34.

9 1 0
                                    

Rippo yang sudah sangat handal mengendarai mobil pun berlagak bak vin diesel di film the fast and furious.

“ itu ppo mobil si Ridwan” ucap Malik.

Rippo pun langsung menaikan kecepetan Mobilnya. Aksi kejar-kejaran di dalam mobil pun tak bisa terelakan.

“salip dia dari kanan ppo.” Pinta Malik.

“VROOOOOOOMMM VROOOOMM” Rippo pun membelokan stirnya ke kanan.

“ terus ppooooo, dikit lagi kita bisa nyusul dia!” jelas Malik, lanjut.

“ dan jadi juara satu “

Rippo yang mendengar perkataan Malik barusan pun sontak kaget. Dan menoleh ke arahnya. Rippo dengan muka yang kesal, melihat di dalam mobil box itu ternyata terdapat panci.

“PLAAANNGG!” Malik yang sedang fokus melihat kedepan pun kaget. Dengan panci yang mendarat di kepalanya.

“SAAAAAAAT!! SERIUUUUUSS DIKIT!!” teriak Rippo.

“VROOOOOOMMM VROOOOOOM”

Rippo pun terus menancap mobilnya, walau hanya sebuah mobil box.

Kini mobil Rippo pun sudah hampir sama. Mr. Ridwan yang baru sadar kalau ternyata ada yang membuntuti pun langsung mengeluarkan pistol dan menembakan nya ke arah Malik.

“PPO SI ANJING BAWA PISTOL PPO!” teriak Malik terkejut.

Rippo spontan menginjak pedal rem, agar mobilnya mundur sedikit dan menghindari tembakan.

“SREEEEETT,,, SREEEET” ban Mobil Rippo beradu dengan aspal, karena rem.

“ZDOOOOORR ZDOOOOR” dua peluru melayang melewati Mobil Rippo.

“NICEEE PPO” teriak Malik karena Rippo berhasil menghindari.

“VROOOOOOMMM VROOOOOM”

Rippo kembali menancap gasnya.
Mr. Ridwan pun kali ini sudah lebih siap. Jika Rippo kembali menyusul ia akan langsung menembak tanpa sempat mengerem.

“TIIIIIT TIIIIIIITTT” Rippo menekan klakson mobilnya., tak lama.

“ ZDOOOOR,,, ZDOOOORR” kaca samping mobil Rippo pun pecah.
Tapi beruntung Malik lebih cerdas, ia menggunakan panci untuk berlindung diri.

“TRAAANG TRAAAANGG” dua peluru itu tak bisa menembus panci.

“NIIIIICEEE MAAAAL!” Kali ini Rippo yang berteriak.

“HEHEHEHEHE” timpal Malik sambil tersenyum.

Kemudian Malik pun melemparkan panci itu ke arah wajah Mr. Ridwan. Beruntung Mr. Ridwan langsung berbelok ke kiri, lemparan Malik pun meleset.

“GUUOOBLOOKKK!!” maki Rippo.

“NGELEMPAR GITU AJA GA BECUS” ujar Rippo. Malik pun menjawab.

“HEHEHEHEHEHEHE” cengengesan depan muka Rippo.

Kembali ke Molly yang sudah siap mengeksekusi Mr. Janu.
Molly pun kembali ke wujudnya yang cantik.

“Molly? Ini aku yang sudah merawat mu sejak kecil” ujar Mr. Janu,
Molly pun tak menjawab dan hanya menuduk dengan wajah yang ditutupi rambut.

“molly, maafkan saya, kalau saya sedikit kasar.” Ujar Mr. Janu. lanjut

“saya sudah menganggap Molly seperti anak saya sendiri”

Seketika Molly pun menaikan wajahnya. Membuat paras cantiknya terlihat.

“Molly molly, jangan lakukan ini molly!” mohon Mr. Janu.

Tiba-tiba mata Mr. Janu berubah menjadi putih semua. Dan mulai menjerit.

“Molly! Jangan Molly ! jaaaaa..” tiba-tiba suara Mr.janu terputus.

Dan berubah menjadi.

“AHHHHH.. AHHHH.. AHHH.. “ Mr. Janu pun terkena halusinasi.

Tapi kali ini lebih sadis, Molly mengeluarkan satu kuku runcingnya. Kemudian ia patah kan.

Molly pun membuka celana Mr. Janu dan sengaja melepaskan “burung” Mr. Janu mengacung keluar.

Lalu Molly mencengkram “burung” itu.

Tepat di lubah pembuangan air yang dimilik si “burung”, Molly memasukan kukunya yang runcing kedalam sana.

“TRUUUUSHHH... TRUUUSSH” kini kuku itu pun sudah menyumbat lubang pembuangan air seni.

Holla Holly Molly (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang