Bab 41

812 40 1
                                    

Hari kelulusan itu akhirnya tiba. 6 bulan sudah terlewati dengan banyak pelajaran. Di tengah lapangan ada delapan manusia yang berdiri diantara ratusan manusia lainnya. Mereka berdelapan duduk melingkar tepat ditengah lapangan.
Waktu salam-salaman sudah berlalu setengah jam lalu, dan kali ini adalah waktu bebas untuk kelas 12 berbuat semaunya. Sama seperti kedelapan manusia yang sedang berdebat alot membahas sesuatu.

Karin menggeram, dia mengacak rambutnya gusar.
" Jangan kaya gini! Gue gak suka!"

Bian menatap sendu Rian yang terus tersenyum lebar, dia tau semuanya. Semua penderitaan yang Rian tahan demi kebaikan hubungan keduanya.

" Rian mending Lo diem aja deh. Ngikut aja, gak usah sok-sok an."

Rian tertawa pelan,
" Gue emang bakal berangkat nanti malem. So gue mau minta maaf buat kalian semua. Apapun yang gue lakuin, gue berharap kalian mau maafin."

Nila meremas jari-jarinya. Setelah 6 bulan, ini kali pertama keduanya bertemu lagi. Rian ternyata benar-benar merealisasikan apa yang dia katakan. Pemuda itu benar-benar menjauh dan tak tergapai sama sekali. Segala macam rayuan pun tak bisa membuat pemuda itu goyah dari rencananya. Dan setelah akhirnya Rian mau bergabung kembali, pemuda itu malah mengucapkan kata-kata perpisahan yang menyakiti hatinya.

Bian melirik objek yang di pandangi Rian. Bibirnya ingin menyelutuk tapi dia tak tau harus bagaimana. Teman-temannya juga tak ada yang mau buka mulut.

" Nila?"

Nila mendongak, dirinya tersentak saat melihat Rian yang memandangnya tak berkedip. Dia menoleh dan terkejut melihat teman-temannya juga memandangi nya.

" Ke- kenapa?"

Bian melirik Rian,
" Bisa temenin Rian beli minum?"

Nila menoleh kearah Rian, tapi pemuda itu tetap terus memandanginya. Membuatnya jadi kikuk harus bagaimana.

Dian menyenggol bahu manusia disebelahnya,
" Eh ri? Ngelamun Lo?"

Rian melirik,
" Enggak."

Bimo menggeram,
" Yaudah Sono beli minum!"

Karin mengigiti jarinya, suasana akward ini sangat menyiksa.
" Rian!"

" Apa Karin?"

Karin mendecih,
" Ish, sana buruan! Mau gue Pites?"

" Kaya kutu di rambut Lo?"

Karin menggeram marah,
" Anjir! Cepat bego! Gue aus."

" Yah beli lah sana, kan Lo yang aus bukan gue."

Bian menendang kaki Rian dengan kencang.
" Cepat bangsat! Bangkit gak?"

Rian tertawa,
" Yaudah gue beliin bentar, kalian semua tunggu disini aja."

Rian bangkit berdiri, melirik nila yang menunduk menatap jari-jarinya.

" Nila?"

Nila menautkan jari-jarinya, mecari pelampiasan atas rasa gugup yang tiada tara.

" I- Iyah?"

" Mau ikut?"

Nila melirik teman-temannya yang mengangguk semangat.
" I- Iyah."

Gadis itu langsung bangkit dan menyusul Rian yang sudah 4 langkah didepannya. Mereka berdua membelah jalanan ditengah teman-temannya yang asik bercengkrama.

" Sini jalan disamping aku. Kok malah jalan dibelakang gitu sih?"

Nila tergagap,
" Iyah, Iyah."

' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang