Bab Delapan belas

211 59 5
                                    

''Ngomong apa sih lo,Will"

"Sepertinya lo gak denger gua ngomong barusan" jawab William,ia menarik nafasnya panjang-panjang dan duduk tegap mengarah samping.
''Gua kangen lo Tikaaaa" teriak William.

"Apa-apaan sih lo.Di denger orang tahu" celetus Tika sembari menutup mulut William untuk berjaga-jaga jika ia teriak lagi.

"Okeoke.Gua dengerin perkataan lo" ujar William tertawa kecil.

"Gua tanya sekali lagi.Lo ngapain nyuruh gua kesini.Cepetan, gua ada urusan" ketus Tika.

"Gua sudah bilang kan tadi,apa perlu gua teriak biar semua orang denger"

Tika berdiri melangkah pergi.Dengan sigap William menarik tangan Tika dan mencium keningnya.Tika terperanjat mendorong William dan mengangkat tangannya ingin menampar William,tetapi William dengan cepat menahan tangan Tika.

"E lo"

"Jangan pukul gua ya.Entar ganteng gua hilang.Lo ntar nyesel kalau pacar lo jelek" pinta William.

"Pa..Pacar?." Tanya Tika dengan mata yang melotot lebar.

"Jangan melotot gitu dong.Ntar mata lo keluar,baru tahu rasa"

"Kata siapa lo pacar gua" ketus Tika dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak William.Antara perasaan heran,kesal atau terkejut.

"Hahahaha..." William tertawa melihat ekspresi Tika yang menurutnya lucu itu.

"Lo kayak nya ngarep jadi pacar gua ya..Tenang aja,lo emang pacar gua sejak dikantin tadi" ujarnya santai.

Tika menarik tangan nya,

"Narsis" ucap Tika "gua gak ngarep lo jadi pacar gua"

"Terus?lo pingin gua jadi apa?.. ah gua tahu,lo pingin jadi istri masa depan gua kan"

"Gak bakal.Walau lo jadi temen gua" jelas Tika menohok hati William.

"Kenapa lo tolak gua'' tanya William penasaran

"Karena gua sudah suka dia.Gua udah jatuh hati dengan dia"

"Dia?siapa''

"Penting bukan lo" ungkap Tika pergi meninggalkan William yang mematung.

***

Tika melihat ponselnya yang sedaritadi bergetar.Ia mendengus nafasnya kasar.

Ia mendengus nafasnya kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih bocah ngrepotin doang. Apa gak tau sih kalau gua gak mood", kata Tika melangkah menuju swalayan terdekat.

~

Tika duduk di kursi depan swalayan.Ia membuka bungkus cokelat favoritnya dan melahap nya.Ia mendengus pelan.

"Seandainya hidup gua berjalan manis kayak nih cokelat. Bukannya pahit kayak nih cola" ujar Tika melihat coca cola pesanan Dimas. "Gua naksir siapa ya..Dia?,dia siapa?'' Tanya nya pada diri sendiri.

***

"Lo kemana aja sih.Chat gua cuma lo read doang_"

"Nih",Tika melempar cola kearah Dimas,dengan sigap dia menangkapnya.

"Lo kenapa lagi sih" tanya Dimas membuka tutup colanya.

"Haus" jawab Tika membuka lemari es.

"Maksud gua _"

"Gua ditembak William"

"Uhukk..uhukk..uhukk..apa lo bilang??" Dimas tersedak kaget,
"William nembak lo?" Tanyanya sekali lagi memastikan kalau pendengarannya gak salah.

"Apa lo mulai budeg" ketus Tika duduk di sofa mengambil novelnya.Dimas meloncat kearah sofa.

''Lo bisa gak,jangan kayak kodok yang suka loncat-loncat"

''Dih..Mau gua loncat,merayap,melata.Ya serah gua lah,ini kan rumah-rumah gua"

Tika tak merespon,

"Kapan lo ditembak William?, apa tuh anak salah orang kali ya,apa jangan-jangan lo di baperin" ,

"Tadi" jawab Tika singkat

"Jadi tadi lo keluar nemuin dia", satu alis Dimas terangkat ragu-ragu.

"Iya"

"Teruss teruss..Lo terima?"

"Enggak lah.Secara gua gak punya perasaan ke dia"

Dimas tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Tika.Tika menatapnya aneh.

"Oh my god..Sejak kapan teman gua ini laku??.Lo udah jomblo bertahun-tahun kenapa gak trima aja jadi pacarnya sih.Biar lo gak ada predikat cewek terjomblo di dunia nomor satu'' kata Dimas masih terbahak-bahak sampai mengeluarkan air matanya.

Tika emosi dan melempar bukunya kepada Dimas.

"Aww...elo...'' rintih Dimas sambil memegang kepalanya yang terkena buku tebal Tika.

Tika berdiri dan pergi ke kamar.

***

You are Me Iam You |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang