Bab Tigapuluh

311 45 8
                                    

Bonus^-^
Sambil membaca,dengerin lagu diatas yaa😫♡

*
*
*
*

Satu bulan kemudian..

"Gua pergi dulu.Lo harus jaga kesehatan,dengerin kata Dimas"
Kata William kepada Tika menarik kopernya.

Tika mengangguk kecewa, William akan balik ke Amerika saat ini.Dimas memegang pundak William,

"Hati-hati,bro.Makasih lo udah jagain Tika selama ini.Sekarang ganti gua yang jagain dia hehe''

Dari arah lain Rey dan Arnold memanggil William untuk segera pergi,karena pesawat sebentar lagi akan berangkat.

"Sama-sama.Udah kewajiban gua jagain orang yang gua suka, dan_"

"Maaf,sejak kehadiran kita, lo selalu menderita.Lo tenang aja,kami balik ke negara asal kok haha.. Gua pergi dulu" ucap William beralih ke Tika dan pergi meninggalkan mereka.

Kita gak akan pernah ketemu lagi. Semoga lo dapet orang yang lebih baik dari gua dan Aldi. Dan jangan pernah lo sakit hati lagi,gua gak tega lihat lo kayak gitu.Maaf gua gak bisa buat lo bahagia, batin William dengan mata yang berkaca-kaca.

Tika terduduk lemas tak berdaya saat mendengar kata William barusan.Bukan karena Tika tidak mau membalas perasaan William,ia tak mau perasaannya terombang ambing seperti ia menyukai Aldi waktu itu.

Dimas menyuruh Tika bangun,
"Udah Tik.Semua sudah berlalu, lo jalanin hidup lo dan biar dia jalanin hidupnya sendiri"

Hikss..hiks...

Tika menangis sesenggukkan membuat Dimas semakin sakit melihatnya.Dia menuntun tubuh Tika pergi dari bandara dan menyuruhnya untuk bersabar.

***

"Udah gua bikinin nasi goreng favorit lo.Lo makan dulu ya"
Pinta Dimas sambil menaruh piring nasi dimeja kamar Tika.

"Lo harus makan,dari kemarin lo gak mau makan.Lo pingin diet lagi apa"

"William gak telpon lo" tanya Tika lemah di balik selimut.

"Belum" jawab Dimas duduk di samping ranjang Tika dan membuka selimutnya. "Paling dia sibuk.Dia kan harus meneruskan bisnis keluarganya"

"Apa William dijodohkan?"

"Gua gak tahu.Kenapa lo tanya itu"

"William termasuk keluarga berada.Pastinya William juga punya tunangan seperti..dia.." ujar Tika kecewa

Dimas terdiam sejenak,
"Gak pasti"

"Maksud lo"

''Lo tahu sendiri gimana sifatnya selama ini.Dia gak suka diatur, kecuali sama lo.Dan dia sih gak mudah suka sama cewek segitunya.Lo tau gak pas wisuda kemaren,banyak cewek-cewek ngrubungi dia ngasih kado, tapi dia cuma nerima kado lo yang berupa cokelat seharga sepuluh ribu" Cibir Dimas yang membuat Tika otomatis bangun menampol lengan nya.

"Aduhh..Lo jangan pukul gua deh.Kekuatan lo masih seperti badak walau lo udah cungkring begini" ejek Dimas mengusap lengannya yang merah.

''Oh ya.Katanya lo mau kuliah disanakan?"

"Iya.Gua udah janji sama Nara. Dan orangtua gua setuju dan daftarin gua disana"

"Jadi lo bakal selamanya menetap di Amerika?"

"Mungkin." Dimas mendesah pelan.Ia tak sanggup meninggalkan sahabatnya yang masih dalam fase patah hati.
" Tapi gua gak akan lupain lo lah.Saat pernikahan gua nanti,lo akan jadi tamu pribadi gua. haha"

"Iya iya". Sambung Tika,
"Gua pingin banget tetep sama lo,Dim.Sekampus sama lo.Tapi gua gak mungkin kesana.Bokap gua sendirian dirumah dan lagi, gua anak tunggal.''

"Lah lo kan mesti nginep rumah gua" canda Dimas,

"Kalau itu beda lagi anjir"

''Hahaha...oke oke..lo makan dulu gih"

"Oke"

***

You are Me Iam You |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang