Bab Enam belas

200 61 4
                                    

Apa benar ini cinta?
Apa hanya sekedar obsesi?

#

Di parkiran sekolah,Tika menunggu Dimas .Ia masih terkejut soal penjelasan Dimas siang tadi.Ia tak mengira jika anak pindahan dari Amerika itu memiliki banyak rahasia,mungkin adalagi yang tak diketahuinya.

"Gak pulang" tanya Aldi kepada Tika.Ia tersadar dari lamunannya.

"Kenapa lo diam.Dari tadi gua panggil gak lo jawab"

"Ma..ma..masa"

''Santai aja.Gua gak bakal ngapa-ngapain lo" kata Aldi,tau apa yang ada di pikiran Tika saat ini.

"Oh"

"Pertanyaan gua tadi belum lo jawab" ujar Aldi mengerutkan dahinya.

"Tanya apa" jawab Tika polos.

" Gua gak mau ngulang pertanyaan gua barusan ." Ketus Aldi,yang mana ke-3 sahabatnya malah cekikian mendengar Aldi mulai kesal.

Tika memutar bola matanya dan sempat berpikir samar-samar apa yang ia dengar barusan.

"Ah..Lagi nunggu Dimas" jawab Tika

"Dimana dia?" Ganti Azka yang bertanya,

"Ah..Dia ikut kelas tambahan buat ujian minggu depan" jelas Tika.

"Pulang bareng kita aja" tawar Andi kepada Tika.

"Tidak,terimakasih" tolak Tika.Ia tidak mau terlibat dengan anak pindahan itu,karena ia tak mau terkena masalah yang tambah rumit.

Diam-diam Tika pergi meninggalkan anak pindahan itu.Mereka heran dengan perilaku Tika yang menolak ajakan mereka.Biasanya jika mereka sekali bilang,banyak cewek yang antri mengikuti mereka.Tapi,tidak dengan Tika.

"Gila nih cewek.Baru pertama ini kita ditolak.Jijik gua lihat" kata Aldo.

"Sok jual mahal" cibir Andi.

***

Tika pergi meninggalkan mereka,ia sekarang berjalan menuju taman belakang sekalian nunggu Dimas.

Tika membuka bungkus cokelat favoritnya dan melahap sampai ludes.

Sekali..Dua kali..Tiga kali..

Banyak cokelat-cokelat yang ia makan.Bungkus-bungkus juga berserakan kemana-mana.

Tika tak sadar di belakangnya, William melihat kelakuan Tika.William tersenyum melihat Tika seperti anak kecil yang kelaparan.

Tika mengambil nafasnya dalam-dalam.

''HAAAAHHHHH...SEBEL..SEBELL..SEBELLL...." teriak Tika meremas cokelatnya sampai hancur.

"Apa-apaan mereka.Bilang gua gendut jijik lihat gua? Apa gak sadar tuh badan kayak lidi.Keterpa angin aja udah limbung."

William memegang mulutnya agar suaranya tak keluar. Rey dan Arnold menghampiri William.Rey ingin bicara,tetapi William menyuruhnya untuk diam.

"Emang bener semua laki-laki sama.Sama-sama nyebelin!!!... Apalagi tuh,siapa tuh namanya tadi..ehm...William.."

Tika terdiam sejenak.William menunggu kata-kata yang muncul dari mulut Tika.Rey dan Arnold saling menatap penasaran.

"Se enak nya aja culik-culik, emangnya gua barang. Tuh lagi,mulut minta di diberi cabai..se enaknya aja bilang... siapanya tadi...pacar??..AKH!!!!!
Dan kedua teman kutu kupret ituuu..ingin sekali gua injak-injakkkkk..huh!" Sambungnya kelelahan berteriak.

"Uhukk..uhukk.uhukk.." Tika terbatuk-batuk, sedangkan Rey dan Arnold malah cekikian.

William menghampiri Tika memberikan botol minuman.

"Nih buat lo"

Tika menoleh ke belakang,ia tersentak kaget dan otomatis berdiri.

"Ah..terimakasih" sambung William mengambil tangan Tika untuk memegang air minumnya.

"Bu..buat" tanya Tika latah karena kaget

"Pujiannya" jelas William pergi meninggalkan Tika bersama Rey dan Arnold dengan tersenyum simpul.

William berhenti sejenak menoleh belakang ke arah Tika.

''Ah..satu lagi..kalau lo ingin pelampiasan,dateng aja ke orangnya.Sayang tuh cokelat hancur" sindir William melanjutkan langkah kakinya.

Tika masih terdiam,ia merutuki dirinya sendiri dan langsung meneguk air itu sampai ludes.

***

Di apartemen tempat William tinggal.Terlihat mereka bertiga berada di meja makan,masih tertawa terbahak-bahak mengingat momen langka.

"Gila,gila,gila" kata Rey memotong beef dan melahapnya

"Aduh..sampai gak nafsu makan gua" ujar Arnold memegangi perutnya yang keram akibat tertawa tadi.

"Btw,Wil.Biasanya kalau ada orang hina lo,lo gak bakal ngasih ampun.Entah itu cewek maupun cowok.Dan waktu itu gua kaget sama lo,yang berbelas kasih sama tuh cewek.Sumpah, itu bukan sifat lo" kata Rey

"Jangan-jangan lo naksir dia" Ujar Arnold kepada William.

William tidak merespon pertanyaan mereka.Ia masih santai meminum wine dengan rokok di tangannya.

Arnold dan Rey hanya mengedik bahu melihat William yang acuh.

You are Me Iam You |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang