~ 27

198 27 12
                                    


Dan disini lah (y/n) sekarang. Menunggu manusia bernama Chandra di sebuah taman dekat asrama nya.

Cuma beberapa menit, Chan udah dateng bersama mobil nya. Dia memakai hoodie hitam, dengan celana jeans.

Setelah itu, Chan menghampiri (y/n) yang sekarang sudah menunggu nya.

Mereka berdua pun duduk di kursi panjang berwarna putih. Mulut seakan membisu sampai tak ada yang memulai percakapan.

Tadi aja waktu Chan dateng cuma senyum manis ke arah  (y/n).

Memberanikan diri, itu yang (y/n) lakukan.

Dengan menarik nafas panjang, lalu—

"Kak Chan-"

"Sorry buat tadi waktu di telfon kalau bahasa ku berubah. Soalnya aku agak pusing."

(y/n) berusaha mengerti saat Chan mengucapkan hal tersebut. Tangan nya perlahan mengelus punggung Chan.

Seperti memberi ketenangan.

"Kak.."

Chan mengalihkan pandangan ke wajah (y/n) sembari tersenyum simpul.

"(y/n) juga minta maaf soal kemarin."

Chan diam. Kejadian kemarin, saat Chan mengajak balikan (y/n) dan meminta bersetujuan dari gadis berkulit putih susu tersebut.

Tapi malahan yang ada (y/n) diam.

"Gak apa-apa. Kamu juga gak sal-"

"Sebenarnya aku mau ngomong. Tapi otak aku nyuruh diem aja. Asli sih, aku sebenarnya kaget denger Kak Chan ngomong kayak gitu."

"Heem, terus?" tanya Chan balik, sambil menahan gemas karena nada (y/n) saat menjelaskan terdengar lucu di telinga nya.

"Ya gitu. Waktu Kak Chan marah malahan aku langsung kaget. Mau bilang jelasin kenapa diam tap- tapi malu:("

Chan terkekeh senang. Satu tangan nya bersender ke arah belakang kursi sembari menangkap kepalanya.

(Bayangin anjing dia lihatin loe begitu woy 😭)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bayangin anjing dia lihatin loe begitu woy 😭)

"Kak Chan paham kan?"

"Iya paham kok."

"Syukur deh kalau gitu." (y/n) menunjuk kan ukiran huruf U nya.

"Ada lagi?" - Chan.

"Ada!"

"Apa coba?"

"Kak Chandra, aku mau."

Chan mengkerutkan kedua alisnya, "mau apa?"

"Ya itu."

"Itu apa??"

"Ihh gak peka masak. Ke- kejadian kemarin."

Mudita - BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang