Suasana di meja makan tersebut menjadi canggung,tetapi tidak untuk Tika.Ia terus melahap makanannya ludes tak memikirkan yang harus ia tanyakan kepada Aldi.Karena bagi Tika,sebuah penjelasan saja tak cukup dengan bukti nyata.
"Jadi kapan kalian tunangan", tanya Tika sok akrab.
"Two more months.Kamu bisa datang ke acara pertunangan kami",jawab Elisabeth memegang tangan Aldi.
"Ohh.Oke,aku akan datang.Selamat untuk kalian" jawab Tika beranjak berdiri, "Gua sudah kenyang,ayo kita pulang" pinta Tika kepada William.
William mengangguk,
"Ah iya,I'll go first. Enjoy your date."
"Bye,Willi..Tika.." sapa Elisabeth melambaikan tangannya.
Aldi hanya terdiam,
***
"Kalau lo mau nangis,nangis aja" kata William menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Gua gak selemah itu"
"Hahh...oke"
Tika memijat keningnya pasrah dengan keadaan.Dia tak habis pikir dengan pernyataan tadi. Mereka dijodohkan sejak kecil, dan bertunangan dua bulan lagi. Hati kecil Tika berteriak kesal. Jadi inilah mengapa di antara dia dan Aldi tak mempunyai status pacaran,ia hanya digantungkan.Disisi lain ia sadar,mana mungkin Aldi beneran suka dengannya.Secara Elisabeth lebih cantik dan sexy ketimbang dirinya.
"Gua sudah bilang.Lo akan nyesel" kata William
"Lo fokus nyetir aja.Jangan sampe minjem anak orang gak selamat sampe pulang" cibir Tika
William terdiam mendengar ucapan Tika yang nota bene atas pernyataan tadi.Seperti tak terjadi masalah,biasanya kalau cewek mengerti dengan hal yang menimpa sepertinya pasti mereka menangis tak jelas.
William tersenyum salut kepada Tika,yang pintar menyembunyikan kesedihan agar orang lain tak perlu kawatir dengan keadaannya.
***
"Hati-hati,jangan ngebut ya.Dan thanks untuk waktunya" kata Tika
''Seharusnya gua yang bilang makasih untuk waktunya" jelas William yang membuat Tika cekikian."Gua pergi dulu"
''Dadaaa"
Ekspresi Tika berubah drastis, dari senang sampai sedih.Dia menekan bel rumah Dimas dan merubah raut wajahnya sebaik mungkin seolah tak memperlihatkan kekecewaan di hatinya saat ini.
"Lo udah dateng" kata Dimas membukakan pintu.Ia terdiam sejenak melihat Tika dari atas sampai bawah."ini bener lo kan"
"Aiss..Minggir gua mau masuk" dorong Tika pada tubuh Dimas. Ia duduk di kursi sofa merebahkan tubuhnya.Tika melihat kearah Dimas yang masih mematung di depan pintu
"Sampai kapan lo disitu", sambung Tika seraya memejamkan matanya lelah.Brakk!!
Tika tersentak kaget,Dimas meloncat ke sofa dan berkata "lo bener Tika kan.Eh,bukan.Lo bukan Tika deh"
"Lo ngomong apa sih.Gua tadi jalan sama William,dia yang buat gua gini.Cantik kan.Gua gak sadar kalau make up ternyata pantes juga.Gak sia-sia gua diet berat"
"Yahhh..Lo pantes aja sihh..Tapi"
"Tapi apa"
"Kan kalau gini malah banyak laki-laki yang mau ngambil lo dari guuaa" kata Dimas gemas mencubit pipi Tika.
"Ahaha...dasar lo" Tika memukul tangan Dimas.
"Btw,gimana kencan lo hari ini"
"Ehm..Baik kok.Lo tau gak,ini" kata Tika menyodorkan belanjaannya"yang beliin William loh"
''Serius?"
"Iyaa..Gu seneng lah nrimanya. Lagian ini model terbaru loh. Dan waktu gua kan udah dia ambil,jadi ini balesannya.hehe"
Dimas tersenyum kecut melihat Tika pura-pura bahagia dengan apa yang ia timpa.
Sedaritadi Dimas mengikuti Tika dan William dari cafe sampai ke mall.Ia takut jika terjadi apa-apa dengan sahabatnya ini,karena ia teringat insiden penculikan Tika.Jadi ia sangat was-was kepada William. Tetapi apa yang Dimas dapatkan?ia melihat bahwa Aldi memiliki tunangan.
"Lo gak mau cerita lagi"
"Cerita apa?"
"Gak jadi deh.Gua mau tidur dulu" ujar Dimas beranjak pergi ke kamar
"Dasar kodok!" Ejek Tika
***
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Me Iam You |END|
RomanceAku tidak bisa menghindari takdir yang terus berjalan beriringan dengan waktu.Setiap mimpi maupun kenyataan terjadi pada diriku seolah-olah itu hanya fiksi belaka...