brukk
Guanlin tanpa pikir panjang langsung mengambruk kan dirinya ke atas kasur, setelah mereka semua sampai di kamar mereka.
"Guannn! Kamu jangan tidur dulu! Bantuin dulu dong buat angkat-angkat barang nya," ucap Shuhua yang kesusahan dengan semua barang-barang menggunung yang dia bawa.
"Heh, guan! Kamu mau apa gak dikasih jatah makan nanti?" tak menghiraukan Guanlin yang merengek, Mark menyeretnya untuk keluar dari kamar.
Sementara (y/n) yang baru saja sampai dan kelelahan sehabis perjalanan pun lantas tidur di atas sofa.
"Shuhua, apa masih banyak barang-barangnya?"
Shuhua menggeleng, "tidak kok. Tapi kita harus merapikan tempat tidur dulu."
(y/n) mengangguk dengan tersenyum kecut.
Iyap, mereka satu kamar. Para mahasiswa pun memiliki kamar masing-masing, dan mereka menyebut tempat itu dengan sebutan asrama.
(y/n) pun kebagian tinggal dengan Mark yang dari Kanada asli, Guanlin dan Shuhua yang sama-sama dari Taiwan. Dan squad mereka diberi nama (y/Malinha
Atas perintah dari Mister Ferdy, mereka semua disuruh berberes untuk tempat tinggal mereka bersama dua bulan kedepan.
Dan pada malam hari nya, mereka semua harus memasak sendiri-sendiri.
...
Lino mulai cemberut, dikarenakan Chan yang terlalu sibuk dengan laptopnya dan tak mempedulikan dia yang sudah kelaparan setengah mati.
"Di kampung ada Sarah Sechan, Loe laper gak Chan?"
Chan sedikit melirik Lino, "gak."
"Makan kuy."
"Delivery aja kek."
"Gak enak, gak nikmat!"
Lino pun merebahkan badan nya. Matanya kini mulai menatap langit-langit hotel.
"Chan.."
"Hm?"
"Loe lagi kangen seseorang gak?"
Chan menghentikan aktivitas nya, dan manatap sang penanya.
"Iya.."
"Siapa?"
"Nyokap gue lah. Emang siapa lagi kalau bukan beliau."
Lino mendengus kasar, "yang lain nya bego! Yaiyalah Nyokap nomor satu dihati!"
"Adik-adik gue."
"GOBLOK! INTINYA BUKAN KELUARGA!"
Chan tersenyum, "ada lah, lin. Ini privasi gue juga."
FLASHBACK
"Sumpah, kak. Loe ada di Kanada?"
"Iyups, som. Nah kalau ada waktu longgar, gue bakal ke Ontario."
"Woke, kalau mau kesini kabar-kabar dulu. Soalnya biar gue bisa bersih-bersih."
"Sip."
"Oh iya, kak. Tumben nih Kak Lino ngomongnya gak sambil teriak-teriak. Kenapa? Tenggorakan nya sakit?"
"Kagak lah, tenggorokan gue baik-baik aja. Gue kesini soalnya sama Chan, ntuh bocah-"
"HA! KAK CHAN JUGA SAMA KAKAK SEKARANG?"
"Iya. Kita cuma perjalanan bisnis kesini."
"Lha terus (y/n) nanti sama Chan apa bakal ketemu?"
"Hei sop mie, sesuai janji kita ke (y/n) kita gak akan pernah nemuin mereka berdua dulu- lha terus sekarang bocah nya lagi dimana?"
"Dia gak sama gue sekarang."
"Loe berdua berantem?"
"Ya kagak lah. Dia nya kan lagi ikut tan program pertukaran mahasiswa."
"Jadi dia sekarang dimana?"
"Ottawa, kenapa emang?"
Lino membulatkan mata, "bjir, di Ottawa?"
Diseberang sana Somi juga sama-sama kaget, "jangan bilang kakak juga lagi di Ottawa."
"GUE ADA DI OTTAWA BEGO! TERUS GIMANA KALAU MEREKA KETEMU?"
"Yaudah gak ada pilihan lagi. Kak Lino! Kita kudu pertemuin mereka berdua! Kak Chan masih kan ada rasa sama si (y/n)?"
"Masih.. dia aja kadang-kadang nangis malem-malem gara-gara kangen sama cewek kek (y/n). Terus ntuh anak nya gimana? Masih ada rasa juga kan?"
"Pa lagi? (y/n) juga masih! Dah pokoknya semua nya gue serahin ke kakak! (y/n) sama Kak Chan harus ketemu! Besok pagi-pagi, gue langsung pesen tiket ke Ottawa!"
...
Mark dan Guanlin tersenyum senang saat beberapa makanan sudah mulai dihidangkan di meja makan.
"Jangan dimakan dulu!" perintah Shuhua, dengan tatapan tajam.
"Emang kenapa sih? Kita kan cuma mau makan. Udah keroncongan nih perut!" nyolot Guanlin.
"Heh, tungguin makanan yang lain nya dulu!"
"Emang masak apa sih?" -Mark
"Nah ini masakan special untuk satu hari kita tinggal bersama."
"Masakan apasih?"
"Ini kejutan! Kalau diberitahu ya gak suprise dong."
Mark dan Guanlin tersenyum lesu.
Tapi beberapa saat kemudian, (y/n) datang ke meja makan, bersama olahan khas dia dan juga Shuhua.
Tak butuh waktu dipersilahkan, para lelaki disana yang sudah ingin meneteskan air liur pun lantas memakan dengan lahap.
"Masakan apa ini? Kok enak banget?" -Mark
"Iya, kayak Salad. Tapi bedanya ini sausnya warna coklat. Terus ada kacang nya lagi." -Guanlin
"Nah, ini masakan khas Indonesia. Namanya gado-gado. Berhubung di kulkas kebanyakan sayur-sayur, jadinya kita masak aja," jelas (y/n) dengan bangga.
The Marklin mengangguk paham.
"Su ua!" panggil Mark saat Shuhua sedang menuangkan saus kacang dengan niat ingin tambah. Tapi yang dipanggil malah melototin.
"Heh, Shuhua! Bukan Su ua!" protes Shuhua.
Guanlin berdecak, "sama aja ish. Yang penting masih satu kata."
"Gak boleh!"
"Lha terus mau dipanggil apa? Shuhua juga susah banget. Nama panggilan lah, kayak Guanlin yang dipanggil Guan. Gak repot kan?" ungkap (y/n) yang juga sama-sama bingung.
Soalnya kalau manggil nama Shuhua emang susah banget. Apa lagi ada h nya kan.
"Heh Guan, kamu kan sama Shuhua satu negara. Kamu manggil dia kayak gimana?" tanya (y/n).
"Boro-boro kita masih satu negara, tapi aku aja kebelit-belit kalau manggil dia."
"Shuhua kalau dipanggil Ua' mau enggak??" -Mark.
_____________
Dukung terus cerita ini dengan menekan tombol vote dan komen bagian mana yang kalian suka 😊
aku buat nih chapter sebagai hadiah :)
aku lagi kobam lagunya Chan soalnya ih.hope you like it, readers~
sayank kalian~Kekey
🌳 to be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mudita - Bangchan
Fanfiction[S2] #22/03/2020 Tak saling bertegur sapa, tak saling bertatap wajah, tapi saling mendoakan. Semoga dipertemukan dengan cara luar biasa. ⚠️sekuel kedua dari sugar step + bangchan © plupyroange, 2020 ꒰⚘݄꒱ highest ranking : #1 Kanada #32 Boyband