-64-

101 14 1
                                    

Suara tangis yang bersahut-sahutan itu mengisi setiap sudut kamar Jisoo eonnie, gadis sulung itu juga sangat ingin menangis sekarang. Tapi dia harus kuat untuk menjadi sandaran bagi ketiga adiknya

Konser mereka akan segera diselenggarakan dalam waktu dekat, membuat keempat gadis cantik itu tidak bisa pergi kemanapun. Sangat banyak hal yang harus mereka persiapkan

"Eonnie yakin Appa akan mengurus semuanya dengan baik" ucap Jisoo eonnie yang berusaha mempercayai kalimatnya sendiri, suara Appa saat menelepon kemarin juga terdengar amat panik

Jennie eonnie tampak menunduk dengan tatapan kosong, sesekali melirik foto keluarga yang terpajang di dinding kamar milik kakaknya dengan air mata yang kadang kala membasahi pipi. Kepalanya terasa seperti akan pecah sekarang, dia merasa tak berguna. Gadis itu hanya bisa menangis tanpa bisa melakukan apapun untuk menemukan adik bungsunya

"Jangan sampai ku temukan siapa yang menculik Carol" ucapnya dengan nada yang terdengar amat dingin, membuat semua yang mendengarnya akan bergidik ngeri

Berbeda dengan Jennie eonnie yang marah, ChaeLis eonnie tak berhenti menangis sejak tadi. Entah sudah seberapa banyak pikiran buruk tentang ku di kepala mereka

Tangan lentik itu masih mengusap surai panjang milik kedua adiknya, sosok itu sangat kuat. Tak ada setetes pun air mata yang jatuh, walau semua orang tau betapa hancurnya dia saat mengetahui hilangnya diriku

Dia adalah gadis yang memperjuangkan hidup ku, bahkan saat semua orang menyerah dengan jantung ku yang enggan kembali berdetak. Hatinya hancur tak berbentuk saat mengetahui kabar bahwa aku di culik, tapi gadis itu terlalu kuat untuk menangis

"Aku hanya ingin dia kembali ke pelukan ku, kenapa itu sangat sulit ??" suaranya terdengar amat serak, matanya tampak bengkak karena menangis

"Bagaimana kalau sesuatu yang buruk--"

"Sttt, hal itu tidak akan terjadi. Percaya pada Eonnie, eoh ??" Jisoo eonnie memotong kalimat Chaeng eonnie yang belum ia selesaikan, gadis sulung itu berusaha menepis semua pikiran buruk yang mungkin terjadi padaku

.....

*Plashh~~

Aku membuka mata kala air mengguyur kepalaku. Apa lagi sekarang ?? Pandangan ku masih kabur, tak terlalu jelas siapa yang berada di depan ku. Tapi bisa ku pastikan itu adalah perempuan

"Sudah bangun, Nona Kwon ??" tanyanya dengan nada meledek

"Tidak ku sangka, gadis yang sombong bukan main ini bisa mendapat guyuran air murahan itu" aku mulai tau siapa mereka

"Mari kita lihat, seberapa lama kau akan bertahan disini. Seberapa lama keluarga mu yang hebat itu menemukan putri bungsunya, eoh ??" aku tertawa pelan, mereka terlalu meremehkan keluarga ku. Bukankah begitu ??

"Dasar pengecut, kalian benar-benar bosan hidup ??" tanyaku pada ketiga gadis di hadapan ku

*Plakk~

Tamparan itu membuat pipiku terasa panas, aku menatap pada Nancy yang menatapku dengan sorot mata marah. Senyum miring ku membuat gadis itu semakin tersulut emosi

"Semuanya terjadi karena kesalahan kalian sendiri, kalian tidak pantas untuk marah" ujar ku sambil menatap ketiga gadis itu bergantian

"Tutup mulut mu, Caroline !!" pekik Karina dari tempatnya berdiri

"Rendahan seperti mu tidak pernah punya hak untuk menyuruhku menutup mulut" gadis itu menelan ludahnya kasar

"Ayah ku bunuh diri karena dirimu, Caroline !! Ibu ku menjadi gila karena mu !! Tapi kau dan keluarga mu masih hidup dengan baik, kalian hidup seakan tak terjadi apapun setelah menghancurkan keluarga ku !!" matanya berkaca-kaca saat mengatakan hal itu

Being here isn't that easy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang