~ 10

357 58 9
                                    

(y/n) yang sedang menikmati makan siang nya, mulai terganggu atas kedatangan seorang Mark. Tiba-tiba saja, lelaki itu datang bersama makanan nya sembari membumbui dengan sedikit kejutan.

"Mark!"

"Sorry, cutie~"

"And stop call me, cutie!"

"Kenapa? Cocok juga.."

"Gak.. dari pada kamu banyak omong, duduk sekarang."

"Thank you.."

Saat mereka sedang menikmati makan siang secara bersama-sama, Mark mulai membuka ajang percakapan.

"Ada rencana gak nanti malam?"

"Gak, emangnya kenapa?"

"Jalan-jalan mau?"

"Ma-"

"Hey, (y/n).. you are called Professor Conner in his room," celetuk Felix yang tiba-tiba datang.

"Atas dasar?"

"I dont know, tapi cepet kesana nya. Udah dipanggil kamunya pakai sound system kenapa gak dengar?"

iyalah, kupingnya (y/n) disumpelin earphone bluetooth terus kuping satunya dengerin bacotan nya si Mark.

"Entar ya, Mark.."

"Kenapa izin segala ke Mark?"

"Sirik aja ish.." - (y/n)

Mark hanya menimpal dengan tertawa ringan.

Langkah (y/n) kini fokus menuju ruangan Profesor Conner.

"prof..." (y/n) membuka sedikit pintu ruangan, menampak kan pria tua yang sibuk dengan beberapa dokumen identitas para mahasiswa maupun mahasiswi.

"masuk."

Setelah mendapatkan perintah, (y/n) masuk dan duduk di kursi yang sudah disediakan.

"What happend, prof?"

Profesor Conner melepas kacamata antiknya, "mm, i want you join a student exchange program.. can you?" tanya beliau

"Sure, profesor. And, can i ask something?"

"What is that?"

"Dimana saya akan dipindahkan?"

...

"CHANN! BANGUN, ASTAGHFIRULLAH.. TIDUR MULUK!"

Chan membalas dengan deheman serak , "bangun, woy! Udah jam berapa ini! Loe udah sholat subuh belom!"

"Udah.." jawab Chan setengah sadar.

"Kalau gitu bangun lagi! Masak loe tidur posisinya sambil lihat-lihat dokumen?"

Merasa ada yang ganjal, Chan otomatis membuka matanya secara sempurna.

"Loe kok bisa masuk ke kamar gue!" teriak dia, dengan rambut berantakan khas nya.

"Ente  gak tahu kalau kamar loe sama gue terhubung? Ada satu pintu noh disana, yang bisa nyatuin kamar kita berdua."

"Jadi, kamar loe sama gue diitung satu kamar?"

"Iyalah, ya walaupun pakai dua kunci- ngapa loe? Gak suka? Padahal kan bisa grepe-grepe manjah ya kan."

"Ayo lin, sadar! Loe masih normal!"

Tak berangsur lama, Chan berjalan menuju kasurnya, "mau ngapa loe?"

"Loe gak tahu apa kalau gue mau sambung tidur?"

Lino memasang wajah ala cemberutnya, "kata loe mau bahas proyek sama Mr. Holly?"

"Bahasnya minggu depan."

"Kok kita berangkat nya minggu ini?"

"Mr. Holly mau ajak keliling Ottawa."

"Yaudah loe bangun!"

"Dari pada loe banyak bacot, mending loe kerjain dokumen yang gue kasih ke elu sewaktu di Indonesia."

Lino diam. Tiba-tiba, muncul sebuah ide gila di dalam pikirannya sekarang. Dia pun mengambil handphone, 

"Halo, (y/n)- ah gue baik-baik aja kok, elu giman-"

Tangan Chan refleks mengambil kasar handphone milik Lino, "halo (y/n)."

// krik krik

Karena sudah di ujung tanduk, tawa Lino mulai pecah. Sampe guling-guling di lantai.

"GOBLOK LOE LINO!"

...

Sepulangnya (y/n) dari kegiatan kuliah, tangannya langsung di tarik Somi.

"Gimana? Loe ikut?"

(y/n) hanya menampak kan senyuman tipisnya saja.

"Jawab bego! Lu punya mulut kan?"

"Iy- iya.."

"Iya apa? Ikut lu?"

"He'em."

Somi cemberut, "gak apa-apa elah.. kan ada si kucing."

"Sepi rumah nya- eh tapi loe dimana jadinya?"

"Pokoknya gak keluar negeri, masih di sini. Cuma, daerahnya gue kurang tahu.. soalnya Profesor Conner waktu gue tanyain dibales pake senyum doang. And he said, you will know."

Somi mengangguk kan kepala.

"Terus kapan loe berangkatnya?"

"Dua hari lagi.."

________________

Dukung terus cerita ini dengan menekan tombol vote dan komen bagian mana yang kalian suka 😊

the day will come when you'll be mine. But I'll just wait till that time. If I have to wait forever, that's what I'll do. Cause I can't live my life without you.
-kekey

hope you like it, readers~
sayank kalian~

Kekey

🌳 to be continued.. 

Mudita - BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang