-21-

138 16 7
                                    

Lagi-lagi Jisoo eonnie harus berdebat dengan Dokter Kim yang menyuruhnya melepas alat medis dengan alasan membuat Eomma tersiksa. Sekalipun ia tau bahwa persentase Eomma untuk bangun itu sangat kecil dan hampir mencapai tidak mungkin, tapi tetap saja si sulung Kwon itu tak mau melepaskan ibunya begitu saja

Setelah hampir sebulan ia memperjuangkan kesembuhan Eomma, ia tentu tak mau usahanya sia-sia. Segala cara akan ia lakukan asal sang ibu setidaknya bisa membuka matanya. Begitulah sifat Jisoo eonnie, jarang sekali ia memaksakan sesuatu secara pribadi. Biasanya ia akan mendiskusikannya dengan para saudarinya atau dengan orangtua kami, tapi kalau gadis jenius itu memaksakan kehendak pribadinya maka hal itu harus terjadi. Tak peduli apa yang harus ia lakukan

Aku sedang di cafetarian rumah
sakit, kalau ada apa-apa kalian tau
dimana harus mencari ku

Ia mengantongi handphone nya setelah memastikan pesan itu terkirim pada adiknya. Tangannya ditangkupkan pada wajah kecil cantik yang tertutup oleh masker, satu-satunya yang ingin ia lakukan adalah menenangkan dirinya sendiri. Ia tak akan bisa menghadapi adiknya kalau dirinya belum tenang

Cukup lama ia berada dalam posisi seperti itu. Memang menyedihkan, kenangan manis bersama sang ibu berputar bak kaset rusak dalam kepalanya

"Kita harus melihat Aurora di Kanada bersama, Eomma !!"

"Geurae !! Kita akan pergi setelah semua urusan ini selesai bersama Appa, eoh ??"

Ada janji yang belum eomma tepati. Bahkan keadaannya sekarang disebabkan karena urusan yang tak kunjung selesai itu, kekecewaan harus diterima lagi oleh si cantik sulung Kwon

Kepalanya masih tertunduk sebelum akhirnya seseorang duduk tepat di depannya, seseorang yang berpenampilan tak jauh berbeda dengannya

"E-eonnie" suara itu jelas tertahan oleh isaknya, membuat Jisoo menelan salivanya susah payah

"Ada apa Lisa yaa ??" tanya nya dengan wajah panik. Tak menerima jawaban apapun dari sang adik, Jisoo eonnie segera berlari ke arah lift meninggalkan adiknya terduduk di kursi cafetarian dengan air mata yang tak kunjung berhenti

.....

"Apa yang ingin eonnie bicarakan ??" tanya ku sembari menyuap satu gulung ramyeon ke dalam mulut ku

Pertanyaan ku membuat Chaeng eonnie tersontak kaget, seringkali ia bertanya bagaimana aku bisa mengetahui apa yang ia pikirkan ?? Apakah adiknya beralih profesi menjadi cenayang ??

"Apa maksudmu ?? Eonnie hanya tak mau kembali ke rumah sakit" suaranya yang terdengar gugup itu membuatku mendengus kesal

"Katakan yang sebenarnya, eonnie. Tentang kuliah bisnis ku bukan ??" Lagi-lagi ia terkejut mendengar penuturanku sampai tersedak oleh ramyeon nya

"Aishh, tak perlu se-terkejut itu Eonnie" ujar ku sambil menyodorkan segelas air kepadanya sambil menepuk punggungnya

"Kau belajar darimana membaca pikiran eonnie ??" ujarnya setelah merasa lebih baik, aku yang menerima pertanyaan itu hanya memutar bola mata ku jengah

Being here isn't that easy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang