~ 45

39 7 3
                                    

flashback
Kanada 09:00 PM

Selesai mandi, (y/n) segera berganti baju. Mandi air dingin saat musim panas begini memang paling the best. Rasa sejuk selalu membuat dia tenang.

Mengingat kejadian beberapa hari ini, mungkin benar ucapan Somi. Dia harus minta penjelasan yang sebenarnya ke Chan.

Di tangan nya kini sudah tergenggam sebuah benda canggih berbentuk persegi panjang. Dia tampak ragu untuk mengirim pesan ke Chan, setelah sekian lama dia mencoba mendiamkan lelaki tersebut.

Malahan dia bela-bela membisukan chat Chandra. Terpampang jelas lelaki itu yang terus menerus mengirim dirinya pesan. Seperti menanyakan kabar dan segala macam.

Saat ingin mengetik sesuatu, terdapat sebuah panggilan dari nomor yang tak dikenal.

"Halo?"

"Hai (y/n).."

"Siapa ya?"

"Aku Amber, masih inget kan?"

(y/n) mencoba mengingat nama tersebut, dan sedetik kemudian memori masa lalu nya dulu terekam kembali.

"Oh iya. Kenapa telfon? Terus kok kamu bisa dapat nomor ku?"

"Aku dapat nomornya dari Kak Chandra. Oh iya aku mau kasih penjelasan ke kamu, tapi kamu jangan marah dulu ya."

(y/n) mulai agak bingung, "maksudnya?"

"Sebenarnya yang angkat telfon mu kemarin itu aku."

Perempuan berambut panjang tersebut mulai gemetar, dirinya menahan isak dan juga tangan nya mencengkram baju nya kuat-kuat, "oh.."

"Terus... beberapa bulan kemudian ak- aku hamil."

"Dan aku pikir mungkin ini anak nya Kak Chandra.."

"H- huh?"

"Aku dengar kamu sama Kak Chandra bakal nikah, tapi it's ok.. aku bisa kok urus anak ku sendiri tanpa seor-"

"Gak am, seorang anak itu gak bisa hidup tanpa seorang ayah nya."

"Tapi (y/n)..."

"Gak apa-apa kok, aku bakal batalin pernikahan ku terus ikhlasin Kak Chan buat kamu hehe. Eh iya aku tutup telfon nya dulu ya, ada urusan mendadak."

"Oke (y/n), makasih ya buat kebaikan hati kamu.."

"Iya."

Telfon pun di matikan sepihak. (y/n) mulai mengacak-acak rambutnya frustasi dan menangis sejadi-jadinya.

"LAKI-LAKI BANGSAT!"

...

Mark kini tengah siap di depan rumah gadis idaman nya. Niat nya ingin bertamu dan bermain saja, sekalian dia bawa buah tangan dari paman nya. Beberapa minggu yang lalu, Mr. Holly liburan di Bali.

Berhubung (y/n) orang Indonesia, jadi Mark ingin memberikan sedikit oleh-oleh dari sang paman.

Bukan (y/n) yang membuka kan pintu, melainkan Somi dengan tampang dingin nya. Merasa di intimidasi, Mark pun mencoba mengenalkan dirinya. Padahal Somi sudah hafal bentuk wajah lelaki tersebut.

"I'- i'm Mark- "

"Aku tahu. Apakah kamu ada urusan dengan (y/n)?"

Mark menggangguk canggung, "can i meet her? "

Somi agak ragu. Mengingat keadaan (y/n) kini sedang tak baik-baik nya.

"Tap- tapi mungkin dia tidak bisa di temui."

Mudita - BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang