Sinar matahari itu menyapa kulit ku, sudah berapa lama aku berada di taman rumah sakit ini aku tak tau pasti. Yang jelas ini jauh lebih baik daripada terus di kamar yang terasa begitu menyesakkan, Ruto yang sejak tadi duduk di sebelahku itu tak banyak berbicara
Kami berdua duduk di kursi taman, menunggu dua lainnya untuk datang menghampiri. Tadi aku merasa sedikit kehausan, jadi Jin Oppa dan Junkyu pergi membeli minuman di kantin rumah sakit
"Caroline Kwon, putri bungsu keluarga konglomerat Kwon. Bagaimana rasanya memegang gelar itu ??" tanya Ruto tiba-tiba
"Watanabe Haruto, putra tunggal Watanabe Hanbin, penerus tunggal Watana Corporation. Bagaimana rasanya memegang gelar itu ??" aku memalingkan perhatian ku padanya yang kini tampak menunduk sambil tertawa hambar
"Gelar itu amat berat di pundak ku, rasanya aku ingin melepaskan gelar itu" ujarnya pelan, lalu menatapku sambil tersenyum tipis
"Wae ?? Banyak yang ingin berada di posisi mu, Ruto yaa" tentu saja aku heran, walau kasta keluarga kita hampir sama tapi aku tak sepenuhnya mengerti apa maksud ucapan itu
"Apakah kau tidak merasakannya, Carol ?? Dilimpahi harta kekayaan, tapi tak merasakan kebahagiaan paling sederhana itu ??" aku menghela napas pelan, lalu menunduk sambil tersenyum sedikit
Memang banyak orang-orang kaya yang merasakan hal itu, tak terkecuali kami berdua. Sulit rasanya untuk berkumpul bersama keluarga yang lengkap, walau kenyataannya tinggal di satu atap yang sama bukan berarti kita bisa melihat keberadaan mereka kapanpun kita mau
Bahkan saat semuanya sudah berkumpul setelah menunggu waktu yang tepat pun, terkadang masih saja ada pekerjaan yang entah muncul darimana minta diselesaikan
Kebahagiaan itu sederhana, menghabiskan waktu bersama orang yang kita sayangi adalah kebahagiaan termudah yang tak bisa kami dapatkan. Aneh, tapi memang itu kenyataannya
"Ibuku meninggal karena bunuh diri saat tau ayahku berselingkuh dengan ibu tiri ku" aku diam membisu mendengar ujaran Ruto yang aku yakin amat menyakitkan baginya
"Lalu aku dipaksa untuk berkuliah di Korea, negara yang terasa asing bagiku... Rasanya aku benar-benar tidak diinginkan oleh mereka" ujarnya sembari terkekeh hambar, entah mengapa aku juga ikut merasakan perasaan Ruto
"Ruto yaa, selalu ada alasan dibalik suatu kejadian. Aku yakin, suatu hari Tuhan pasti membalas semua rasa sakit mu itu" mata kami bertemu, bisa ku lihat kesedihan dalam sorot matanya itu
Sorot mata yang selalu teduh dan hangat, kini menunjukkan sedikit sisi yang tak pernah aku lihat sebelumnya. Jujur saja, aku tak menyangka ada beban berat yang dia pikul pada bahunya itu
"Mungkin aku tidak merasakan apa yang kau rasakan sepenuhnya, aku tumbuh dengan keluarga yang hangat dan lingkungan yang baik. Tapi kondisi itu berubah dalam sekejap, Eomma meninggalkan ku dan sekarang ada 2 penyakit yang siap merengut nyawaku kapan saja. Waktu bersama keluarga, itu yang kita selalu harapkan kan ??" Ruto mengangguk sambil tertunduk, lalu kini menatapku teduh
"Aku selalu ingin menghabiskan banyak waktu dengan orang yang aku sayangi, menghabiskan waktu denganmu dan Junkyu. Jadi tetaplah bersama kami, eoh ??" aku mengangguk, dalam hati memohon pada Tuhan untuk menghabiskan sedikit lebih banyak waktu lagi bersama orang-orang yang sangat menyayangi ku ini
Tak lama kemudian, Junkyu dan Jin Oppa kembali dengan kopi dan sebotol air mineral di tangan mereka. Dan tentu saja aku hanya diberikan air mineral itu, oleh Junkyu
"Kenapa air mineral ?? Aku mau kopi juga seperti kalian" ujarku mendengus kesal
"Tadi kau bilang terserah pada kami" cibir Jin Oppa dari samping setelah memberikan kopi itu pada Ruto
KAMU SEDANG MEMBACA
Being here isn't that easy
FanficKalian pikir mudah bagi ku menjadi seorang adik bungsu untuk 4 eonnie ku yang sangat terkenal ini ?? Terkadang kalian harus bertahan di masa sulit kalian seorang diri tanpa saudari mu yang menemani karena jadwal padat nya. Dan kamu harus selalu mema...