~ 51

47 9 0
                                    

Chapter lumayan panjang, ku harap kalian tidak bosan 0-0

Hari penting telah tiba. Kini (y/n) tengah bersiap merias diri di salon yang di pilih Somi untuknya. (y/n) sudah menolak beberapa kali, agar Somi tak membawanya ke salon. Tapi Somi tetap ngotot dan bawa gadis itu ke salon langganan nya.

Polesan make-up menambah kesan cantik di wajah (y/n). Somi menatap bangga ke teman sebaya nya ini, dia menanti-nanti ekspresi Chan saat melihat (y/n). Ah iyaa— Taeyong, Chan, dan tak lupa juga Lino sudah sampai di Kanada dengan selamat. Mereka baru mendarat kemarin malam. Chan ingin bertemu (y/n) karena merindukan pujaan hatinya.

Halah buchen.

Tapi niat Chan langsung di urungkan oleh Lino. Katanya nunggu besok aja, biarin (y/n) istirahat di karenakan esok pasti jadwal akan sangat padat. Lelaki itu pun menggerutu sebal serta setuju dengan pernyataan yang di lontarkan sahabatnya. Tapi cara menghalangi Lino dengan ocehan dan ejekan. Apalagi dia mengata-ngatai Chan yang membuat sang empu geram dan terciptalah perang dadakan.

Sedangkan Taeyong hanya menatap santai ke perdebatan dua bocah itu dengan hidangan kopi panas di tangannya. Sungguh pemandangan yang sangat menggiurkan.

(y/n) sudah siap sekarang. Toga yang menjadi hasil akhir dari penampilan (y/n) saat ini. Gadis tersebut tersenyum cerah ke arah sahabat karibnya. Ukiran simpul U di bibir juga bentuk bulan sabit di matanya terekspos bebas.

"You look so gorgeous!" pekik Somi sembari tepuk tangan penuh gembira.

"Hehehehe."

Somi mengeluarkan gadget yang sedari tadi diam di saku nya. Dengan cermat dia membuka kamera lalu menodongkan ke kamera di atas dia dan juga (y/n), mereka ingin selfie.

"SELFIE DULU DONGG, SINI CANTIK NYA KAK CHAN!!"

ckrek!

ckrek!

ckrek!

Puas dengan selfie, mereka berdua pun melihat hasil nya di galeri. Polesan senyum tergambar indah di bibir kedua gadis tersebut.

"Gue gak nyangka lo lulus."

"Kemarin kan juga udah lulus S1 gue, som.."

"Ya ya ya, tapi ini momen penting. Karena keluarga lo berkunjung, apalagi ada Chandra ya gak ya gak kiww.."

(y/n) menunduk, menyembunyikan wajah nya yang sudah memerah seperti kepiting rebus. AC menyala, tapi wajahnya sangat panas setelah mendengar godaan dari Somi. Berulang kali dia mengibas-ngibas tangannya ke arah wajah nya.

"Jangan diem mulu, ayo pergi ke univ lo. Mungkin dah pada nungguin!"

Sekarang pidato perpisahan sedang di lantunkan oleh Mr. Ferdy. Banyak anak-anak didiknya yang menahan tangis, apalagi ada yang sampai terisak-isak. Terutama mahasiswa/i yang mengikuti program pertukaran pelajar.

Coba lihat, Lucas sedang menangis dan di buat dramatis karena pidato Mr.Ferdy.

"SIRR I WILL MISS YOU. DON'T WORRY BE HAPPY SIRR. MR. FERDY I LOVE YOUU HIKS HUEEE!!" celetuk Lucas.

Hendery tak mau kalah, dia melempar-lempar tisu bekas tangisnya hingga Chenle yang berada di depannya kini meringis kesal melihat aksi Hendery tapi dia biarkan saja. Toh, dia sedang membuat kenangan yang memalukan.

"Sir.. jangan lupakan kami anak didikmu yang maha baik ini, sir!"

Mark menoleh ke samping, menampakkan Shuhua yang sekarang join kelakuan absurd Hendery dan Lucas. Sampai dia melihat suatu pandangan dimana Shuhua dan Guanlin memeluk satu sama lain sembari berucap,

Mudita - BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang