Bab 24

718 35 0
                                    

Waktu MOS berlalu dengan cepat. Rian selalu berhasil mengambil kesempatan untuk berdekatan dengan nila dimanapun itu. Jika dikantin, maka dia akan duduk dua meja dari meja nila. Dilapangan, dia akan baris tepat dibelakang atau didepan nila. Persis seperti bodyguard.

Dan keberuntungan memang selalu berada pada sisi Rian. Dia dan nila sekelas semester ini, membuat dia jumpalitan tak jelas saat pengumuman.

" YES!!" Rian bergoyang senang di koridor.

" Anjing, anjing, jangan goyang bangsat... Malu gue!" Dian mengumpat melihat Rian yang tak mau berhenti bergoyang alay. Padahal seluruh siswa melihat kearah Rian bukan dirinya.

Bian melongos lelah. Punya teman yang suka absurd tiba-tiba seperti Rian ini benar-benar menguras emosi.

" Lo bisa berhenti goyang gak?"

Rian menjulurkan lidahnya. Tertawa riang dengan terus bergoyang.

Orang-orang disekitar Mading terus tertawa melihat 3 laki-laki tampan yang sibuk berdebat itu. Para perempuan sibuk terpesona dengan ketampanan Bian yang tak ada duanya, Rian yang manis seperti gula, dan Dian yang acak-acakan seperti badboy.

" Anjing bisa diam gak?" Bian maju untuk meraih Rian, tapi Rian malah bergoyang mundur. Dia terus maju, kesabaran nya sudah hilang kali ini.

" Bangsat! Kesurupan Lo?" Dian semakin gemas melihat Bian yang tak bisa juga meraih Rian yang asik bergoyang.

" Udah bi cabut aja kita, biar orang gila itu sendiri."

Bian melongos. Ingin berbalik tapi matanya menyipit menangkap satu objek. Bian tersenyum miring.

"Rasain ini Rian!"

Bian terus mengejar Rian. Dan Rian terus mundur, sampai-

BRUKK

" Ahhh,"

Rintihan kecil itu menyadarkan Rian dari keterkejutan nya.
Matanya membelalak sempurna melihat nila meringis kesakitan.

" Eh Nil?"

Nila mengerjap, matanya membulat melihat Rian tepat dekat didepan wajahnya. Mukanya langsung memanas begitu saja.

" Pipi kamu merah, dimana yang sakit?"

" Ekhem!"

Nila dan Rian kompak mendongak melihat ketua OSIS SMA Nusantara yang sudah berdiri tegap memandang mereka.

" Koridor bukan pantai!

" Emang hubungan nya apa?" Dian menepuk mulutnya saat Dino memandang tajam kearahnya.

" Bangkit! Jangan duduk santai di lantai... Kalian pikir sekolah dibersihin buat kalian selonjoran?"

Rian bergegas membatu nila untuk bangkit.

" SEMUA BUBAR!" Dino berteriak tegas. Membuat para siswa-siswi akhirnya bubar meninggalkan tontonan lucu tadi.

" Kalian berdua ikut saya keruang OSIS!" Dino bergegas melangkah menuju ruang osis.

" Oh iya,"

Rian dan nila mendongak. Sama-sama mengernyit bingung.

" Lo dan Lo juga ikut." Dino menunjuk Bian dan Dian yang masih belum bergerak jauh.

Bian melongos pasrah.

" Apaan?" Dian menggerutu kesal.

" Lo juga buat keributan, jadi tanggung jawab."

" Tapi saya gak ada buat keributan kak?" Nila yang sedari tadi bingung kini menyuarakan isi hatinya. Dia masih linglung akibat ditabrak, jadi semakin linglung saat disuruh ke ruang osis tiba-tiba.

' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang