-16-

152 20 0
                                    

"Carol belum tidur ??" tanya Lisa eonnie dari balcon kamarnya, entah apa yang akan dia lakukan di tengah malam seperti ini

Kini tangannya menunjuk-nunjuk ke arah balcon ku, menandakan keinginannya untuk berada di balcon yang ia tunjuk. Aku hanya mengangguk pasrah menyetujui permintaan nya, lagipula kalau tak ku ijinkan dia akan tetap berlari kesini

Tak lama sudah ada seseorang yang memelukku erat dengan selimut yang menyelimuti tubuh kami berdua, keheningan itu berlangsung sejenak sebelum akhirnya Lisa eonnie membuka suara

"Eonnie lapar" katanya sambil meletakkan dagunya di bahu ku

"Lalu ?? Manager oppa akan marah kalau tau kau masih makan di waktu selarut ini, eonnie" perkataan ku membuatnya mempoutkan bibirnya. Dia berusaha memunculkan ide pada otak nya, lalu senyum penuh kejahilan itu muncul menggantikan poutan bibirnya

"Kalau begitu jangan beritahu manager oppa, gampang kan ??" katanya tersenyum lebar

Aku hanya menggeleng melihat kelakuan Lalice yang kini tersenyum penuh kemenangan. Oh ayolah, kelakuannya sekarang sama sekali tak mencerminkan umurnya yang sudah menginjak 22 tahun

Aku masih tak menjawab apapun pada gadis yang menatap ku dengan penuh harap, mata ku sendiri tak lepas dari bintang yang sangat indah di langit

"Kalau kau tak mau, aku akan memasak sendiri"

Aku langsung mengalihkan pandangan ku padanya. Terakhir kali dia memasak telur goreng, gadis itu hampir menggoreng seisi dapur yang mengakibatkan dapur rumah harus di renovasi seluruhnya

"Apa mau mu ?? Jangan lagi berulah. Sudah jam segini, eonnie" ujar ku sambil melipat tangan di bawah dada

"Aku akan masak sendiri" katanya lagi, kali ini dia serius dengan ucapannya. Kaki nya melangkah menjauh dari ku

"Geurae !! Tapi jangan eonnie yang masak" aku berujar dengan nada kesal, aku masih waras untuk membuat eonnie ku membakar seluruh dapur lagi

"Ehee, itu baru adik ku" katanya tersenyum lebar sambil mengacak-acak rambut ku

Kami kembali ke kamar dengan ramyeon dan hot chocolate di tangan. Menikmati bintang sambil mengobrol dan menyantap ramyeon hangat di malam yang dingin. Sempurna. Itu cukup mendeskripsikan keadaan saat ini

"Eonnie yaa, apakah menjadi bintang itu sulit ?" pertanyaan ku membuat jidatnya mengernyit, dia lalu menatap ku heran

"Kenapa ?? Kau ingin jadi bintang seperti kami ??" tanya nya tanpa menjawab pertanyaan ku

"Ani. Tapi apa itu sulit, eonnie ??" tanya ku untuk kedua kali nya

Dia tampak berpikir sejenak, sambil mengunyah ramyeon yang ada dalam mulutnya. Demikian pula aku yang menunggu jawaban darinya, suasana menjadi hening sejenak

"Hmm, cukup sulit. Kau akan di paksa untuk belajar sesuatu yang bahkan tak pernah kau ketahui caranya, misalnya menulis lagu dan membuat choreography. Kau juga harus bersaing dengan trainee lainnya. Tapi ketika kau berhasil debut sebagai idol, rasanya semua itu terbayarkan" senyum itu  menutup kalimatnya. Aku mengangguk mengerti, lalu menyuap satu gulung ramyeon lagi ke mulut ku

"Tapi kenapa kau tiba-tiba bertanya ??"

Oh yang benar saja, aku sekarang bahkan sedang mengunyah. Tak bisakah Lalice menanyakannya setelah makanan ku tertelan ?? Aku hanya bisa mendengus kesal melihat tingkahnya

"Aniyaa, hanya ingin tau saja" jawab ku asal. Tampaknya jawaban ku tak memuaskan hatinya karena reaksinya yang memutar bola mata sambil menghembuskan napas nya dengan kasar

Being here isn't that easy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang