***
Masuk ke dalam ruang dokter, Octavian terlihat sangat tak sabar untuk mengetahui hasil pemeriksaan cucunya. "Bagaimana dokter?"
Liliana yang melihat ketidaksabaran Octavian mampu mengerti, dengan segera ia menyerahkan sebuah amplop pada lelaki itu. "Kami sudah melakukan pemeriksaan, dan secara keseluruhan kondisi cucu Anda dinyatakan sangat sehat tanpa gejala atau gangguan apapun"
"Apa?" Octavian kaget tak percaya atas apa yang didengarnya, bukan bermaksud mengharapkan hal buruk pada cucunya tetapi bagaimana mungkin cucunya dalam keadaan sehat sedangkan semasa dalam kandungan putrinya menjadi pengguna aktif zat berbahaya itu. "Apa bisa dokter, ibu hamil menjadi pengguna aktif kemudian bayinya sehat bugar?" Ia hanya tak mau sekali pun luput atas kondisi cucunya. Tak mau sewaktu-waktu cucunya mengalami kondisi buruk akibat ia yang lalai dalam memberikan perhatian.
"Hal demikian sulit sekali terjadi pak, sebab kandungan zat yang dikonsumsi oleh sang ibu sangat berpengaruh pada bayi, tapi..."
"Kenapa dokter?"
Liliana menghela nafas. "Saya sebenarnya ragu kalau Prillia menjadi pengguna aktif. Selama ini, yang saya tahu mentalnya memang kurang stabil tetapi tidak untuk narkoba pak" melihat Octavian yang hanya diam, ia melanjutkan. "Apa ada tes urin Prillia yang mengatakan bahwa dia positif pengguna narkoba?"
Octavian terpaku akan pertanyaan itu, ah dia lupa jika hasil tes yang dilakukan Prillia belum ia ambil. "Saya belum ambil hasil tesnya, lupa karena saking banyaknya urusan" jawabnya disertai gelengan kecil. "Saya permisi dok, mau ambil hasil tesnya Prillia" segera bangkit dan bergegas pergi setelah mendapat anggukan dari sang dokter. Ah, ini benar-benar terasa membingungkan untuk Octavian, belum lagi keberadaan putri dan cucunya yang belum ia ketahui membuatnya semakin pusing.
***
Tiba di rumah sakit dimana ia membawa Prillia untuk melakukan tes narkoba, Octavian melangkah lebar dan segera menghampiri ruangan yang sudah seharusnya ia datangi sejak beberapa hari lalu sebelum putrinya menghilang. Melihat sang dokter mencari berkas putrinya, Octavian meremas tangan tak sabar.
"How about the result?" Tanya Octavian tak sabar ketika sang dokter sudah kembali duduk dengan sebuah amplop di tangannya. Menerima uluran amplop itu dari dokter dan membukanya, ia pun mendengarkan penuturan yang disampaikan.
"Based on the tests that Miss Anastacia has done, it was stated that she's negative for drugs users"
Sekali lagi, Octavian dibuat terkejut oleh pernyataan dokter di depannya. Ia kembali membaca surat yang dikeluarkan dari dalam amplop, di sana tertera hasil yang sama sesuai dengan apa yang baru saja didengarnya. "How can?"
"Because she's not a drugs user"
Octavian terdiam dan mencerna dengan baik makna kalimat itu lalu menghubungkan hasil tes Prillia dengan cucunya yang baru lahir. Ia meremas sedikit kepalanya, pantas saja cucunya itu dalam keadaan sehat karena putrinya sama sekali bukan pengguna narkoba. Lalu apa arti dari barang yang ditemukan Meyra? Argh, kenyataan macam apa ini yang sedang keluarganya hadapi?
Dilanda perasaan kacau, lelaki yang kini usianya hampir memasuki setengah abad itu menyeret langkahnya pulang. Bukan, bukan pulang ke rumah kediaman keluarganya, melainkan rumah sakit. Di tengah perjalanan ia terus memikirkan dan menghubungkan semua kejadian, ia yakin sebagai seorang ayah ia telah luput akan perkembangan dan kondisi anak-anaknya.
***
Octavian duduk sendiri, untuk kedua kalinya dalam bulan ini air mata sedihnya jatuh mengakhiri keheningan yang menyelimuti sejak dirinya masuk ke dalam mobil. Perasaan terpukul berkali-kali menghantam relung hatinya saat menyadari keluarganya sudah sangat jauh dari kata baik-baik saja, ia juga marah kepada Meyra kenapa mengatakan hal yang belum pasti waktu itu sehingga penghakiman yang salah harus diterima Prillia membuat anaknya itu merasa lebih tertekan lagi, sungguh ia menyesali kelalaiannya sebagai seorang pemimpin keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOR NO ALTAR [Selesai]
RomanceMeyra yang akan segera menikah harus terbelenggu oleh permintaan Prillia yang ingin menikah dengan calon suaminya, Ali.