Bab 32

742 34 0
                                    

Sampai dirumah, Rian langsung membanting tubuhnya di sofa. Seluruh tubuhnya sakit dan pegal tapi hatinya lah yang merasa lelah. Kenapa dirinya tak bisa memiliki prinsip. Kenapa hatinya selalu berubah-ubah?

" Sayang,"

" Eh mama,"

Ayu menghampiri putranya, dia mengangkat wajah anaknya dan menekan bibir Rian pelan.

" Kamu habis berantem sayang?"

Rian mengangguk,
" Rian kacau ma, Rian gak tau harus gimana."

Ayu mendudukkan diri disamping Rian, dia tersenyum kecil melihat anaknya yang sedang mengalami fase galau.

" Nila lagi?"

Rian mengangguk,
" Walaupun beda kelas, Rian tetap gak bisa buat gak merhatiin nila ma. Rian sengaja terus datang ke kelas Bian cuma buat lihat nila sekilas. Rian tuh mau nila jadi pacar Rian lagi ma, tapi Dino kelihatan cinta banget sama nila. Rian gak bisa ngerusak hubungan orang ma."

Ayu mengelus rambut putranya.
" Kamu cinta nila kan sayang?"

Rian mengangguk.

" Kalau gitu, kamu lepasin dia."

Rian mendongak,
" Gak bisa ma. Itu yang Rian gak bisa. Rian Uda berusaha ma, tapi justru perasaan cinta itu yang makin besar."

" Kamu salah sayang, kamu sebenarnya selama ini gak berusaha ngelepasin nila, kamu cuma mendikte diri kamu kalau kamu udah lepasin nila."

" Tapi Rian tuh jarang ngajak nila bicara ma, Rian itu sengaja jaga jarak juga, rian juga merhatiin nila sekilas dan itupun dari jauh."

" Tapi kamu masih merhatiin dia kan?"

Rian terdiam, otaknya mencerna pertanyaan mamanya.

" Apa bener kalau selama ini gue nyatanya masih merhatiin nila?"

Rian menggeleng tak mengaku.
" Enggak ma, Rian Enggak merhatiin nila."

Ayu tersenyum lembut.
" Kalau gitu mulai besok, jangan lihat nila. Jangan datang kekelas Bian."

Rian mendecak kesal,
" Bian tuh temen Rian ma."

Ayu mengerling jahil,
" Mama kan bilang jangan kekelas Bian, bukan bilang jangan temenan sama Bian?"

Rian diam tak menjawab, dia tak akan sanggup tak melihat gadis itu walau hanya sekilas.

" Kamu gak sanggup?"

Rian memandang sendu mamanya,
" Ehm ma, kalau nanti aja pas kelas sebelas gimana? Kan sebentar lagi juga ujian dan bagi rapot"

Ayu tertawa kencang kali ini, tawa yang sedari tadi dia tahan keluar begitu saja. Ahhh, anak lelakinya masih kecil ternyata.

" Udah-udah sana ganti baju dulu, biar mama bawain makanan sama obat kekamar kamu nanti."

Rian mengangguk kecil, dia melangkah naik menuju kamarnya.

***

Nila membolak-balik halaman buku tak teratur. Perasaannya sangat kacau.

" Aku udah nyakitin kak Dino. Tapi nyatanya emang gini, aku masih cinta sama Rian."

" Apa aku putusin kak Dino aja? Tapi aku gak tega. Tadi aku bisa ngomong gitu karena bener-bener emosi, tapi kalau lagi gak emosi gini rasanya gak tega"

" Gimana ini bang? Bantu nila dong! Dari tadi diem terus."

Nino melempar ponselnya asal. Malam yang harusnya dinikmati bersama sang pacar gagal karena adik bawelnya yang sedang galau.

' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang