Bab 29

681 37 0
                                    

Satu semester terlewati dengan banyak kenangan. Semester genap kali ini, kelas mulai dirombak kembali.
Semua murid kelas satu berdiri memenuhi koridor mencari namanya masing-masing.

" Eh Nil, gue sepuluh-2. Lo dimana? Udah ketemu nama Lo?"

Nila terus mengecek kelas satu-persatu. Dia sengaja mengecek dari sepuluh-4 lebih dulu. Karena untuk sepuluh-5 sampai sepuluh-9, hanya untuk orang-orang yang terbilang kurang pintar saja.

" Enggak tau gue, belum nemu dari tadi. Di sepuluh-2 gue gak ada Syah?"

Aisyah menggeleng.
" Udah baca sepuluh-1?"

Nila menggeleng cepat.
" Enggak mungkin gue di sepuluh-1 Syah, kelas itu cuma buat juara kelas."

Aisyah terdiam. Kalau sudah mengungkit perihal juara, dia tak berani buka mulut lagi. Cukup sudah hari itu dia melihat nila menangis tersedu-sedu karena mendapat peringkat 4.

_______Hari Pembagian Raport_______

Hari ini adalah hari pembagian raport. Nila duduk was-was dikursinya sejak pagi.

" Udahlah nil, gak usah panik gitu... Pasti juara udah."

" Iyah Nil, Lo dari pagi keringetan Mulu."

Nila merenggut lesu. Dia tak bisa tenang begitu saja.

Kringgggggg

Bunyi bel membuat jantung nila kian berdetak kencang. Badannya mulai panas dingin.

" Ah itu udah bel, ayo buruan baris buat pengumuman."

SMA Nusantara memiliki kebiasaan untuk mengumumkan setiap juara-juara kelas didepan umum. Hal ini tentu sangat membanggakan para peraih juara. Mereka yang juara kelas akan mendapat sertifikat dan hadiah berupa alat tulis lengkap, uang jajan, dan piala.

" Aih Nil, tenang dong... Jangan gelisah gitu."

" Gue gak bisa Syah, gue rasa gue gak juara kali ini sya."

" Hus, gak boleh bicara sembarangan."

" Tapi gue gak bisa tenang girls..."

" Sekarang tarik nafas dulu lah, habis it-"

" Sttt, diam! Guru-guru udah baris di depan."

Aisyah mengatupkan bibirnya. Dia mengomel dalam hati dan mendoakan semoga Alvian jomblo seumur hidupnya! Berani-beraninya dia menegur Aisyah Veranda.

" Gue gak mau sekelas lagi sama Alvian!"

Keana yang berbaris dibelakang Aisyah tertawa kecil.
" Awas jodoh Lo ntar!"

Asiyah memutar kepalanya. Matanya membulat tajam memandang keana.
" O,gah!"

" Aisyah Veranda! Baris yang benar kamu!"

Asiyah mendesis kesal pada Alvian. Sedangkan keana dan yang lain asik tertawa dan mengejek Aisyah.

" Nillll, gue di musuhi anak sekelas Nil..."

Nila memandang Aisyah sekilas. Dia hanya tersenyum kecil tak membuka suara. Membuat Aisyah jadi semakin kesal.

" Gue gak mau sekelas sama Lo semua lagi!"

" Bicara sekali lagi, kamu baris disamping aku!"

Aisyah mendelik kesal, bibirnya mendesis mengumpati Alvian dan teman-teman sekelasnya yang kompak tertawa menggoda dirinya.
Sampai akhirnya dia dapat bernafas lega saat guru BP maju membuka acara...

" ASSALAMUALAIKUM ANAK-ANAK SEMUANYA..."

" WA'ALAIKUMUSSALAM PAK..."

" HARI INI KITA AKAN UMUMKAN JUARA-JUARA DARI TIAP KELAS. UNTUK ITU, KEPADA BAPAK DAN IBU WALI KELAS AGAR MULAI BERURUTAN MENGUMUMKAN PARA JUARA KELAS. DIMULAI DARI KELAS SEPULUH LALU BERURUTAN HINGGA KELAS DUA BELAS. KEPADA IBU WALI KELAS SEPULUH-1 SAYA PERSILAHKAN..."

Wali kelas sepuluh-1 dan sepuluh-2 sudah selesai mengumumkan para Juara. Kini giliran kelas sepuluh-3 yang akan diumumkan.

" BAIK, SAYA AKAN MENGUMUMKAN JUARA KELAS DARI SEPULUH-3..."

Nila meremas kedua tangannya. Jantungnya kian berdegup kencang.
Sampai setelah pengumuman selesai, jantungnya mulai berdetak lemah dengan air mata yang meluruh.

" JUARA 1: BIAN ANGGANA, JUARA 2: ALIFA DEANDRA, DAN JUARA 3: TAMA IBRAHIM."

Nila meremas tangannya erat. Air matanya terus menetes. Aisyah dan keana langsung mengelus kepala nila.

" Bawa nila ke kelas."

Aisyah dan keana melirik Rian.
" Gak bisa lah ri, nanti kelihatan."

Rian memperhatikan sekitarnya. Mencari jalan pintas yang aman. Sampai akhirnya dia melihat ada seseorang yang jatuh pingsan dari kelas sepuluh-2.

" Sekarang syah!"

Asiyah yang paham langsung menarik nila kekelas. Fokus para guru-guru jatuh pada murid yang pingsan.

Sampai dikelas, nila menunduk dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Air matanya terus mengalir deras. Bahkan sampai semua murid masuk ke kelas masing-masing, air matanya tetap tak mau berhenti.

Rian mendesah lelah melihat nila yang tak berhenti menangis. Dia sangat khawatir, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.

Hari itu, seisi kelas tak ada yang berbicara pada nila. Mereka semua diam memandang pilu nila yang terus menangis.

______________________________________

" Nila gilaaaa, Lo di sepuluh-1 nillll..."

" Hah? Beneran Syah? Mana-mana?"

Nila memekik kencang melihat namanya ada diurutan 38 dari 50 siswa kelas sepuluh-1.

" Ahhhh, gue dikelas sepuluh-1... Aaaaaaa syahhh, yeyyyy..."

Aisyah dan nila melompat riang. Nila masih tak menyangka dia dapat masuk dikelas itu.

" Tapi Lo sekelas sama juara-juara kelas Nil. Lo yakin?"

Nila tersenyum masam.
" Jadi lebih susah deh gue dapat juaranya."

Aisyah menggeleng.
" Enggak, Enggak gitu nil. Justru ini tuh kesempatan bagus. Lo harus buktiin Lo bisa!"

" Tapi-"

" Siapa tau juara dari kelas lain bodoh-bodoh?"

Nila tertawa geli.
" Ah udah, ke kelas yuk."

" Eh Iyah nil,"

" Hmmm."

" Lo gak sekelas sama Rian lagi."

Nila tersentak kecil.
" Ha? Ehm, ohhhh..."

Asiyah tersenyum kecil.
" Semoga Lo bisa move-on beneran."

Nila tersenyum masam. Dia tak menggubris Aisyah yang mulai berceloteh heboh.

" Semoga Syah."





______________________________________

Aku mau ngasih tau satu hal.

Jadi, part-nya Dino sama nila itu gak akan banyak guys, cuma seling-selingan aja yah....

Dan untuk keabsurdtan yang terjadi, semoga kalian maklum,wkwkw.






' MANTAN JADI SUAMI 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang