Bab 34

634 40 1
                                    

Dino mengepalkan tangannya, nafasnya memburu menahan emosi yang membara dalam dirinya. Bayangkan saja, dia yang ingin mendatangi kekasihnya harus mendengar sesuatu yang menyakitkan.

" Cieee ada yang CLBK..."

Tangannya kian terkepal erat, jika dilihat dari dekat, mungkin orang-orang akan merasa ngeri melihat urat-urat merah itu. Dia tak habis pikir pada semua adik kelasnya itu, bahkan Bian yang selalu memberi dukungan padanya ikut berseru riang agar Rian dan nila kembali balikan.

Karena sudah tak sanggup mendengar semuanya, dia menguatkan dirinya untuk mulai bicara.

" Jadi ada yang mau balikan nih?"

Dino tersenyum getir melihat pandangan yang diberikan para adik kelasnya itu. Mereka semua tampak merasa bersalah dan menunduk takut padanya.
Dia mendecih sinis, kenapa di dunia ini banyak sekali orang munafik?

" Kak Dino?"

Dino tertegun mendengar nada lirih yang keluar dari bibir kekasihnya. Rasa sesak nya semakin membara kala melihat tatapan nila padanya.

" Kenapa pada diem? Gak mau lanjut? Seru banget loh tadi pembahasannya. Ayo lanjut, gue mau denger."

Kedelapan orang itu kian menunduk, tak ada satupun yang berani mengangkat kepala untuk memandang nya.

" Nila bisa kita bicara?"

Nila hanya mengangguk kecil, membuat Dino mati-matian menahan emosinya.
Dia mulai melangkah meninggalkan kantin, niatnya yang semula ingin mengisi perut malah harus berakhir dengan merasakan emosi yang membara.
Dia melirik gadis disampingnya yang terus menunduk. Biasanya dia akan menerima semua kesalahan dan sifat gadis itu, tapi kali ini. Kali ini dia ingin tegas pada gadisnya.

" Jangan nunduk, nanti nabrak orang."

Nila berdehem lirih, gadis itu mengangkat kepalanya memandang lurus koridor sekolah. Di dalam pembawaan nya yang terlihat tenang, nila sebenarnya sudah ingin mati. Perasaannya campur aduk, dia sungguh merasa bersalah karena menyakiti pemuda itu terus menerus. Tapi kali ini hanya salah paham, walaupun nyatanya dia sempat terbawa suasana.

" Kita bicara di taman sekolah atau di rooftop aja?"

Nila melirik Dino lalu menggeleng. Dia sedang dalam mode tak tau apa-apa.

" Yaudah di rooftop aja."

Kedua insan manusia itu mulai menaiki tangga, rooptoff yang ada di SMA itu hanya berada di atas gedung perpustakaan saja, sedangkan gedung lainnya di tutupi dengan atap seng merah menyala.

Dino menyender di dinding pembatas rooftop, dia tak niat untuk membuka suaranya. Dia ingin menunggu gadis disampingnya bicara lebih dulu.

" Kak dino maaf..."

Dino tersenyum getir, hubungan yang sudah berjalan setahun lebih itu kenapa harus dipenuhi kata maaf? Bukan kalimat i love you, atau kalimat sayang lainnya?

" Kamu anggap aku apa sih?"

" Kak, please."

" Mau sampai kapan nil? Sampai kapan aku harus denger kata maaf dari bibir kamu?"

" Kak, temen-temen emang suka usil kak."

Dino menggeleng,
" Bukan temen-temen kamu, tapi kamu yang mau kan? Kamu yang mau balik sama Rian kan?"

Nila menunduk,
" Kakak bilang mau bertahan buat aku? Kakak yang bilang bakal menangin hati aku? Terus kenapa sekarang kakak ngeluh?"

Dino tersentak mendengar penuturan kekasihnya.
" Jadi karena itu kamu bakal terus ngelakuin kesalahan? Karena itu kamu bakal bertindak sesuka kamu?"

' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang