuah ruangan yang sama seperti yang ada di prolog.

2 orang dari anak buah Mr. Janu pun langsung mempersiapkan upacara pemanggilan Holly Molly.

Mereka menggambarkan dua buah segitiga lawan arah secara vertikal, yang di luar nya di berikan lingkaran menggunakan darah kambing segar.
Setelah itu selesai, Rippo pun di letakan di atas nya.
Kemudian Mr. Janu pun menyadarkan Rippo. Sedangkan Malik di sandarkan di tembok. Mr. Janu pun terus menampar pelan pipi Rippo agar sadar.

“hey sadar!” ucap Mr. Janu.
Rippo yang baru sadar pun terkejut dengan seisi ruangan.

“saya dimana ?!” tanya Rippo.

“kamu di rumah Molly” jawab Mr. Janu, yang sebenernya bangunan itu adalah bekas sekolah tua.

Mr. Janu pun menjelaskan bagaimana jalannya upacara pemanggilan kali ini.

“sekarang kamu diam dan tetap berada tepat di atas simbol ini” jelas Mr. Janu, sambil menunjuk simbol yang di duduki oleh Rippo.

“ nanti 6 lilin akan dinyalakan di setiap ujung dari simbol segitiga. Secara melingkar” lanjut Mr. Janu.

“ dan saya akan membacakan mantra agar Molly terpancing kemari” lanjut Mr. Janu.

“setelah Holly Molly terpancing” ujar Mr. Janu, lanjut,

“ dan berada tepat di atas simbol ini bersama kamu,”

“KLONTANG!!” Mr. Janu melemparkan sebuah gelang dari bahan kuningan.

“kamu harus bisa memakaikan gelang itu ke Molly agar di tenang” jelas Mr. Janu.

“gelang itu, adalah salah satu pusaka lain, selain kain putih penutup mata Molly.”

“yang di pasangkan ke mata Molly, tapi kamu melepaskannya.” Penjelasan dari Mr. Janu.

“ walaupun gelang itu tidak sekuat kain putih dalam menenangkan Molly.”

“tapi hanya itu satu-satunya pusaka yang saya punya sekarang,”

Rippo yang mendengar penjelas yang begitu panjang dari Mr. Janu pun hanya diam sambil melihat gelang yang sudah ia pegang.

“jadi kali ini jangan kecewakan saya!” ujar Mr. Janu.

Holla Holly Molly (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang