Bab Duapuluh delapan

172 45 3
                                    

Kringgggggg...
13.00 wib

"Hoooahhhmm.." Tika mematikan alarm yang terus berbunyi.Ia menyibak selimut dan membersihkan ranjangnya dengan rapi.

''Beres.Saatnya mandi pagiii..
Ralatt,,mandi siang.hehe"

Tika bergegas ke kamar mandi dan setelah selesai berpakaian ia menuju ke dapur.Tika menengok kanan kiri melihat batang hidung Dimas,tetapi nihil.Ia mengambil ponsel di kamarnya dan mencari kontak Dimas.Tika berulangkali telepon tetapi tak dijawabnya.

"Kemana sih dia.Kok gak bilang kalau keluar.Kan gua bisa nitip cokelat"

Ceklek..

Suara pintu terbuka lebar.Putra dan Danu memapah Dika yang sedikit pincang.

Dimas mengambil kotak P3K di dalam laci dekat TV ruang tamu.
Tika heran melihat mereka dengan wajah yang penuh luka.

"Ada apa ini,wajah kalian kayak di sengat lebah" tanya Tika sedikit tertawa.

"Jatuh dari pohon.."
"Jatuh dari sepeda.."

Jawab Putra dan Agung berasamaan tetapi beda pernyataan.Tika menoleh bolak balik,siapa jawaban yang benar diantara mereka.

"Ah..mereka jatuh dari sepeda nabrak pohon" jelas Dimas.

Tika melihat Dimas,

"Lo kok juga memar tuh wajah" tanya Tika ragu-ragu "terus, mereka berdua?'' Sambungnya melihat Dika dan Danu.

"Oh,,Pas kita bertiga main basket tiba-tiba kejatuhan pohon gara-gara mereka itu" ujar Dimas sambil mengobati luka Dika.

Tika masih tak percaya
"Sepeda,nabrak pohon, basket, kejatuhan pohon?.Pohon apaan kok bisa rubuh gara-gara ditabrak sepeda dan buat kalian jadi gini"

Mereka berlima terdiam tak menjawab.Merasa mereka di introgasi,membuat Dimas kesal.

"Ahh..Sudahlah..Lo masak sana, gua belum makan dari pagi"

"Buat kita juga" ujar Putra.

"Ehm..oke deh" jawab Tika masih linglung dengan penjelasan Dimas tadi.

~~~~

''Selesai!!Temen-temen ayo makan" teriak Tika

Dimas dan teman-temannya berhamburan di meja makan. Mereka terpana melihat bermacam-macam makanan, tetapi pandangan Dimas berbeda

"Idih.Paling rasanya kayak lo masak dulu.Hambar" cibir Dimas.

"Huh!lihat aja kalau sampe lo muji gua"

"Hmm...enak Tik.." kata Putra menyantap orak-orik telur

"Istri idaman nih" kata Dika

"Lo sawah hilal Dim.Ewak ni lo wilang hambal (lo salah bilang Dim.Enak gini lo bilang hambar)" kata Agung

"Telan dulu baru ngomong bro'' cibir Dika

Dimas melihat teman-temannya yang sangat nafsu makan.Ia curiga dan mulai melahap sedikit.Dimas terdiam kemudian

"Gimana gimana'' tanya Tika

"Biasa" jawab Dimas yang terus melahap makanannya.

"Katanya Biasa tapi malah ambil banyak"

"Namanya aja laper"

''Lain dimulut lain dihati lo" ejek Putra menimpul paha ayam kepada Dimas.

Dimas melotot kesal yang membuat lainnya tertawa terbahak bahak.

~~~~

"Kayaknya kita harus nginep di rumah lo,Dim." Kata Dika memainkan ponselnya.

"Setuju.Soalnya gua kawatir sama Tika" timpal Putra

You are Me Iam You |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang