Bab Sembilan belas

194 55 8
                                    

Dimas mondar-mandir di depan pintu kamar.Dimas mengetuk pintu dan memanggil Tika berulangkali,tetapi tak direspon. Dimas kawatir apa menyangkut kejadian semalam saat ia mengejek Tika.

"Tik.Lo keluar ya,keburu telat ini.Lo jangan masukin ke hati omongan gua semalam ya.Gue minta maaf tulus dari hati." Kata Dimas yang merasa bersalah.

Kreekkk...

Tika keluar dari kamarnya.Ia sudah berdandan rapi,tetapi wajahnya sangat pucat.

"Lo gak papa kan" tanya Dimas makin kawatir.

"Ayo" ajak Tika menuju motor Dimas yang teparkir di halaman.

Selama perjalanan mereka tak bicara sedikit pun.Sampainya di sekolah Tika masih saja diam. Dika menyapa Dimas dan Tika, tapi Tika tak merespon sapa'annya.Merasa di cuekin, Dika duduk di sebelah bangku Tika.

"Kenapa lo" tanya Dika

''Udah,jangan ganggu dia.Pergi lo" usir Dimas kepada Dika.

Dika berdecak kesal.Dika bertanya-tanya,apa kedua sahabat ini bertengkar.Ia makin penasaran.

"Lo berantem ya sama Dimas" tanya Dika lagi.

"Diem!'' Bentak Tika,membuat seisi kelas menatapnya.

"Busettt..Galak amat" kata Dika beranjak lari kearah Putra.

"Gua kan udah bilang,jangan ganggu dia'' ujar Dimas mengeluarkan bukunya.

Putra mendengus kesal kepada sahabat-sahabat nya ini.

"Kalau perempuan kayak gitu, kemungkinan dua hal. Pertama, dia patah hati, dan kedua..." putus Putra yang membuat lainnya penasaran,termasuk Aldi dkk.

"Apa" tanya Dika dan Dimas bersamaan.

"Kepo banget" ketus Putra.

"Kalau lo gak tahu, mending diam aja.Jangan buat orang mati penasaran" cibir Danu kepada Putra.

"Bukannya gua enggak tahu" timpal Putra ragu-ragu.

"Terus?" Tanya Dika makin penasaran.

''Gak jadi deh" ujar Putra membuka ponselnya.

"Lo kok suka nya gantungin kata-kata sih,Put.ayolahhh..apa yang keduaa..."rengek Dika, Amit-amitt..

"Datang bulan" kata William muncul dari belakang pintu yang sedaritadi mendengar ucapan mereka.

Seisi kelas melihat kearah William,termasuk Tika.Kelas pun ramai dengan teriakan histeris para siswi di kelas maupun luar kelas. Memang,William adalah lelaki nomor dua pujaan mereka. Sedangkan yang pertama adalah Aldi.

"Itu yang mau gua katakan" ujar Putra

"Ha!?yang bener" tanya Dika memegang tangan Tika.

"Apaan sih,pada heboh", kata Tika ketus.

"Bentar-bentar, lo kesini mau ngapain?" Tanya Dika kepada William.

"Lepasin tangan lo." kata William menampik tangan Dika.

"Biasa aja dong lo!" bentak Dika.

"Lo mending pulang kandang sana. Disini gak menerima lo" sindir Agung kepada William.

"Oh ya?.Gua denger,cewek-cewek disini pada mengharap William dateng.Paling lo aja yang gak diterima" sembur Arnold

"Lo ngapain disini" kata Aldi kepada William.

"Gua kesini mau pinjam pacar gua dari pengawasan lo. Bolehkan?" Tanya William kepada Dimas menghiraukan Aldi.

Dimas terdiam,

"Lo bukan_" belum sempat Tika menjawab,William menarik tangan Tika.

Rey,Arnold dan anak buahnya menghadang Dimas dkk yang ingin merebut Tika dari tangan William.

***

Tika meronta melepas cengkraman William yang semakin erat.William membawanya ke gudang sekolah

"Mau ngapain lo" kata Tika was-was,

"Tenang aja.Gua gak bakal ngapa-ngapain lo kok"

"Terus ngapain lo bawa gua kesini"

"Kalau bawa lo di keramaian, gak ada waktu buat kita berdua-an" kata William dengan ekspresi yang aneh.

"Sampai lo aneh-aneh.Gua bakal_''

''Sstt..." telunjuk William menyentuh bibir Tika.

"Lo diam.Kalau enggak,kita bisa mati bersama disini" bisik William memeluk erat tubuh Tika.

Tika terdiam mengikuti arahan William.Ia sempat berpikir,jika terjadi pada dirinya.Tika tak segan-segan memukul William sampai babak belur.

"Cari mereka sampai ketemu!!" Teriak seorang lelaki diluar sana.

"Baik"

~

''Ada apa?apa yang mereka cari?" Bisik Tika dengan wajah gugup.

"Lo harus tenang"

Brak!!!

"Itu mereka!" Teriak lelaki itu membuat rekan lainnya bermunculan hampir memenuhi gudang.

"Cih.Ketahuan" kata William kesal.

"Ada..ada apa sebenarnya ini" tanya Tika memegang tangan William

"Tenang.Lo harus diam disini dan jangan ikut-ikutan.Gua gak bakal buat mereka menyentuh lo sedikit pun" jawab William meyakinkan Tika.

"Hajar!!" Perintah pemimpin itu.

Satu persatu orang-orang itu menyerang William dengan tangan kosong,Kayu,sampai pisau.Tika kawatir jika William tidak sanggup mengatasi mereka yang jumlahnya hampir selusin.

Seorang menghampiri Tika dari belakang, William mengetahui itu dan melindungi Tika.Tapi sayang,saat ia melindungi Tika disisi lain seorang laki-laki menusuk pisau tepat kearah tangannya.

Tika memekik histeris.Ia tak bisa diam dan menghajar lelaki tersebut.

"Bodoh" ucap William,sampai ia tak sadar kepalanya terkena pukulan kayu yang sangat keras.

Tika menghajar satu persatu dari mereka.Dan sialnya si pemimpin itu membawa pistol mengarah ke Tika.

Tika gemetaran apa gua akan mati?, batinnya.

William berlari kearah Tika dengan kesadaran yang samar-samar untuk melindunginya.
Tetapi...




DORR!!.















You are Me Iam You |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang