Bab Duapuluh satu

174 46 6
                                    

"Mana Aldi" tanya Azka kepada Andi yang asik dengan remote game miliknya.

"Mandi"

"Ada apa'' tanya Aldi,keluar dari kamar sambil memakai baju.

Azka melangkah dengan cepat dan memukul wajah Aldi.Andi menoleh kearah mereka berdua,sedangkan Aldo datang dengan wajah cemberut menaruh barang belanjaannya di meja.Ia berhenti sejenak,merasakan hawa menegangkan antara Aldi dan Azka.Aldo bertanya ''ada apa" kepada Andi dengan suara lirih.Andi menyuruhnya untuk diam dahulu.

"Lo tanya ada apa!?" Bentak Azka kepada Aldi,

"Aish..Gua gak ngerti apa maksud lo" ucap Aldi memegang wajahnya perih.

"Lo hampir bunuh Tika.Gara-gara lo nyuruh mereka beri pelajaran ke William" jelas Azka

"Ah..Hanya cewek itu,sampe lo mukul gua?" Ujar Aldi tersenyum tak percaya.

" 'Hanya' lo bilang?.Lo boleh lakukan apapun ke semua orang,tapi itu bukan Tika!" Kata Azka pergi meninggalkan Aldi.

"Lo gak papa kan,Al" tanya Andi menghampiri Aldi kawatir melihat bibirnya berdarah.

"Gak papa" jawab Aldi menepis tangan Andi dan masuk ke kamarnya.

***

Azka mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang entah mau kemana dia sekarang.Tak mungkin dia pulang ke apartemen setelah kejadian tadi.Ia tak percaya pada dirinya.Hanya kawatir dengan Tika,sampai dia tega memukul sahabatnya sendiri.

''AKHH!!!!..Apa-apaan gua tadi" kata Azka sempat memukul setir mobil tak bersalah.

Di jalan berlawanan arah,ia melihat plat mobil paling depan yang dikenalnya.Dan diikuti mobil hitam lainnya.

"Bukannya mereka anak buah keluarga William?kemana mereka akan pergi",batinnya

Tanpa banyak kata,Azka memutar arah setirnya dan mengikuti mobil-mobil itu.

***

Azka terkejut kalau mobil mereka jalan mengarah ke apartemen.Dia mencari ponselnya untuk mengabari orang dalam.Tapi sial,dia lupa membawa ponselnya di ruang tamu.

"Shitt!!!",Azka geram.Tak mungkin ia mencari orang di sekitar jalan.Karena jalanan itu sepi hanya mengarah ke apartemen nya saja.Dia memikirkan cara lain untuk mengabari sahabatnya.

Ia sadar jika ia memiliki cincin yang melekat di jarinya.Ia menekan sisi tersembunyi dari cincin.

Yah!itu produk tersembunyi milik keluarga Azka di dunia mafia.Di dalamnya berfungsi sebagai pengirim signal bantuan dan pelacak yang tersambung di ponsel miliknya dan ketiga sahabatnya.

Azka tersenyum sumringah,

"Semoga mereka tepat waktu"

Dia melajukan kecepatan mobilnya dan menghadang mereka.Dia sengaja mengulur waktu agar sahabatnya mengetahui pesan di ponselnya.

***

Di balkon kamar.Terlihat Aldi termenung menatap bintang-bintang di langit.Sekilas dia bertanya-tanya pada diri sendiri bagaimana perasaanya terhadap Tika akhir-akhir ini.

Gua lupa kalau dia bersama Tika pagi tadi.Gimana keadaan cewek itu sekarang?

"Akh!!ngapain gua mikirin cewek itu!!! Toh,William adalah pacarnya" racau Aldi tak jelas.

TOK!!!TOKK.TOKK..

''Siapa sih yang ngetuk pintu kamar gua keras gini" kata Aldi sembari melangkah kearah pintu dan membukanya.

"Cepet lihat ponsel lo sekarang" kata Aldo

Aldi melihat ponsel nya dan melihat notif tanda seru yang dikirim kan oleh Azka.

"Sekian tahun lamanya Azka gak pake pesan dari cincin itu.Pasti ada sesuatu yang gak beres diluar sana.Gua udah lacak lokasinya,dan itu tidak jauh darisini" cerocos Aldo kawatir

Aldi mengambil jaketnya buru-buru "lo bawa anak buah sebanyaknya.Gua kesana duluan"

***

"Panggil dia sekarang!" Teriak Rey terus memukul Azka yang tergeletak tak berdaya setelah dipukul anak buahnya berulang kali. "Lo gak jawab pertanyaan gua daritadi.Percuma gua ngomong. Sekalian aja lo mati hari ini"

Rey mengarahkan pistolnya ke kepala Azka.Saat dia ingin menekan pelatuk pistolnya,terlihat mobil berhenti di depannya dan muncul sosok yang ia cari saat ini.

''Berhenti lo!!"

"Oh..Lo udah dateng.Hampir saja gua tembak tuh kepala.Tapi lo terlambat,temen lo ini udah sekarat tinggal matinya saja", kata Rey tersenyum licik dan menendang tubuh Azka.

Aldi kasian melihat sahabatnya yang penuh luka di sekujur tubuh.Aldi marah dibuatnya,

"Cukup!!"

Rey berhenti dengan aksinya dan menodongkan pistol kearah kepala dan jantung Azka .

"Enaknya ditembak dibagian mana ya..
Disini,disini,atau_"

"Gua bilang cukup!"

"Aish..Baiklah.Apa lo yang gantiin dia" kata Rey ganti mengarahkan pistol nya kearah Aldi.

"Oke.Tapi lo lepasin dia" pinta Aldi

"Lo mau gua lepasin dia?.Mimpi!"

"Lo_"

Dorr!..

belum usai Aldi menjawab,peluru itu menggores tangan kiri nya.

"Aish..Meleset" ujar Rey sengaja menembak tangan Aldi.

Disisi lain Arnold menyaut pistol Rey.Rey tidak sadar kapan datangnya Arnold.

"Kembalikan pistol gua"

"Gua sudah bilang.Lo jangan gegabah." ujar Arnold.Dia menghela nafasnya perlahan ''William sudah sadar,dan nyuruh gua jemput lo"

"Sudah sadar!?" ,Rey senang bahwa William telah sadar. Tetapi dendamnya kepada Aldi masih berlanjut.

Ckitt.ckit..ckitt...

Suara decitan mobil,
Bala bantuan Aldi datang. Aldo dan Andi terkejut lemas melihat Azka yang tergeletak tak sadarkan diri.

"Gua beresin mereka dulu" ucap Rey dengan nafas memburu.

"Kita pergi saja.Bantuan mereka sudah datang berhamburan. William punya cara lain untuk masalah ini" kata Arnold menepuk pundak Rey untuk meyakinkannya.

Rey manggut-manggut "oke.Gua lepasin temen lo kali ini saja. Dilain hari,gua gak akan lepasin lo!!Walau William yang nyuruh" kata Rey kepada Aldi, pergi meninggalkan tempat itu bersama Arnold dan anak buahnya.

Aldi berlari kearah Azka,

"Nadinya lemah'' ujar Andi memegang tangan Azka.

"Cepat kita bawa ke rumah sakit"


***

You are Me Iam You |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang